
Vaksin Corona Ditemukan, Vaksinasi Dilakukan Akhir Tahun?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan vaksin virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) sedang hangat diperbincangkan oleh khalayak ramai. Kabar terbaru mengatakan seorang ahli dari Universitas Oxford berpendapat vaksin dapat tersedia paling cepat akhir tahun ini.
Mengutip Global News, Dr. Adrian Hill seorang peneliti sekaligus direktur Jenner Institute di Universitas Oxford mengatakan kemungkinan akan ada jutaan dosis vaksin pada September ini.
Pencapaian tersebut dapat diraih berkat kemampuan memproduksi vaksin secara masif untuk skala industri, sehingga kelompok populasi yang berisiko besar di Inggris dapat diimunisasi paling cepat bulan Desember tahun ini menurut Dr. Hill.
Pernyataan Dr. Hill tersebut menyusul keluarnya hasil uji klinis tahap dua uji klinis kandidat vaksin virus corona hasil kerja sama AstraZeneca dan Universitas Oxford yang menjanjikan.
AZD1222 mampu menginduksi pembentukan antibodi pada peserta uji. Tidak hanya itu, kandidat tersebut juga dilaporkan mampu mengaktivasi T-cell sebagai sel kekebalan tubuh untuk menghancurkan sel yang telah terinfeksi virus.
Menurut Dr. Matthew Miller, seorang associate professor di McMaster University's department of biochemistry and biomedical sciences, bukan tidak mungkin untuk mendapatkan jutaan dosis vaksin saat musim gugur ini.
Namun Dr. Miller juga menambahkan bahwa agar vaksin dapat tersedia pada Desember maka uji klinis tahap tiga yang melibatkan ukuran sampel yang besar haruslah berjalan mulus tanpa cacat alias sempurna.
"Dan itu tak pernah terjadi secara sempurna untuk tahap pengujian ini" tambah Dr. Miller sebagaimana diwartakan Global News.
Uji klinis tahap ketiga biasanya mengikutsertakan ribuan orang. Di tahap inilah vaksin dievaluasi bukan lagi soal keamanannya saja tetapi juga kemanjurannya untuk memberikan proteksi dari patogen ganas tersebut.
Uji klinis tahap tiga kandidat vaksin ini dilakukan terhadap 10 ribu orang di Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Uji lainnya direncanakan akan dimulai dalam waktu dekat di AS dengan jumlah peserta mencapai 30 ribu orang.
Uji klinis tahap tiga merupakan fase yang terakhir dan termasuk yang paling susah. Pasalnya jumlah sampel yang besar membutuhkan waktu rekrutmen yang lama. Selain itu, hasil yang baik dan komprehensif harus didapatkan jika ingin disetujui oleh otoritas pengawasan obat dan makanan seperti FDA di AS atau BPOM di RI.
"Apakah ini [vaksin] efektif untuk seluruh populasi atau hanya bekerja pada orang di usia tertentu saja?" kata Miller. "Ini masih menjadi pertanyaan besar yang belum dapat kami jawab sebelum studi selesai" tambahnya.
Menurut Dr. Brian Nixon seorang profesor di University of Waterloo and Canada Research Chair in Fish and Environmental Immunology, uji klinis tahap tiga juga digunakan untuk menentukan apakah ada efek samping dari pemberian vaksin. Jika ada apakah sifatnya parah dan merugikan.
Beberapa dampak dari vaksinasi meliputi demam tinggi yang dapat membuat seseorang harus dirawat di rumah sakit hingga menyebabkan meningitis atau penyakit kawasaki yang dicirikan dengan demam tinggi pada anak usia di bawah lima tahun.
Dixon mengatakan, ketika kandidat vaksin masuk ke uji klinis tahap tiga, jika ada lebih dari 1 orang dari 100.000 orang mengalami efek samping yang parah, kemungkinan besar vaksin tidak akan diloloskan oleh otoritas pengawas obat dan kesehatan.
Vaksin harus benar-benar aman sebelum didistribusikan. Tidak boleh ada galat atau simpangan yang besar karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Apalagi jika kasusnya pandemi seperti sekarang ini yang mengancam nyawa 7,8 miliar orang di dunia.
"Dalam kondisi normal pengembangan vaksin, 90-95% kandidat yang telah melalui ketiga tahapan uji klinis tidak pernah sampai ke pasar karena beberapa hal seperti efek samping yang parah.
Jika mengacu pada hasil uji klinis kandidat vaksin milik Moderna dan AstraZeneca, kedua kandidat tidak menunjukkan ada tanda - tanda efek samping yang membahayakan. Namun efek samping berupa demam tetap menjadi yang paling umum dilaporkan.
Secara umum Dixon mengatakan bahwa perkiraan waktu tersedianya vaksin menurut Hill masih memungkinkan meskipun dirasa sangatlah optimistis. "Saya pikir itu [vaksin] akan tersedia mungkin Maret atau April tahun depan" katanya kepada Global News.
"Saya tidak berpikir bahwa masyarakat umum harus mengharapkan untuk menerima vaksin setiap saat lebih awal dari musim panas mendatang," katanya. "Saya akan sangat senang jika kita melakukannya, jelas, tetapi secara realistis saya pikir itu mungkin timeline yang paling ambisius - timeline yang realistis dan ambisius."
Beralih ke dalam negeri, beberapa waktu lalu kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac telah sampai di Bumi Pertiwi. Rencananya uji klinis vaksin akan dilakukan di Tanah Air dengan melibatkan 1.620 sukarelawan pada Agustus nanti.
Hal ini disampaikan langsung oleh RI-1 Joko Widodo (Jokowi) melalui akun media sosial twitternya.
"Kita akan melaksanakan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga dengan melibatkan 1.620 sukarelawan. Proses dan protokolnya mendapat pendampingan secara ketat oleh BPOM. Apabila berhasil, BUMN Bio Farma siap memproduksi vaksin ini dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun" pungkasnya.
(twg/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Lho Beda Vaksin Corona A La Moderna & AstraZeneca
