
Intel Rusia Dituding Mau Curi Data Covid-19, Benarkah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrei Kelin membantah tudingan yang menyebut negara yang dipimpin Putin ini mau meretas dan mencuri penelitian vaksin Covid-19.
"Saya sama sekali tidak percaya dengan cerita ini, tidak ada logika yang bisa menjelaskan itu," ujar Andrei Kelin seperti dikutip dari BBC, Senin (20/5/2020).
"Saya belajar tentang keberadaan (hacker) dari media Inggris. Di Dunia ini, menghubungkan aksi peretasan komputer dengan negara mana pun, itu tidak mungkin."
Sebelumnya, Badan keamanan Siber Inggris (NCSC) mengungkapkan ada upaya peretasan data vaksin Covid-19. Mereka 95% yakin hacker ini berkaitan dengan Rusia.
NCSC mengungkap serangan tersebut dilakukan kelompok bernama APT29 alias the Dukes atau Cozy Bear. Intelijen Inggris bersama AS dan Kanada menuding kelompok ini bagian dari intelijen Rusia. Peretasan dilakukan pada data klien Amerika Serikat (AS), Jepang, China dan Afrika.
"Kami mengutuk serangan tercela ini terhadap mereka yang melakukan pekerjaan vital untuk memerangi pandemi virus corona," kata Direktur Operasi NCSC, Paul Chichester.
Hal senada juga ditegaskan Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab. Ia menyayangkan kejadian ini, yang dilakukan di tengah pandemi.
"Sama sekali tidak dapat diterima bahwa intelijen Rusia menargetkan mereka yang bekerja memerangi pandemi corona," tegasnya dikutip dari CNBC International.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster