
RI Amankan 213 Juta Vaksin Covid-19, Jarum Suntik Aman?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus mengusahakan pengadaan vaksin Covid-19 agar penduduk Indonesia pada 2021 mendatang bisa segera melakukan imunisasi massal Covid-19 dan terbebas dari pandemi ini. Ditargetkan tahun depan dibutuhkan 350 juta dosis vaksin untuk 170 juta atau 70% penduduk untuk bisa mencapai herd immunity (imunitas kelompok).
Hingga saat ini Indonesia telah mengamankan 213,1 jutaan dosis vaksin Covid-19 dari para produsen vaksin dunia.
Dari tiga produsen vaksin China, Indonesia sudah mendapatkan komitmen 18,1 juta dosis vaksin tahun ini. Rinciannya: Cansino 100 ribu dosis vaksin (single dose), G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) dan Sinovac 3 juta dosis vaksin.
Sinovac juga menyanggupi pengiriman 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk, seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kamis (15/10/2020).
Untuk tahun depan sudah diamankan 195 juta dosis vaksin, Sinopharm 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.
Dari kunjungan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir ke Inggris, Indonesia juga berhasil mengamankan 100 juta dosis vaksin dari AstraZeneca. Vaksin akan datang pada semester I-2021 secara bertahap.
Hal yang perlu juga diperhatikan oleh pemerintah selain ketersediaan vaksin adalah penyediaan jarum suntik di dalam negeri mengingat kebutuhan di tahun depan akan sangat tinggi.
Di Amerika Serikat, diperkirakan krisis jarum suntik akan terjadi pada 2021 nanti saat gelombang kedua dan ketiga vaksinasi. Belum lagi, karena terjadinya peningkatan kapasitas produksi dan mulai dipasarkannya vaksin yang paling lambat musim dingin 2020 ini maka akan terjadi gangguan rantai pasokan.
Perlu dicatat bahwa pada Mei lalu whistleblower dan mantan direktur Biomedical Advanced Research and Development Authority (Barda) Rick Brighttelah menyebutkan bahwa stok nasional untuk jarum suntik Amerika hanya mencapai 15 juta.
Lima perusahaan produsen jarum suntik di negara yang dipimpin Donald Trump ini bisa memproduksi 663 juta jarum suntik per tahun. Namun semua hasil produksi tersebut telah dialokasikan untuk program vaksinasi lainnya seperti imunisasi flu.
Diperkirakan Amerika membutuhkan tambahan 850 juta jarum suntik untuk melakukan imunisasi massal untuk Covid-19.
Lalu bagaimana pasokan jarum suntik di dalam negeri untuk proses vaksinasi tahun depan?Diperkirakan jumlah jarum suntik yang harus dipenuhi untuk vaksinasi ini sama dengan jumlah vaksin yang akan disuntikkan kepada penduduk di tahun depan. Untuk pemenuhannya sendiri akan melibatkan perusahaan BUMN maupun swasta.
PT Indofarma Tbk (INAF) sebagai salah satu produsen jarum suntik dalam negeri saat ini memiliki kapasitas produksi hingga 350 juta jarum suntik/tahun.
"Kami sedang masih on schedule, on progress bulan depan rilis registrasinya. Kapasitas akan ditingkatkan jika memang disesuaikan dengan kemungkinan yang ada," kata Arie Genipa, Corporate Secretary Indofarma dalam acara diskusi secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Masih dari perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/RNI yang memproduksi jarum suntik melalui anak usahanya PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB) saat ini memiliki kapasitas produksi sebanyak 120 juta per tahun.
DIrektur Utama RNI Eko Taufik mengatakan untuk memenuhi kebutuhan yang akan tinggi tahun depan, perusahaan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 150 juta pcs.
"Sebagai gambaran, PT MRB mempunyai kemampuan produksi 120 juta pcs/tahun, adapun sampai dengan akhir Desember 2020 ini PT MRB sudah siap memproduksi kurang lebih 80 juta pcs alat suntik.Guna memenuhi proyeksi peningkatan permintaan di tahun 2021, MRB berencana melakukan peningkatan kapasitas produksi," kata Eko kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/10/2020).
Produsen jarum suntik dari perusahaan swasta yakni PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) yang memasok produk alat suntik ADS milik PT Oneject Indonesia (Oneject) yang merupakan sister company perusahaan.
Perusahaan saat ini memiliki kapasitas produksi mencapai 300 juta/tahun yang berlokasi di Bogor. Pada Oktober tahun lalu, mulai dibangun pabrik kedua untuk menambah kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru di Cikarang Bekasi dengan kapasitas 900 juta sehingga total kapasitas menjadi 1,2 miliar jarum suntik safety needle per tahun.
"Ekspansi ini awalnya dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya penggunaan alat suntik aman pasca kebijakan WHO. Namun dengan adanya pandemik Covid di awal tahun 2020, dan dimulainya distribusi vaksin Covid dalam waktu dekat, Oneject akan melakukan percepatan untuk mengantisipasi kebutuhan alat suntik dari vaksin Covid," kata Pratoto Raharjo, Direktur perusahaan dalam keterangan persnya, dikutip Kamis (15/10/2020).
Beberapa waktu lalu perusahaan juga baru saja melakukan pengiriman jarum suntik Imunisasi Auto Disable Syringe (ADS) 0,5 ml dan 0,05 ml ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pada tahap ini dilakukan pengiriman sebanyak 30 Juta piece untuk ADS 0,5 ml dan 5 juta pieces untuk ADS 0,05 ml.
Pengiriman tersebut tersebut merupakan realisasi dari kontrak yang diperoleh perseroan pada kuartal III lalu dimana perusahaan selalu memasok kebutuhan jarum suntik untuk program imunisasi setiap tahunnya.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah RI Terlalu Buru-buru Vaksinasi Covid-19?