FBI: Produsen Vaksin Corona Jadi Incaran Hacker Jahat

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
17 April 2020 18:28
FILE PHOTO: FBI agents work the scene at the Armed Forces Career Center in Chattanooga, Tennessee July 16, 2015. REUTERS/Tami Chappell/File Photo
Foto: FBI (REUTERS/Tami Chappell)
Jakarta, CNBC Indonesia - Federal Bureau of Investigation (FBI) mengumumkan pada hari Kamis, 16 April, bahwa banyak peretas (hacker) dari negara asing telah berusaha membobol perusahaan yang melakukan penelitian untuk virus corona COVID-19 di Amerika Serikat.

Deputi Asisten Direktur FBI, Tonya Ugoretz mengatakan kepada para peserta dalam diskusi panel online yang diselenggarakan oleh Institut Aspen bahwa FBI baru-baru ini melihat peretas yang didukung oleh negara lain mencari-cari serangkaian lembaga kesehatan dan lembaga penelitian untuk diambil datanya.


"Kami tentu saja telah melihat kegiatan pengintaian, dan beberapa instruksi, ke dalam beberapa lembaga tersebut, terutama yang secara publik mengidentifikasi diri mereka sebagai yang bekerja pada penelitian terkait COVID-19," kata Ugoretz, seperti dilansir dari Reuters, (17/4/2020).

Ugoretz mengatakan bahwa peretas tersebut diperintah untuk mengambil informasi seputar vaksin potensial yang di mana para perusahaan juga terus mengekspos hasil pekerjaan mereka di publik.

"Sisi buruknya adalah bahwa hal itu membuat mereka menjadi tanda bagi negara-bangsa lain yang tertarik untuk mengumpulkan detail tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan dan bahkan mungkin mencuri informasi hak milik yang dimiliki lembaga-lembaga itu."

Ugoretz mengatakan bahwa peretas yang didukung oleh negara lain ini untuk menargetkan industri biofarmasi semakin meningkat. Sayangnya, ia tidak menyebutkan nama negara tertentu atau mengidentifikasi organisasi yang ditargetkan.

"Organisasi penelitian medis dan mereka yang bekerja harus waspada terhadap pelaku ancaman yang berusaha mencuri kekayaan intelektual atau data sensitif lainnya yang terkait dengan respons Amerika terhadap pandemi COVID-19," kata Bill Evanina, Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional. 

"Sekarang adalah waktunya untuk melindungi penelitian kritis yang sedang Anda lakukan," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Varian Covid Baru Diciptakan di Lab, Tingkat Kematian 80%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular