
Jadi Hectocorn, Pendapatan Induk TikTok Dari Mana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha TikTok yakni Bytedance saat ini menyandang status sebagai hectacorn atau perusahaan rintisan dengan valuasi mencapai US$ 100 miliar. Bytedance kini jadi startup dengan valuasi paling besar di dunia.
Reuters melaporkan, di awal tahun ini valuasi Bytedance sudah mencapai US$ 140 miliar atau setara dengan Rp 2.030 T (Rp 14.500/US$) ketika salah satu pemegang sahamnya yaitu Cheetah Mobile Inc, menjual sebagian kecil kepemilikannya dalam sebuah penawaran privat.
Bytedance sendiri memiliki beberapa unit usaha utama seperti jasa layanan berita (Toutiao) serta beberapa aplikasi hiburan termasuk Douyin dan yang paling fenomenal sekarang adalah TikTok.
Mengutip data CB Insights, valuasi Toutiao sendiri pada Mei tahun ini sudah mencapai US$ 75 miliar. Sementara untuk aplikasi TikTok saat ini sedang ditawar oleh para investor Bytedance di harga US$ 50 miliar.
Valuasi Bytedance jika melakukan penawaran saham perdana ke publik (IPO) bisa mencapai US$ 180 miliar. Dengan begitu, valuasi Bytedance menjadi yang paling besar jika dibandingkan dengan startup yang lain.
Menggunakan angka perkiraan valuasi Bytedance saat IPO tersebut maka nilai perusahaan ini setara dengan 18 kali valuasi decacorn asal Tanah Air yakni Gojek dan 13x dari valuasi pesaing Gojek yakni Grab. Sungguh sangat fantastis memang.
Sebenarnya dengan harga semahal itu, berapakah pendapatan Bytedance dan dari mana asalnya?
Bloomberg melaporkan pendapatan Bytedance pada 2018 mencapai US$ 7,4 miliar. Pendapatan tersebut tumbuh menjadi dua kali lipat pada tahun lalu menjadi US$ 17 miliar.
Pada kuartal pertama tahun ini Bytedance dilaporkan membukukan pendapatan US$ 5,6 miliar dan menarget total pendapatan mencapai US$ 28 miliar pada 2020. Mayoritas pendapatan Bytedance ini berasal dari iklan dan pembelian melalui aplikasi.
Pertumbuhan pengguna aplikasi yang dimiliki oleh Bytedance memang sangatlah pesat, terutama TikTok. Aplikasi video sharing tersebut telah menjadi salah satu aplikasi paling populer di berbagai media. Kini pengguna aktif harian TikTok sudah mencapai 800 juta, hampir setengah dari Facebook yang mencapai 1,73 miliar.
Dengan laju pertumbuhan yang sangat cepat, valuasi Bytedance dan anak usahanya terus bertumbuh. Jika menggunakan angka valuasi US$ 180 miliar dan dengan asumsi pendapatan sebesar US$ 28 miliar tahun ini maka Bytedance dihargai 6,4x dari pendapatannya.
Bytedance pada 2018 tercatat membukukan laba bersih US$ 3 miliar tahun lalu. Dengan valuasi sekarang dan mempertimbangkan laba bersih yang ada maka startup asal China ini dihargai lebih dari 60x laba bersihnya. Ini hanya hitungan sederhana saja.
Bytedance saat ini disokong oleh berbagai investor yang kebanyakan merupakan private equity seperti KKR, Sequoia, General Atlantic, Hillhouse Capital Group, Coatue, SIG Asia Investment, and Source Code Capital hingga perusahaan investasi milik Masayoshi Son yakni Softbank.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuan.. Tak Bakar Uang, Induk TikTok Cetak Laba Rp 45 T