Bos Moderna Sesumbar Vaksin Covid-19 Buatannya Bakal Berhasil

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
18 June 2020 13:27
Moderna
Foto: Moderna (AP/Bill Sikes)

Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Executive Officer (CEO) perusahaan bioteknologi Moderna, Stephane Bancel mengatakan jika vaksin yang mereka kerjakan kini sudah mendekati 80% hingga 90% untuk mendapatkan peluang persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) setelah memasuki uji klinis dengan manusia.

"Kami tahu kemampuan kami," kata Bancel dalam sebuah wawancara, yang dikutip dari CNBC Internasional. "(Vaksin) ini bekerja pada MERS, Zika, dan CMV, dan seterusnya. Ketika Anda memiliki urutan yang tepat... Anda akan mendapatkan antibodi yang menetralisir."

Moderna, pelopor dalam pembuatan vaksin penyakit COVID-19, menunjukkan bahwa vaksin buatan mereka dapat memunculkan antibodi penawar yang dapat menghentikan virus agar tidak menginfeksi sel dalam manusia.

Dengan harapan yang tinggi, Bancel mengumumkan rencana untuk memulai uji klinis dengan 30.000 orang pada Juli mendatang. Subjek uji klinis kali ini lebih banyak dibandingkan dengan tes yang sudah dilakukan kepada 600 orang.

Uniknya, perusahaan Moderna tak seperti perusahaan raksasa Johnson & Johnson dan Merck, yang memiliki banyak produk kesehatan di pasaran. Bancel memaparkan lima alasan mengapa perusahaan berusia 10 tahun ini dapat merampungkan vaksin lebih cepat dibandingkan lainnya.

Pertama, Moderna menggunakan teknologi messenger RNA, yakni cara untuk mengirimkan instruksi genetik ke sel-sel tubuh untuk membuat protein.

Vaksin yang disebut mRNA-1273 ini menginstruksikan penyandian protein lonjakan virus corona yang memiliki nama resmi SARS-CoV-2. Setelah sel-sel tubuh membaca instruksi dan membuat protein, sistem kekebalan tubuh akan meningkatkan respon untuk melindungi diri dari virus tersebut.

Dikabarkan Moderna memberikan dosis vaksin pertama kepada mitranya di National Institute of Allergy and Infectious Diseases hanya dalam 42 hari.

Kedua, vaksin mRNA-1273 ini adalah vaksin kesepuluh yang dibawa ke dalam uji klinis manusia. Sebelum adanya COVID-19, Moderna sempat membuat vaksin terhadap CMV atau cytomegalovirus.

Ketiga, Moderna sebelumnya sempat membuat vaksin penyakit Sindrom Pernafasan Timur Tengah atau MERS yang disebabkan oleh keluarga coronavirus yang sama dengan virus yang menyebabkan COVID-19.

Meskipun vaksin MERS itu tidak memasuki uji coba terhadap manusia, proyek vaksin ini merupakan kolaborasi dengan National Institutes of Health.

Sedangkan alasan keempat dan kelima adalah perusahaan Moderna memiliki pabrik sendiri di Norwood, Massachusetts. Pabrik yang "sepenuhnya digital" dan "sepenuhnya terintegrasi" ini menggunakan mesin untuk menghindari kesalahan manusia.

Bancel mengatakan "kami membuat bahan baku penting kami. Kami membuat mRNA; kami merumuskannya dalam lipid."

"Jika kita memiliki pabrik produsen kontrak, kita mungkin masih dalam praklinis (atau tahap sebelum pencobaan manusia)," papar Bancel, menambahkan alasan tambahan, yakni bakat dirinya dalam menjalin hubungan dengan orang yang tepat.

Bancel mengatakan, Moderna bekerja sama dengan Anthony Fauci dan tim Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) untuk menyetujui desain vaksin mereka setelah peneliti China memposting urutan virus SARS-CoV-2 secara online pada 11 Januari lalu.

Mereka juga sepakat melakukan uji coba vaksin mRNA-1273 dengan wabah baru yang akan direncanakan untuk kuartal kedua tahun 2020. Vaksin ini sendiri sekarang mendekati uji coba fase 3 dengan 30.000 orang.

Fauci menyebut tujuan memiliki vaksin yang siap untuk digunakan pada akhir tahun ini "aspirasional, tetapi tentu saja itu bisa dilakukan."

Namun tak hanya vaksin milik Moderna, vaksin milik AstraZeneca dan Universitas Oxford juga memulai studi serupa pada Agustus, sementara J&J mulai melakukan uji coba pada September mendatang.

Sementara vaksin melalui uji klinis, Moderna juga mempersiapkan prospek produk pertamanya yang menerima persetujuan pengaturan, serta mencari kebijakan komersial dan hukum untuk memasarkan vaksin tersebut.

Moderna juga menandatangani kesepakatan dengan pabrikan Lonza untuk menghasilkan 500 juta hingga 1 miliar dosis vaksin setiap tahun.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Selain AS, Swiss Ikut Kembangkan Vaksin Covid-19 Moderna

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular