Berikan Vaksin Corona ke Warga, China Mulai Vaksinasi Massal?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 October 2020 19:56
FILE - In this Monday, March 16, 2020 file photo, a patient receives a shot in the first-stage study of a potential vaccine for COVID-19, the disease caused by the new coronavirus, at the Kaiser Permanente Washington Health Research Institute in Seattle. On Friday, March 20, 2020, The Associated Press reported on stories circulating online incorrectly asserting that the first person to receive the experimental vaccine is a crisis actor. All participants who volunteered for the test were screened and had to meet a set list of criteria. They were not hired as actors to simulate a role. (AP Photo/Ted S. Warren)
Foto: Ilustrasi vaksinasi (AP/Ted S. Warren)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kota Shaoxing di provinsi Zhejiang China akan menawarkan vaksinĀ corona eksperimental kepada warganya. Penyuntikan ini dilakukan setelah China memperluas izin penggunaan darurat vaksin ke kelompok non-prioritas.

Penduduk berusia 18-59 tahun di kota Shaoxing yang masuk dalam kelompok non-prioritas, dapat mendaftar secara online untuk imunisasi, ujar komisi kesehatan kota Shaoxing pada Selasa (20/10/2020) di akun WeChat-nya, melansir dari Reuters, Rabu (21/10/2020).

Tak disebutkan vaksin eksperimental apa yang akan akan disuntikkan ke warga. Tidak disebutkan juga kapan imunisasi akan dimulai atau berapa banyak dosis vaksin yang akan disuntikkan.

Namun warga yang ingin diimunisasi harus mencantumkan alasan ingin disuntik vaksin Covid-19. Warga juga dikenakan biaya 400 yuan atau setara US$60 untuk dua kali suntik, dengan biaya tambahan sebesar 28 yuan per suntik.

Kota lain yang menawarkan vaksin eksperimental ke warganya adalah Kota Jiaxing, yang berada di selatan Kota Shanghai. Otoritas Kesehatan kota ini menawarkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech.

Kelompok berisiko tinggi, termasuk orang-orang yang "bertanggung jawab atas operasi dasar kota" akan menjadi prioritas, tetapi penduduk yang memiliki kebutuhan darurat juga dapat mendaftar.

Warga bisa mendapatkan vaksin ini dengan terlebih dahulu berkonsultasi ke klinik kesehatan. Warga dikenakan biaya US$59 untuk dua kali suntik dengan jarak waktu 28 hari seperti dikutip dari AFP.

China National Biotech Group (CNBG), perusahaan vaksin China lainnya, menawarkan vaksinnya secara gratis kepada siswa yang belajar di luar negeri. Lebih dari 168.000 orang mendaftar untuk menerima vaksin melalui survei online dan lebih dari 91.000 sedang dipertimbangkan, tulis CNBG di situsnya. Informasi itu telah dihapus pada hari Selasa pekan lalu.

China sendiri telah menyuntikkan vaksin kepada ribuan warganya dengan menggunakan izin penggunaan darurat. Petugas kesehatan, diplomat hingga militer telah mendapatkan vaksin.

Vaksin CNBG sendiri telah diberikan kepada 350.000 orang di luar uji klinis. Vaksin ini diberikan pada pekerja medis dan karyawan perusahaan China yang dikirim ke luar negeri di bawah otorisasi darurat.

"Saat ini, tampaknya pelajar China yang pergi ke luar negeri memiliki keinginan kuat untuk mengambil vaksin," kata seorang karyawan CNBG seperti dikutip oleh surat kabar milik negara, The Paper, berdasarkan hasil survei pada bulan September.

Saat ini ada empat vaksin Covid-19 milik China yang sudah masuk uji klinis tahap akhir. Vaksin ini dikembangkan oleh Sinovac, CanSino dan dua vaksin dikembangkan Sinopharm, anak usaha CNBG.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/miq) Next Article Wamenkes: Anak Bisa Jadi Carrier Covid di Sekolah & di Rumah

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular