Fakta & Alasan Disetopnya Uji Vaksin Covid Sinovac di Brasil

Roy Franedya, CNBC Indonesia
10 November 2020 15:32
Vaksin China SinoVac
Foto: AP/Ng Han Guan

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Kesehatan Brasil, Anvisa memutuskan untuk menghentikan sementara uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech. Penangguhan ini ternyata dilakukan sejak 29 Oktober 2020.

Anvisa mengungkapkan alasan penangguhan uji vaksin Sinovac karena ada insiden merugikan yang serius. Sayang Anvisa tidak memberikan perincian tentang insiden merugikan itu.

Anvisa beralasan tak bisa memberikan detilnya karena adanya peraturan privasi, tetapi insiden tersebut termasuk kematian, efek samping yang berpotensi fatal, cacat serius, rawat inap, cacat lahir, dan "peristiwa siginifikan secara klinis" lainnya, seperti dikutip dari AFP, Senin (10/11/2020).

Selang beberapa jam setelah pengumuman ini, Instituto Butantan Sao Paulo, yang bermitra dengan Sinovac untuk memproduksi vaksin CoronaVac mengadakan konferensi pers. Mereka mengaku terkejut dengan keputusan tersebut.

Direktur Instituto Butantan Sao Paulo Dimas Covas menduga penangguhan ini dikarenakan ada salah satu relawan yang meninggal tetapi "kematian itu tidak terkait dengan vaksin" sehingga ia heran atas keputusan Badan Kesehatan Brasil.

"Ada lebih dari 10.000 relawan [vaksin] saat ini, kematian dapat terjadi ... Ini adalah kematian yang tidak ada hubungannya dengan vaksin dan karena itu bukan saatnya untuk menghentikan uji coba," kata Dimas Covas, seperti dikutip dari Reuters.

Kasus relawan vaksin Covid-19 Brasil meninggal bukan kali ini saja. Pada Akhir Oktober 2020, seorang relawan vaksin AstraZeneca dikabarkan meninggal dunia. relawan adalah seorang dokter yang menangani Covid-19. Setelah diselidiki ternyata ia tak mendapatkan vaksin tetapi plasebo.

Kasus ini tak membuat uji klinis vaksin AstraZeneca di Brasil dihentikan, uji klinis dilanjutkan. "Setelah penilaian yang cermat atas kasus di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis," ujar Universitas Oxford yang bekerja sama bikin vaksin dengan AstraZeneca.

"Tinjauan independen di samping regulator Brasil telah merekomendasikan agar uji coba tersebut dilanjutkan."

HALAMAN SELANJUTNYA >> Penghentian Uji Klinis Vaksin Sinovac Politis?

Rencana penggunaan vaksin Sinovac untuk melawan Covid-19 di Brasil sebenarnya menjadi perdebatan ditingkat elit politik. Pada 21 Oktober 2020, Menteri Kesehatan Brasil Eduardo Pazuella setelah bertemu dengan Gubernur Sao Paulo Joao Doria mengumumkan rencana pembelian 46 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac.

Sehari setelahnya Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengumumkan Brasil tidak akan membeli vaksin Covid-19 China. Ia menyatakan orang-orang Brasil tidak akan menjadi kelinci percobaan siapapun.

"Keputusan saya adalah tidak membeli vaksin semacam itu (buatan China)," tulis melalui akun Twitter Pribadinya.

Jair Bolsonaro merupakan salah satu pemimpin dunia yang dekat dengan Presiden AS Donald Trump. Ia bahkan dijuluki sebagai Trump Tropis karena sering melontarkan pernyataan-pernyataan kontroversial seperti Trump.

Beberapa bulan terakhir, Jair Bolsonaro sering mengkritik soal meningkatkan investasi dan pengaruh China di Brasil. Vaksin Covid-19 pun dianggap sebagai cara untuk meningkatkan pengaruh.

Dalam penanganan Covid-19 Jair Bolsonaro juga berselisih dengan Joao Doria. Jair Bolsonaro berselisih dengan Joao Doria mulai dari isolasi mandiri hingga vaksinasi. Intinya, Jair Bolsonaro tak menganggap serius Covid-19, sementara Joao Doria menanggapi Covid-19 dengan serius.

Bahkan Joao Doria mendorong penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac di Sao Paulo. "Banyak keputusan dari Tuan Joao Doria tidak cocok dengan keputusan yang ingin saya ambil jika pengadilan tidak menghentikan saya," kata Bolsonaro.

Selain Brasil, uji klinis vaksin Sinovac juga dilakukan di China dan Indonesia. Untuk uji klinis di Indonesia, Sinovac menggandeng Bio Farma dan uji klinis sudah dilakukan sejak Juli 2020. Ditargetkan uji klinis di Indonesia akan diketahui hasilnya pada awal 2021.

Hingga kini uji klinis berjalan lancar dengan melibatkan 1.600-an relawan. Belum ada laporan efek samping berbahaya dari vaksin Sinovac.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan sejauh ini laporan yang diterima oleh Bio Farma bahwa insiden yang terjadi dalam uji klinis yang dilakukan Anvisa ini tidak berkaitan dengan efek dari vaksin yang sedang diuji ini.

"Untuk yang Brasil kita tunggu aja hasil investigasi Anvisa, info sementara itu gak ada hubungannya dengan efek dari vaksin," kata Honesti kepada CNBC Indonesia, Selasa (10/11/2020).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular