Internasional

Ada Hacker Pencuri Data Vaksin, AS Dakwa 2 Warga China

Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
22 July 2020 08:05
Ilustrasi peretasan jaringan internet
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) mendakwa dua warga China karena telah berusaha mencuri penelitian vaksin Covid-19. Keduanya meretas ratusan perusahaan di AS dan luar negeri, termasuk dua kontraktor pertahanan.

Keduanya bernama Li Xiaoyu (34) dan Dong Jianzhi (33). Mereka juga menargetkan aktivis hak asasi manuasi (HAM) di AS, China dan Hong Kong.



Dakwaan ini disampaikan Asisten Jaksa Agung John Demers. Dalam surat dakwaan, Li dan Dong disebut memasok sandi ke Kementerian Keamanan Negara China.

Saat ini, pasangan tersebut diyakini berada di China. Keduanya merupakan rekan sekelas di sebuah perguruan tinggi teknik listrik di Chengdu dan mencoba mencuri vaksin perusahaan biotek di antaranya di California, Maryland dan Massachusetts.

Mereka disebut sudah terlibat peretasan selama 10 tahun terakhir. Bukan hanya perusahaan AS yang di targetkan, tapi juga Australia, Jerman, Jepang, Lithuania, Belanda, Spanyol, Korea Selatan, Swedia, dan Inggris.

"China sekarang posisinya sama dengan Rusia, Iran, Korea Utara di klub negara-negara memalukan yang menyediakan tempat aman bagi penjahat siber," kata Demers dikutip dari AFP, Rabu (22/7/2020).



"Industri yang ditargetkan termasuk, antara lain, manufaktur berteknologi tinggi, perangkat medis, teknik sipil, dan industri, lalu bisnis dan pendidikan. Serta perangkat lunak game, energi matahari, farmasi dan pertahanan."

"Baru-baru ini, para terdakwa memeriksa kerentanan dalam jaringan komputer perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19, teknologi pengujian, dan perawatan."

Dakwaan muncul di tengah meningkatnya hubungan kedua negara karena asal usul Covid-19. Sebelumnya AS menuding China menutupi informasi soal Covid-19, bahkan mengatakan ada bukti kalau virus berasal dari laboratorium di Wuhan.

Corona memang pertama kali menyebar di Wuhan, China. Saat ini Covid-19 telah menginfeksi 15 juta orang, di mana AS menjadi negara dengan kasus terbanyak.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Ini Deretan Calon Vaksin & Obat COVID-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular