
Ini Vaksin Corona yang Dikembangkan Kalbe Farma dengan Korsel

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa perusahaan farmasi Tanah Air tak mau ketinggalan untuk berpartisipasi dalam perlombaan pengembangan vaksin penangkal virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang sekarang menjadi pemicu pandemi. Salah satu perusahaan itu adalah PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe).
Kalbe tergabung dalam sebuah konsorsium yang terdiri dari perusahaan farmasi hingga institusi riset asal Korea Selatan untuk mengembangkan suatu jenis vaksin DNA.
Konsorsium itu terdiri dari Genexine, Binex, International Vaccine Institute, Genbio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) and Pohang University of Science & Technology (POSTECH).
Kandidat vaksin yang dikembangkan tersebut diberi nama GX-19. Melalui kolaborasi dengan berbagai anggota konsorsium serta evaluasi cepat dari Kementerian Makanan dan Keamanan Obat, izin uji coba klinis dapat diperoleh hanya dalam tiga bulan.
Saat ini kandidat ini masih berada di tahap I/IIa. Pada tahap awal uji coba dilakukan terhadap 40 peserta (sukarelawan) yang berusia 18-50 tahun dan dinyatakan sehat. Uji tahap awal dilakukan di Korea Selatan mulai dari 17 Juni lalu.
Uji tahap dua rencananya akan dilakukan di paruh kedua tahun ini dengan melibatkan lebih banyak orang hingga 150 peserta. Sehingga secara total ada 190 peserta yang akan dievaluasi pada tahap I/IIa ini. Uji klinis akan dilakukan di negara lain seperti Indonesia.
Mengutip informasi dari situs resmi uji klinis yang ada (https://clinicaltrials.gov/ct2/show/NCT04445389) peserta dalam studi ini akan dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan. Dua kelompok diinjeksikan kandidat vaksin (GX-19) pada dosis tertentu dan satu kelompok placebo.
Pemimpin investigator uji klinis tahap I/IIa ini adalah seorang doktor asal Genexine yang bernama Woo JungWon , Ph.D. Tujuan dari uji klinis tahap awal ini adalah untuk melihat keamanan, toleransi, dan kemampuan untuk memicu timbulnya respon imun setelah diinjeksi kandidat vaksin.
Kandidat GX-19 ini menggunakan platform DNA yang mengkode suatu protein antigen dari virus. Harapannya ketika vaksin DNA tersebut disuntikkan ke orang, maka orang tersebut akan menghasilkan antibodi penetral dari virus yang mampu membuatnya bisa kebal ketika berhadapan lagi dengan patogen ganas itu.
Menurut Woo JungWon, kandidat vaksin ini telah menunjukkan hasil yang positif ketika diuji kepada hewan termasuk primata. "Jika semuanya berjalan sesuai rencana, maka kami akan menyelesaikan seluruh fase uji klinis pada akhir tahun 2021" katanya, sebagaimana dikabarkan Reuters.
Kerja sama antara Kalbe dengan perusahaan dan institusi luar negeri ini merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri.
Jika mengacu pada kalkulasi pemerintah, Indonesia membutuhkan setidaknya 340 juta dosis vaksin untuk diberikan kepada orang-orang yang berisiko.
Skema vaksinasi menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) akan lebih fokus pada orang-orang yang berisiko tinggi seperti pekerja sektor kesehatan, lansia dan usia muda dengan komplikasi penyakit. Apabila semua sudah terpenuhi, barulah target 20% dari total populasi harus terpenuhi.
(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Corona Melayang di Udara, RI Siap 'Geber' Pengembangan Vaksin