Duh! Ternyata Informasi Soal Vaksin Corona Masih Sedikit

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
24 August 2020 14:27
Infografis: Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?
Foto: Infografis/Hampir 100 Ribu Kasus, Adakah Vaksin Obat Corona?/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sudah ada 30 kandidat vaksin virus corona yang tengah diuji coba ke manusia sampai 20 Agustus 2020. Namun baru segelintir pengembang vaksin yang merilis laporan uji klinis di jurnal ilmiah internasional.

Ketika laporan hasil uji klinis belum tersedia, berarti tahap uji coba sedang berlangsung. Uji klinis memang membutuhkan waktu lama. Seperti yang diketahui bersama, sebelum masuk ke peredaran, obat atau vaksin harus melalui uji khasiat terlebih dahulu.

Ada tiga tahap uji klinis. Uji klinis tahap I merupakan yang awal dan tahap III merupakan uji klinis pamungkas. Uji klinis yang melibatkan sampel berupa manusia tak bisa dilakukan dengan sembarangan. Tak bisa secara tergesa-gesa karena menyangkut efektivitas dan keamanan dari vaksin itu sendiri.

Mengacu pada data WHO, ada lima perusahaan farmasi global yang ikut serta dalam pengembangan vaksin virus corona yang sudah melaporkan temuan dari evaluasi klinisnya. Mereka adalah AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer dan CanSino Biologics.

Berikut adalah gambaran hasil uji klinis para pengembang vaksin yang telah dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional berdasarkan penelusuran CNBC Indonesia :

AstraZeneca/Universitas Oxford

Pada 23 April -21 Mei 2020 sebanyak 1.077 sukarelawan direkrut untuk mengikuti uji klinis tahap I/II. Kemudian para peserta tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok mendapatkan injeksi intramuskular kandidat vaksin ChAdOx1 nCoV-19 sementara yang lainnya diberikan vaksin konjugat meningococcus.

Hasilnya respons antibodi terhadap virus corona meningkat pada hari ke-28 dan aktivitas antibodi penetral juga teramati tinggi. Meski menimbulkan efek samping seperti demam, nyeri, pusing, sakit kepala hingga lemas, dampak ini dinilai tidak merugikan dan vaksin dapat diuji lebih lanjut.

Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm

Kandidat vaksin yang digunakan oleh Sinopharm merupakan jenis vaksin yang menggunakan virus corona yang diinaktifkan. Uji klinis fase I kandidat vaksin ini dilakukan terhadap 96 peserta sementara uji keduanya melibatkan 224 peserta. 

Pendaftaran uji dilakukan pada 12 April 2020. Analisis interim dilakukan pada 16 Juni 2020 dan diperbarui pada 27 Juli 2020. Dalam laporan sementara dari uji coba fase I dan fase II dari kandidat vaksin ini, efek samping kepada peserta tergolong rendah. Selain itu setelah injeksi imunogenisitasnya naik.

Moderna

Moderna merupakan salah satu perusahaan bioteknologi yang leading dalam pengemabangan vaksin. Hasil uji tahap awal kandidat vaksin milik Moderna yang diberi nama mRNA-1273 tersebut kini sudah memasuki uji klinis tahap akhir.

Berdasarkan data WHO, Moderna juga telah mempublikasikan laporan uji tahap I interimnya. Hasilnya juga menjanjikan. Dari total 45 peserta uji klinis, mRNA-1273 dikabarkan dapat memicu respons kekebalan tubuh para peserta uji.

BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer

Uji klinis yang dilakukan oleh kandidat vaksin perusahaan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah kenamaan Nature. Jumlah peserta uji ada 45 orang. Dalam studi tersebut selain memicu pembentukan antibodi, tetapi juga menimbulkan berbagai efek samping seperti yang pada umumnya dijumpai pasca vaksinasi dan ini dinilai tak berbahaya.

CanSino Biological Inc/Beijing Institute of Biotechnology

Terakhir ada CanSino Biologics yang sempat membuat heboh karena telah mematenkan vaksinnya. Pada uji klinis tahap I sebanyak 195 orang berpartisipasi dalam evaluasi klinis. Kelompok yang divaksinasi melaporkan adanya keluhan umum seperti deman, nyeri otot hingga sakit di sekitar lokasi injeksi.

Namun pada hari ke-14 jumlah antibodi penetral mulai naik dan mencapai puncaknya pada hari ke-28 pasca injeksi. Dengan jumlah relawan yang lebih banyak hingga 603 orang, hasil yang tak jauh berbeda dengan uji tahap awal juga didapatkan.

Dengan begitu sejauh ini kelima kandidat vaksin ini bisa melanjutkan uji klinis fase berikutnya. Uji klinis tahap III ini merupakan uji terakhir dan penentuan. Jumlah sampel yang semakin banyak sehingga membutuhkan waktu yang tak sebentar untuk melaksanakan uji tahap akhir. 

Kita memang harus lebih bersabar dalam menunggu vaksin yang ampuh benar-benar tersedia di pasar. Uji klinis tahap III kandidat vaksin Sinovac yang dilakukan di dalam negeri diperkirakan memakan waktu hingga 6 bulan.

Poin terpenting dalam pengembangan vaksin adalah efektivitas dan keamanan. Oleh karena itu terlalu terburu-buru bukanlah sebuah pilihan dan justru harus dihindari untuk menurunkan risiko baik dari sisi finansial perusahaan maupun risiko kesehatan publik yang mungkin ditimbulkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular