Benarkah RI Terlalu Buru-buru Vaksinasi Covid-19?

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
03 November 2020 18:18
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uji vaksin Sinovac di Indonesia telah memasuki uji klinis fase 3 dan kabar baiknya tidak ada efek negatif pada relawan yang disuntikkan.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengatakan sebelum dilakukan rangkaian uji klinis, vaksin ini telah melewati uji coba pra klinis pada tumbuhan dan hewan dan dinyatakan aman. Dia pun tidak setuju jika uji coba vaksin Covid-19 dikatakan terburu-buru, karena semua dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan sejak awal.

"Menurut saya biasa saja (tidak terburu-buru), saya sesuai jadwal yang sejak semula direncanakan. Saya bekerja dari 1.600 suntikan pertama hingga kedua, nanti kan diikuti selama 6 bulan, laporan pertama bulan Januari selesainya Maret. Kalau Indonesia mau beli vaksin dari luar silahkan, tapi vaksin kita belum bisa dipakai," kata Kusnandi, Selasa (03/11/2020).

Dia mengatakan setiap vaksin memiliki efek samping pada sebagian orang, dan sudah diperhitungkan. Biasanya efek samping yang timbul seperti gatal-gatal, ataupun merah-merah. Kebanyakan juga yang membuat alergi adalah salah satu campuran dari vaksin itu sendiri.

"Itu hal biasa, kita sudah melakukan imunisasi banyak di Indonesia, kemungkinan reaksi berat dari 1 juta hanya 0,1 hingga 1. Bisa saja ada, memang ada perhitungannya, kalau habis imunisasi 30 menit jangan pulang dulu untuk melihat reaksinya," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberikan penekanan perihal krusialnya vaksin dan vaksinasi Covid-19. Kepala negara mengingatkan agar pengadaan dan pelaksanaan vaksinasi betul-betul dipastikan keamanan dan kefektifannya.

"Vaksinasi tidak hanya berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia, tetapi tidak hanya urusan kesehatan, tapi menyangkut ekonomi sehingga ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan untuk menjadi perhatian," katanya.

"Keamanan artinya kalau disuntik betul-betul melalui sebuah tahapan-tahapan, uji klinis yang benar. Karena kalau tidak, ada satu saja yang masalah, nanti bisa menjadikan ketidakpercayaan masyarakat akan upaya vaksinasi ini," ujar Jokowi.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular