Internasional

Ngeri! Ledakan Beirut Bukan Cuma Amonium Nitrat, Ada Roket?

Thea Fathanah Arbar & Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
05 August 2020 16:09
Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)
Foto: Ledakan di Beirut, Libanon. (AP/Hassan Ammar)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang mantan agen intelijen Amerika Serikat (AS) CIA dengan pengalaman luas di Timur Tengah, Robert Baer, menyangsikan sumber ledakan yang terjadi di Beirut Lebanon, Selasa (4/8/2020). Menurutnya ledakan itu tak sekedar amonium nitrat.

Disebutnya ledakan bisa saja dari amunisi dan propelan (bahan bakar atau sumber tenaga suatu mesin roket). Menurutnya ada "senjata" yang terlibat dalam ledakan meski tak menjelaskan milik siapa.

"Itu jelas peledak militer," tegasnya dikutip CNN International, Rabu (5/8/2020).

"Itu bukan 'pupuk' seperti amonium nitrat. Saya yakin hal itu."

Ia pun mengatakan dari pengalamannya, dengan pemerintahan Lebanon yang ia tuding korup, apa saja bisa terjadi di sana. Termasuk seseorang yang menyimpannya di sana.

"Anda melihat bola oranye itu (dari api) dan itu jelas. Seperti saya katakan, ada sebuah peledak militer."

"Saya sudah bekerja di Lebanon bertahun-tahun, tidak ada yang mengakui mereka menyimpan bahan peledak militer di pelabuhan."

Meski begitu belum ada komentar dari pemerintah yang menjawab keraguan ini. Otoritas sebelumnya mengaku ledakan berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang telah enam tahun tersimpan dalam gudang-gudang pelabuhan, tempat ledakan terjadi.

Dari laman Live Science amonium nitrat adalah senyawa kimia yang berbentuk padatan kristal putih dan sangat larut dalam air. Amonium nitrat utamanya kerap digunakan untuk meningkatkan kandungan nitrogen pada pupuk pertanian karena senyawa ini relatif stabil dalam sebagian besar kondisi dan murah untuk diproduksi.

Senyawa ini menjadi bahan kimia alternatif populer ketimbang sumber nitrogen lain yang harganya jauh lebih mahal. Namun, menyimpan amonium nitrat merupakan hal berbahaya, sebab jika bersentuh dengan api atau sumber penyulut lain bisa meledak hebat.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020), merupakan sebuah serangan. Trump menyatakan hal tersebut saat menjawab pertanyaan wartawan.

Presiden kontroversial itu mengutip pernyataan pejabat militer AS yang memberi informasi kepadanya. Namun ia tidak menjelaskan detil soal sang pembisik.

"Ini - menurut mereka, mereka akan tahu lebih baik daripada saya, tetapi mereka tampaknya berpikir itu adalah serangan. Itu semacam bom," katanya kepada wartawan di Gedung Putih.

Dalam kesempatan itu, Trump juga menyampaikan belasungkawa pada para korban dan menawarkan bantuan kepada rakyat Lebanon.

"Insiden itu serangan mengerikan." katanya.

Ledakan dahsyat di Beirut, ibukota Lebanon, terjadi di Pelabuhan Beirut (Port of Beirut) pada pukul 18.02 Selasa waktu setempat. Menurut AFP, lebih dari 100 orang meninggal dalam ledakan itu dan lebih 4.000 orang terluka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Lebanon, Negeri Kecil Terperosok dalam Tragedi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular