Kacau! Hacker Korut Kini Incar Bank, Bobol Mesin ATM

Roy Franedya, CNBC Indonesia
27 August 2020 10:53
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah AS melaporkan adanya peningkatan serangan hacker Korut ke perbankan. Mereka melakukan transfer palsu dan menyebabkan mesin ATM mengeluarkan uang tunai.

Peringatan keamanan siber ini dtuliskan empat lembaga federal AS, termasuk Departemen Keuangan dan FBI. Dalam laporannya mereka menyebut adanya peningkatan peretasan bermotif finansial oleh rezim Korea Utara setelah sebelumnya sempat berhenti.

"Sejak Februari 2020, Korea Utara telah kembali menargetkan bank-bank di banyak negara untuk melakukan transfer uang internasional nan curang dan pembayaran tunai melalui ATM," bunyi peringatan itu, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/8/2020).

Penegak hukum AS memberi judul kampanye peretasan itu sebagai "Fast Cash" dan menuding Biro Umum Pengintaian Korea Utara, sebuah agen mata-mata, sebagai pelakunya. Mereka menggambarkan operasi tersebut telah berlangsung sejak 2016 tetapi belakangan ini semakin canggih dan volume meningkat.

Selama beberapa tahun terakhir, Korea Utara telah disalahkan oleh otoritas AS dan perusahaan keamanan siber sektor swasta karena meretas banyak bank di Asia, Amerika Selatan, dan Afrika.

"Aktor dunia maya Korea Utara telah menunjukkan kemampuannya untuk menyesuaikan taktik mereka dalam mengeksploitasi sektor keuangan serta sektor lainnya melalui operasi dunia maya terlarang," kata Bryan Ware, pejabat senior keamanan siber di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

Pakar keamanan siber dan analis kebijakan luar negeri mengatakan jenis operasi peretasan ini dilakukan untuk membantu mendanai pemerintah Korea Utara, yang kekurangan dana karena sanksi terus-menerus diterapkan padanya oleh AS dan negara-negara barat lainnya.

"Serangan berkelanjutan adalah bukti ketergantungan rezim pada dana itu, bersama dengan bukti kemampuan teknis dan tekad mereka," kata Vikram Thakur, direktur teknis perusahaan keamanan siber AS Symantec.


(roy/sef) Next Article Seram, Hacker Jahat Bisa Ciptakan Kerugian Rp 2.500 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular