Kabar Gembira dari Bandung Soal Uji Vaksin Covid-19 Sinovac

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
03 November 2020 16:32
Dokter memperagakan proses vaksinasi saat simulasi pemberian vaksin di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Pemerintah Kota Depok akan menggelar simulasi pemberian vaksin corona. Pemberian vaksin idealnya sebanyak 60 persen dari jumlah penduduk Kota Depok. Adapun yang hadir bukanlah warga sungguhan yang hendak divaksin. Hanya perwakilan dari Pemkot Depok saja. Terdapat sejumlah tahapan alur yang akan diterapkan Pemerintah Kota Depok dalam pemberian vaksin. Orang yang masuk dalam kriteria mendapat vaksin akan diundang untuk datang ke puskesmas. Nantinya mereka duduk di ruang tunggu dengan penerapan protokol kesehatan. Mereka kemudian menunggu giliran dipanggil petugas. Setelah itu masuk ke ruangan untuk disuntik vaksin. Orang yang telah divaksin akan diregistrasi petugas guna memantau perkembangannya secara berkala.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Uji coba vaksin Sinovac yang dilakukan di Bandung, Jawa Barat, masih berlangsung dan telah banyak yang mendapatkan suntikan kedua. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengatakan sepanjang dilakukan uji coba tahap 3 tidak ditemukan hal-hal yang menakutkan atau membahayakan.

"Kami sudah melakukan penyuntikan 1.590 sekian untuk suntikan kedua. Tidak kami temukan hal-hal menakutkan, paling panas dan demam dalam 2 hari hilang," kata Kusnandi, Selasa (03/11/2020).

Dia mengakui ada yang mengundurkan diri karena beberapa alasan, seperti pindah kerja ataupun sakit. Namun tidak ada yang mengundurkan diri karena efek negatif dari vaksin.

"Saya pikir sampai saat ini keamanannya bisa dipertanggungjawabkan," kata dia.

Kusnandi mengatakan untuk vaksin Sinovac, uji klinis fase 1-2 sudah dilakukan di China, barulah uji klinis fase 3 dilakukan di negara lain. Vaksin ini menurutnya menjadi harapan masyarakat nantinya untuk mencegah penyakit akibat virus Covid-19.

"Sebelum uji fase satu sudah pre clinical trial, diuji pada tumbuhan, itu tidak rusak, kemudian disuntikkan pada tikus dan monyet, dan tidak ada perubahan yang signifikan pada organnya, pada hati, limpa, paru-paru, pada usus," jelas Kusnandi.

Dilihat imunogenitas dan efikasi-nya, fase 1-2 tidak ada dampak yang merugikan, hasil yang didapatkan baik dosis rendah miliki hasil yang baik.

"Kami menggunakan dosis rendah dengan harapan baik hasilnya, kita tidak perlu takut karena kita sudah melakukan imunisasi sejak dulu," katanya.

Kusnandi menegaskan, pengaturan waktu imunisasi tetap diatur oleh Kementerian Kesehatan. Dia mengatakan uji klinis untuk vaksin Covid-19 cenderung lebih aman dibandingkan vaksin lainnya, seperti tetanus atau difteri.

"Saya melaporkan hasil uji klinis ini kalau hasilnya baik saya bilang baik, kalau tidak baik ya saya bilang tidak baik, nanti kan dibandingkan dengan uji klinis negara lain," kata dia.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/roy) Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular