Dihajar Trump Luar Dalam, Huawei Fokus Bertahan Hidup

Roy Franedya, CNBC Indonesia
24 September 2020 18:01
The company logo is seen at the office of Huawei in Beijing, December 6, 2018.  REUTERS/Thomas Peter
Foto: Logo perusahaan di kantor Huawei di Beijing, 6 Desember 2018. REUTERS / Thomas Peter

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen Huawei Technologies mengungkapkan saat ini perusahaan dalam mode bertahan hidup setelah diserang terus menerus diserang pemerintahan Donald Trump yang mengancam ancam perusahaan ke teknologi utama.

"Huawei berada dalam situasi yang sulit akhir-akhir ini. Agresi tanpa henti dari pemerintah AS telah membuat kami berada di bawah tekanan yang signifikan," ujar Rotating Chief Executive Guo Ping seperti dikutip dari CNN International, Kamis (24/9/2020).

"Saat ini, bertahan hidup adalah tujuan kami," ungkap Guo Ping.

Amerika Serikat (AS) memang telah meningkatkan tekanannya pada Huawei dengan mengeluarkan sanksi baru pada Mei dan Agustus lalu yang membuat akses ke perusahaan chip untuk dapat memproduksi smartphone, peralatan jaringan 5G dan produk lainnya semakin sulit.

Perusahaan semikonduktor yang menggunakan software dan teknologi AS untuk merancang dan memproduksi chip tidak dapat lagi menjual ke Huawei tanpa linsensi khusus dari Departemen Perdagangan AS.

Kebijakan ini dibuat karena Pemerintahan Trump menuding Huawei menimbulkan risiko keamanan nasional, menuduh pemerintah China dapat menggunakan peralatan Huawei untuk memata-matai (spionase). Huawei telah berulang kali membantah tundingan tersebut.

Bagi banyak analis sanksi terbaru dari AS telah melumpuhkan rantai pasok atau supply chain Huawei, ini ibarat 'pukulan mematikan' dan 'hukuman mati' bagi perusahaan.

"Amerika Serikat terus-menerus menyerang kami dan [pembatasan terbaru] menjadi tantangan besar bagi operasi kami," kata Guo kepada wartawan.

Setelah sanksi ini dijatuhkan pada bulan Mei 2020, Huawei harus menghadapi ancaman boikot produknya. Pada Juli Inggris memutuskan untuk melarang Huawei berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur 5G, membatalkan keputusan pada awal tahun yang mengizinkan berpartisipasi terbatas.

Amerika Serikat juga aktif mendekati para sekutunya untuk tak menggunakan produk Huawei. Saat ini tinggal Kanada, anggota kerja sama intelijen bernama Five Eyes, yang belum mengeluarkan kebijakan soal penggunaan produk 5G Huawei. Australia, Selandia Baru, Inggris sudah mengeluarkan larangan.

[Gambas:Video CNBC]




(roy/sef) Next Article AS 'Tindas' Huawei, Oppo Bakal Rajai Pasar Chip Ponsel Dunia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular