Dibandingkan Virus Corona, Flu Burung Gak Ada Apa-apanya!

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
10 July 2020 13:45
Pemakaman Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pemakaman Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Guru Besar Madya Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor/ Ketua Harian Komnas FBPI 2005-2009, Bayu Krisnamurthi mengatakan Covid-19 dianggap jauh lebih berbahaya dibanding dengan flu burung yang pernah melanda pada 2003.

"Flu burung awalnya dari unggas, terjadi 2003 eskalasinya pada 2005 dan tahun itu 2005 pertengahan dari hewan ke manusia. Flu burung nggak ada apa-apanya, seluruh dunia kurang dari 1.000 kasus. Case fatality dunia 60%, Indonesia 80%, kalau kena 80% meninggal," ujarnya saat video conference di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (10/7/2020).

Hingga akhirnya flu burung ini selesai pada tahun 2010. Dia mengingat, hanya tersisa 1 kasus dan tidak meninggal. Ada beberapa strategi penting dalam menangani flu burung kala itu.

"Menangani penyakit, dampak sosial ekonomi dan komunikasi publik sama besar. Pada waktu menangani penyakitnya melibatkan the best brain yang ada di dunia di Indonesia juga. Ini kan sesuatu yang baru," ujarnya.

Salah satu hal yang penting adalah bagaimana membuat komunikasi publik untuk menjangkau segenap masyarakat agar tidak membuat takut, tapi siap menghadapi ini.

"Kita susun strategi komunikasi dengan intensitas sama besarnya dibanding sisi penyakitnya. komunikasi publik luar biasa tempatnya dalam penanganan. Karena kita sadar, tanpa kesadaran dari masyarakat nggak mungkin pemerintah menangani ini sendiri," ujarnya.

Muhammad Farhan yang kala itu menjadi Duta Tanggap Flu Burung mengatakan, flu burung yang terjadi waktu itu berhasil dimengerti oleh masyarakat dengan media yang ada. Kala itu, media yang mempengaruhi pola pikir masyarakat lebih sederhana, karena belum ada internet seperti saat ini.

"Tahun 2020 masyarakat lebih percaya apa kata grup sebelah dibanding media yang menayangkan apalagi pemerintah. Terjadi perubahan persepsi publik atas pilihan media yang digunakan," pungkasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid Belum Selesai, Kasus Flu Burung H5N8 Ditemukan di Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular