
Jangan Kaget! Ini Fakta Terbaru Vaksin Covid-19 dari WHO

Jakarta, CNBC Indonesia - Vaksin Covid-19 mungkin akan ditemukan dalam beberapa bulan mendatang. Namun vaksin tersebut belum tentu memusnahkan virus corona. Bahkan potensi terinfeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan (China) ini masih tetap tinggi.
Hal ini banyak disuarakan oleh pada ahli penyakit menular. Untuk menemukan vaksin Covid-19 yang benar-benar mujarab perlu riset lanjutan. Hal ini pun diamini oleh Direktur Eksekutif Kedaruratan World Health Organization (WHO) Mike Ryan.
"Kita mengharapkan vaksin ini memberantas atau menghilangkan virus [corona] dalam beberapa bulan mendatang tidak realistis," ujar Mike Ryan seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (14/7/2020).
"Mengharapkan keajaiban kita mendapatkan vaksin yang sempurna yang dapat diakses semua orang, juga tidak realistis."
Mike Ryan menambahkan mengandalkan kekebalan kawanan atau held immunity mungkin bukan strategi yang baik untuk menghadapi pandemi Covid-19. Cara terbaiknya adalah dengan mengikuti protokol kesehatan dan menjaga kebersihan selama berbulan-bulan ke depan.
"Kami dapat dan akan mengembangkan vaksin," kata Ryan. "Tanda tanya adalah: 'seberapa efektifkah vaksin itu?' Dan, yang lebih penting dan lebih mengkhawatirkan: 'siapa yang akan mendapatkan vaksin itu?' Dan: 'akankah distribusi itu adil dan merata?'"
![]() Infografis/Mengenal 2 Kandidat Terkuat Vaksin Covid-19 Menurut WHO/Aristya Rahadian |
Menurut WHO, ada 160 vaksin yang sedang dikembangkan di dunia. Sebanyak 21 kandidat vaksin sudah memasuki uji klinis atau dicobakan ke manusia. Namun tak ada jaminan vaksin ini akan berhasil untuk mengatasi corona. Berikut daftar kandidat vaksin Covid-19 menurut data WHO:
1. of Oxford/AstraZeneca, Inggris, Fase 3
2. CanSino Biological Inc./Beijing Institute of Biotechnology, China, Fase 2
3. Moderna/NIAID, Amerika Serikat, Fase 2
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
5. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2
6. Sinovac, China, Fase 1/2
7. Novavax, Amerika Serikat, Fase 1/2
8. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer, Jerman, Fase 1/2
9. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences, China, Fase 1
10. Inovio Pharmaceuticals, Amerika Serikat, Fase 1
11. Genexine Consortium, Korea Selatan, Fase 1
12. Gamaleya Research Institute, Amerika Seritkat, Fase 1
13. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax, China, Fase 1
14. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical/Institute of Microbiology Chinese Academy of Sciences, China, Fase 1
15. Imperial College London, Inggris, Fase 1
16. Curevac, Jerman, Fase 1
17. Osaka University/AnGes/Takara Bio, Fase 1
18. Vaxine Pty. Ltd/Medytox, Fase 1
19. People Liberations Army (PLA) Academy of Militery Sciences/Walvax Biotech, Fase I
20. Medicago Inc/ Universite Laval, Fase 1
21. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm, China, Fase 1/2.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dimulai 12 Januari 2022, Segini Prediksi Harga Vaksin Booster