
AS 'Tindas' Huawei, Oppo Bakal Rajai Pasar Chip Ponsel Dunia?
Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
28 May 2020 11:06

Taipei, CNBC Indonesia - Langkah tegas pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap raksasa teknologi Huawei Technologies berimbas kepada dinamika industri teknologi tinggi di Negeri Tirai Bambu. Menurut laporan Nikkei Asian Review yang dipublikasikan pada Rabu (27/5/2020), kompetitor Huawei, yaitu Oppo, mulai mengakselerasi pengembangan chip secara mandiri.
Sejatinya, upaya ini telah dimulai sejak tahun lalu saat Negeri Paman Sam mulai menekan perusahaan-perusahaan teknologi China seperti Huawei. Apalagi, manfaat dari pengembangan itu tidaklah sedikit, yaitu dapat membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada pemasok asal AS sekaligus bersaing di pasar mancanegara.
Namun, langkah AS yang memblokir pengiriman semikonduktor dari pembuat chip global ke Huawei, Jumat (15/5/2020), 'memaksa' Oppo mempercepat proyek tersebut. Meskipun harus disadari bahwa upaya ini tidak akan murah dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil.
Nikkei Asian Review menulis, sebagai bagian dari strategi ini, Oppo telah merekrut beberapa eksekutif dari perusahaan chip terkemuka asal Taiwan, MediaTek. Banyak insinyur dari UNISOC, pengembang chip ponsel terbesar kedua di China, juga direkrut. Tujuannya adalah memperkuat unit desain chip OPPO di Shanghai.
Salah satu sosok yang tidak asing lagi adalah Jeffery Ju. Ia merupakan mantan Co-Chief Operating Officer MediaTek yang juga eks eksekutif Xiaomi. Jeffery bertindak sebagai konsultan dalam proyek ini. Sejumlah eksekutif lain dari MediaTek diklaim juga akan bergabung dengan Oppo dalam satu hingga dua bulan ke depan. Oppo juga membidik talenta-talenta andal milik Qualcomm hingga HiSilicon, unit desain chip Huawei.
"Oppo secara agresif telah merekrut talenta-talenta berbakat dalam bidang chip karena mereka (Oppo) menyadari memiliki kemampuan desain chip akan memberikan kontrol lebih besar atas rantai pasokannya," ujar seorang sumber.
"Mengembangkan chip, bagaimanapun, bisa berarti 'membakar banyak uang' dan meski mereka menggaet sekelompok profesional yang berpengalaman, pengembangannya membutuhkan waktu bertahun-tahun."
Kepada Nikkei, Oppo mengatakan, "Sudah memiliki kemampuan terkait chip" dan "investasi R&D apapun adalah untuk memperkuat daya saing produk dan pengalaman pengguna". Kendati begitu, Oppo tidak menjawab pertanyaan perihal karyawan-karyawan baru tersebut.
MediaTek juga menolak berkomentar. Pun Jeffery Ju yang tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Huawei mendirikan unit desain chip, HiSilicon sejak lebih dari 10 tahun lalu. HiSilicon lantas tumbuh menjadi pengembang chip terbesar di China.
Sebaliknya, Oppo belum memiliki unit desain chip yang kompetitif sehingga sangat bergantung pada pemasok AS untuk chip prosesor seluler dan modem 5G yang digunakan dalam smartphone Oppo. Seri terbaru yang dirilis Maret, yaitu Oppo Find X2 menggunakan chip ponsel Snapdragon 5G Qualcomm, sedangkan Oppo Reno yang dirilis awal tahun ini menggunakan chip buatan MediaTek.
Xiaomi, pesaing Oppo, membentuk unit chip pada 2014. Namun, Xiaomi masih mengandalkan Qualcomm dan MediaTek untuk chip smartphone mereka.

