
Wow! WhatsApp Senjata Kim Jong Un Mata-matai PBB

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara melancarkan serangkaian serangan dunia maya (cyberattacks) terhadap anggota dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa awal tahun ini. Sekitar 11 pejabat dari enam anggota Dewan Keamanan (DK) PBB menjadi sasaran serangan siber, yang telah dirancang untuk menggali sebanyak mungkin informasi.
Hal ini dilapor Daily Star, mengutip sebuah rilis yang belum dipublikasikan, Kamis (6/8/2020). Dari sebuah laporan yang disampaikan kepada komite organisasi tentang Korut juga diketahui bahwa Badan Intelijen memimpin aksi peretasan.
"Jebakannya muncul setelah penyerang mengirim pesan ke target mereka melalui Gmail dan WhatsApp, setelah menyamar sebagai orang lain," tulis media itu mengutip laporan PBB yang dikatakan akan dirilis bulan depan dan berisi sanksi ke Korut.
"The Hermit Kingdom (sebutan lain untuk Korut) diyakini telah memperoleh aset online dan virtual, yaitu cryptocurrency, untuk menghasilkan uang selama sanksi (yang diterapkan PBB selama ini)."
"Namun, tidak jelas bagaimana para pemimpin di Pyongyang menghabiskan uang tunai itu ... namun, aliran pendapatan yang diketahui masih dipahami sebagai pengiriman pekerja migran ke Cina dan Rusia."
Selain soal cyberattacks, dalam laporan yang akan dirilis juga terdapat beberapa 'kesalahan' lain yang dilakukan Korut. Salah satunya adalah dugaan bahwa Pemimpin Korut Kim Jong-un telah menggunakan krisis kemanusiaan yang terjadi untuk meningkatkan persenjataan senjata biologisnya.
Korut sebelumnya telah mengumumkan akan mengembangkan vaksin Covid-19. Namun menurut Andrew Weber, mantan asisten menteri pertahanan untuk program pertahanan nuklir, kimia dan biologi AS, negara itu mungkin memiliki tujuan tersembunyi.
"Negara tertutup itu dapat menggunakan aspirasi vaksin yang sah ini sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan bioteknologi mereka," kata Weber yang mengemban jabatannya tersebut selama era pemerintahan Barrack Obama itu.
"Mereka dapat membeli peralatan dari sumber-sumber Barat atau China yang akan diperlukan untuk upaya vaksin mereka, dan kemudian tahun depan mereka dapat berbalik dan menggunakannya untuk memproduksi senjata biologis."
(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pembelot Korut Ini Yakin 99% Kim Jong-un Wafat Pekan Lalu
