
Twitter Berani Hapus Tweet Donald Trump, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali bermasalah dengan perusahaan sosial media, Twitter.
Kali ini Twitter menghapus tweet berisi video kampanye yang diposting oleh direktur media sosial Gedung Putih, Dan Scavino, dan dibagikan ulang (retweet) oleh Trump pada Sabtu (18/7/2020).
Pasalnya video tersebut menggunakan musik dari salah satu grup band rock Linkin Park. Machine Shop Entertainment, perusahaan manajemen yang dimiliki oleh band Linkin Park, meminta konten tersebut dihapus karena melanggar hak cipta mereka.
"Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap laporan oleh pemilik hak cipta," tulis pemberitahuan Twitter dalam postingan video tersebut.
Twitter dikabarkan langsung menghapus video tersebut setelah menerima pemberitahuan Digital Millennium Copyright Act dari Machine Shop Entertainment, menurut pemberitahuan yang diposting di Lumen Database, tempat mengumpulkan permintaan untuk menghapus materi online.
"Kami menanggapi keluhan hak cipta yang valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta atau perwakilan resmi mereka," kata seorang perwakilan Twitter dalam pernyataan emailnya, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Sayangnya, pihak Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar saat berita ini diturunkan.
Twitter dan Trump sudah berulang kali berselisih sejak Mei lalu. Perusahaan media sosial ini sudah beberapa kali menonaktifkan atau mengomentari tweet Trump akibat melanggar kebijakan platform seperti keluhan hak cipta atau ancaman kekerasan.
Sebelumnya Twitter sempat menghapus gambar yang diposting Trump pada 30 Juni, setelah mendapatkan keluhan dari fotografer media New York Times.
Meskipun dalam foto tersebut terdapat sosok Trump, namun fotografer mempunyai hak cipta atas foto yang diambilnya, dan dapat mengajukan keberatan jika digunakan tanpa persetujuan yang bersangkutan.
Pada akhir Mei, Twitter menyebut cuitan Trump tidak berdasar bahkan sesat. Ini pertama kalinya dilakukan sosial media tersebut setelah desakan muncul sejak tahun lalu.
Twitter menargetkan dua cuitan Trump. Pertama soal pemungutan suara melalui surat suara akan menyebabkan manipulasi pemilih dan "Pemalsuan Pemilu".
Cuitan Trump itu mengarahkan ke dugaannya atas kecurangan yang terjadi di California. Ia mengatakan siapapun yang tinggal di negara bagian itu, akan dikirimi surat suara padahal sebenarnya mereka sudah dipastikan bisa pergi ke bilik suara di mana mereka terdaftar.
Di bawah cuitan Trump itu, Twitter memposting tautan yang bertuliskan "Dapatkan fakta tentang surat suara masuk". Termasuk membawa pengguna ke sebuah link berita media AS yakni CNN dan Washington Post soal klaim Trump yang tak berdasar.
Cuitan Trump melanggar kebijakan Twitter soal informasi yang kredibel. Termasuk membatasi penyebaran informasi yang berbahaya.
Selain itu, Twitter juga mengatakan bahwa Trump telah melanggar kebijakan mereka terhadap "memuliakan kekerasan" ketika Trump secara terang-terangan menganjurkan bahwa otoritas Minneapolis harus dapat bersikap keras dalam menanggapi protes atas kematian pria kulit hitam George Floyd.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sayonara Mr Trump! Twitter Blokir Permanen @realDonaldTrump