Upaya Oppo mengembangkan chip secara mandiri adalah bagian dari kampanye "de-Americanization" yang lebih besar yang dilakukan perusahaan-perusahaan China saat ketegangan antara AS dengan China meningkat. Akan tetapi, ada manfaat lain, yaitu bisa memberikan keunggulan di pasar luar negeri.
Di Eropa, pengiriman ponsel Oppo tumbuh lebih dari 1.000%, meskipun pengiriman global turun 1,2% menjadi 22,7 juta unit. Demikian data IDC yang dikutip Nikkei Asian Review. Pada saat yang sama, Oppo juga terus memperkuat kolaborasi dengan operator-operator Eropa seperti Vodafone, Orange, dan Telefonica, demi menggenjot penjualan di Eropa.
Analis teknologi IDC Joey Yen mengungkapkan tindakan keras AS terhadap Huawei pasti akan memengaruhi permintaan dan penawaran smartphone secara keseluruhan. Tidak hanya itu, lanskap persaingan dapat berubah.
"Huawei akan terus bertahan setidaknya di China. Sementara Oppo, Vivo, dan Xiaomi akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berekspansi secara global," kata Yen.
(miq/roy) Next Article Oppo Akan Kembangkan Chip Smartphone Sendiri
Sejatinya, upaya ini telah dimulai sejak tahun lalu saat Negeri Paman Sam mulai menekan perusahaan-perusahaan teknologi China seperti Huawei. Apalagi, manfaat dari pengembangan itu tidaklah sedikit, yaitu dapat membantu perusahaan mengurangi ketergantungan pada pemasok asal AS sekaligus bersaing di pasar mancanegara.
Namun, langkah AS yang memblokir pengiriman semikonduktor dari pembuat chip global ke Huawei, Jumat (15/5/2020), 'memaksa' Oppo mempercepat proyek tersebut. Meskipun harus disadari bahwa upaya ini tidak akan murah dan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk membuahkan hasil.
Salah satu sosok yang tidak asing lagi adalah Jeffery Ju. Ia merupakan mantan Co-Chief Operating Officer MediaTek yang juga eks eksekutif Xiaomi. Jeffery bertindak sebagai konsultan dalam proyek ini. Sejumlah eksekutif lain dari MediaTek diklaim juga akan bergabung dengan Oppo dalam satu hingga dua bulan ke depan. Oppo juga membidik talenta-talenta andal milik Qualcomm hingga HiSilicon, unit desain chip Huawei.
"Oppo secara agresif telah merekrut talenta-talenta berbakat dalam bidang chip karena mereka (Oppo) menyadari memiliki kemampuan desain chip akan memberikan kontrol lebih besar atas rantai pasokannya," ujar seorang sumber.
"Mengembangkan chip, bagaimanapun, bisa berarti 'membakar banyak uang' dan meski mereka menggaet sekelompok profesional yang berpengalaman, pengembangannya membutuhkan waktu bertahun-tahun."
Kepada Nikkei, Oppo mengatakan, "Sudah memiliki kemampuan terkait chip" dan "investasi R&D apapun adalah untuk memperkuat daya saing produk dan pengalaman pengguna". Kendati begitu, Oppo tidak menjawab pertanyaan perihal karyawan-karyawan baru tersebut.
MediaTek juga menolak berkomentar. Pun Jeffery Ju yang tidak bisa dihubungi untuk dimintai konfirmasi.
Huawei mendirikan unit desain chip, HiSilicon sejak lebih dari 10 tahun lalu. HiSilicon lantas tumbuh menjadi pengembang chip terbesar di China.
Sebaliknya, Oppo belum memiliki unit desain chip yang kompetitif sehingga sangat bergantung pada pemasok AS untuk chip prosesor seluler dan modem 5G yang digunakan dalam smartphone Oppo. Seri terbaru yang dirilis Maret, yaitu Oppo Find X2 menggunakan chip ponsel Snapdragon 5G Qualcomm, sedangkan Oppo Reno yang dirilis awal tahun ini menggunakan chip buatan MediaTek.
Xiaomi, pesaing Oppo, membentuk unit chip pada 2014. Namun, Xiaomi masih mengandalkan Qualcomm dan MediaTek untuk chip smartphone mereka.

Upaya Oppo mengembangkan chip secara mandiri adalah bagian dari kampanye "de-Americanization" yang lebih besar yang dilakukan perusahaan-perusahaan China saat ketegangan antara AS dengan China meningkat. Akan tetapi, ada manfaat lain, yaitu bisa memberikan keunggulan di pasar luar negeri.
Di Eropa, pengiriman ponsel Oppo tumbuh lebih dari 1.000%, meskipun pengiriman global turun 1,2% menjadi 22,7 juta unit. Demikian data IDC yang dikutip Nikkei Asian Review. Pada saat yang sama, Oppo juga terus memperkuat kolaborasi dengan operator-operator Eropa seperti Vodafone, Orange, dan Telefonica, demi menggenjot penjualan di Eropa.
Analis teknologi IDC Joey Yen mengungkapkan tindakan keras AS terhadap Huawei pasti akan memengaruhi permintaan dan penawaran smartphone secara keseluruhan. Tidak hanya itu, lanskap persaingan dapat berubah.
"Huawei akan terus bertahan setidaknya di China. Sementara Oppo, Vivo, dan Xiaomi akan memanfaatkan kesempatan ini untuk berekspansi secara global," kata Yen.
(miq/roy) Next Article Oppo Akan Kembangkan Chip Smartphone Sendiri
Most Popular