
Tak Hanya Lebanon, RI Juga Sempat Mengalami Ledakan Dahsyat

Jakarta, CNBC Indonesia - Ledakan yang terjadi di di pelabuhan Beirut (Port of Beirut), Lebanon pada Selasa (4/8/2020) sore waktu setempat menewaskan 78 orang dan hampir 4.000 orang luka-luka, menurut laporan Reuters.
Kementerian Luar Negeri RI pada Rabu (5/8/2020) pagi mengkonfirmasi adanya seorang WNI yang menjadi korban luka dari ledakan tersebut.
Ledakan itu sendiri merupakan yang paling kuat dalam beberapa tahun terakhir di ibu kota Beirut. Menurut Reuters, ledakan itu berasal dari salah satu gudang yang menyimpan bahan-bahan yang mudah meledak.
Pada saat ledakan terjadi, terlihat kepulan asap hitam dan merah yang mengirimkan gelombang kejut seismic, menghancurkan jendela-jendela, gedung-gedung dan mengguncang ibukota Lebanon dalam waktu singkat.
Presiden Lebanon, Michel Aoun mengatakan bahwa 2.750 ton amonium nitrat, yang digunakan dalam pupuk dan bom, telah disimpan selama enam tahun di gudang pelabuhan tanpa adanya langkah keamanan.
Kejadian serupa Lebanon ternyata pernah dialami oleh warga Jakarta pada tahun 1980-an. Tepatnya pada tahun 1984 lalu, masyarakat Jakarta dikagetkan dengan peristiwa ledakan dari gudang amunisi Korps Marinir di markas Cilandak, Jakarta Selatan.
Sebagaimana dikutip dariĀ DetikNews, kompleks Marinir di markas Cilandak memiliki enam gudang peluru. Di dalamnya ada berbagai jenis bom, peluru, ranjau, granat, termasuk peluru-peluru roket berjarak tembak 15 km.
Pada saat terjadinya ledakan, semua amunisi beterbangan di langit malam, membuat ribuan orang yang bermukim di sana, terutama di daerah Cilandak, Jagakarsa, Lenteng Agung dan sekitarnya, harus langsung mengungsi dan berlindung di tempat yang aman hingga ke Kota Administratif Depok.
Dari ledakan tersebut, ada sebuah roket anti tank sempat menghantam pohon di Gang Haji Ipin, Cilandak, yang memantul menghantam rumah. Seorang kakek, seorang wanita, dan empat anak-anak dan remaja langsung tewas.
Menurut laporan yang diterima di Pusat Komando dan Pengendalian Operasional Polda Metro Jaya, sebuah peluru roket jatuh di Kecamatan Curug, Tangerang, membuat dua orang dikabarkan tewas.
Di RS Pertamina tercatat korban luka-luka dan dua orang mati. Di RSCM 11 luka-luka dan enam meninggal. Salah seorang korban tercatat sebagai staf Sekjen Departemen Pertanian bernama Muchlis Darisan. Muchlis, dan sejumlah karyawan Deptan kala itu akan mengikuti Penataran Informasi Data sampai Rabu di Wisma Tani Pasar Minggu.
Setidaknya dari peristiwa ledakan tersebut ada total 3.714 rumah rusak, 224 orang terluka, dan 17 orang meninggal dunia.
Puluhan tahun kemudian, tepatnya pada 5 Maret 2014, terjadi kembali ledakan di gudang senjata Komando Pasukan Katak, Angkatan Laut yang berlokasi di Pondok Dayung, Jakarta Utara. Namun ledakan saat itu sedahsyat yang terjadi Korps Marinir di markas di Cilandak.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Lebanon, Negeri Kecil Terperosok dalam Tragedi
