Jakarta, CNBC Indonesia - Facebook resmi memasuki bisnis pembayaran digital dengan meluncurkan WhatsApp Payment di Brasil. Ini adalah bisnis besar yang diincar Facebook setelah bisnis iklan.
Techcrunch melaporkan, Selasa (16/6/2020) Untuk menghadirkan layanan Payment, WhatsApp bekerja sama dengan lembaga keuangan yakni Banco do Brasil, Nubank dan Sicredi. Transaksi ini akan diproses oleh Cielo, perusahaan payment gateway.
Cara mengaktifkan layanan ini dengan menghubungkan kartu kredit atau kartu kredit Visa dan Mastercard ke WhatsApp. Layanan ini gratis bagi pengguna individual sementara bisnis dikenakan fee sebesar 3,99%.
"WhatsApp banyak sekali digunakan di sana [Brazil], baik oleh individu maupun UKM-nya" kata Matt Idema, COO WhatsApp. "Kami pikir kami mampu mendorong pertumbuhan pembayaran digital, ekonomi digital bersama UKM dan mendukung inklusi keuangan" tambahnya.
Kontribusi iklan terhadap pendapatan mencapai lebih dari 95% dari total pendapatan Facebook. Pendapatan yang bersumber dari pos iklan tumbuh hingga 308% sejak 2015-2020. Sementara itu pendapatan Facebook sisanya berasal dari bisnis sistem pembayaran dan lainnya yang juga mencatatkan pertumbuhan 23% pada periode yang sama.
Terlalu tergantung pada bisnis iklan digital bisa menimbulkan masalah bila bisnis ini turun di kemudian hari. Makanya membidik bisnis pembayaran digital menjadi opsi yang masuk akal.
Apalagi pembayaran digital adalah bisnis masa depan dengan melihat tren global yang menuju 'cashless society'. Banyak raksasa teknologi global lainnya seperti Google dan Alibaba yang juga masuk ke dalam persaingan bisnis e-wallet dan sistem pembayaran melalui Google Pay dan AliPay.
Lantas, apakah WhatsApp Payment akan masuk ke Indonesia? Peluang untuk itu cukup besar. Apalagi Facebook baru saja menjadi investor Gojek meskipun Juru Bicara Facebook Indonesia dan GoPay menolak mengomentari hal ini.
"Kami tidak dapat berkomentar mengenai WhatsApp Pay, bagi kami investasi yang diperoleh Gojek baru-baru ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemampuan Gojek dalam mengakselerasi penggunaan pembayaran digital untuk mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia. Gojek dan Facebook, termasuk Whatsapp selalu percaya terhadap pemberdayaan UMKM," ujar Winny Triswandhani, Head of Corporate Communications GoPay.
Tema besar yang diangkat Facebook dalam melebarkan sayap bisnisnya untuk sistem pembayaran digital adalah ekonomi digital, UMKM dan inklusi keuangan. Lantas kenapa Facebook membidik Indonesia?
Alasannya banyak. Namun yang jelas ini terkait dengan potensi Indonesia ke depan serta kapabilitas Facebook dan anak usahanya yaitu WhatsApp. Berbicara potensi jelas pasar di Indonesia sangatlah menggiurkan.
Populasi yang besar dan lebih dari 268 juta penduduk, pengguna internet yang tinggi hingga 170 juta orang, mobilitas didukung dengan penetrasi ponsel pintar yang tinggi hingga unbanked population yang juga masih banyak hingga 95 juta pada 2017 menjadi kesempatan bagi perusahaan teknologi keuangan (fintech).
Alasan lain yang lebih spesifik mengapa Facebook membidik Indonesia adalah RI menjadi negara dengan pengguna WhatsApp terbesar keempat di dunia dengan total pengguna mencapai 59,9 juta pada 2019.
Seperti halnya India dan Brazil yang lebih dulu dibidik karena pengguna WhatsAppnya yang sangat banyak. Lagi pula bisnis pembayaran atau dompet digital di Indonesia juga sedang mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan.
Menurut catatan Bank Indonesia (BI) total transaksi e-wallet pada 2018 di Tanah Air mencapai US$ 3,2 miliar dan naik lebih dari tiga kali lipat di tahun berikutnya menjadi US$ 10,45 miliar.
Berdasarkan estimasi Statista, nilai transaksi pembayaran digital di tahun 2020 dapat mencapai US$ 35,51 miliar pada 2020 dengan total pengguna hingga 129,9 juta pengguna. Jika laju pertumbuhannya mencapai 15,7% per tahun (CAGR) maka nilai transaksinya bisa mencapai US$ 63,69 miliar.
Nilai yang fantastis ini bahkan jauh lebih besar dari pendapatan Facebook yang berasal dari sistem pembayarannya. Jadi dengan semua alasan itu wajar saja kalau Facebook membidik Indonesia.
Lantas mengapa melalui Gojek atau lebih tepatnya Gopay? Untuk masuk sendiri ke Indonesia WhatsApp terbentur aturan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) karena terbentur aturan 51% pemegang saham PJSP harus berbadan hukum Indonesia.
Dari semua platform e-wallet yang ada di Tanah Air, Gopay masih menjadi yang paling dominan. Nilai transaksi menggunakan Gopay pada tahun lalu tercatat mencapai US$ 6,2 miliar. Artinya pangsa pasar Gopay sebesar 61%.
Gopay juga menjadi platform yang paling popular di kalangan pengguna e-wallet. Selain populer Gopay juga memiliki pengguna yang relatif loyal jika dibandingkan dengan platform yang lain. Menurut studi yang dilakukan Ipsos terhadap 500 responden, lebih dari 50% mengatakan masih mau menggunakan Gopay walau tanpa promo.
Keunggulan Gopay yang lain adalah penetrasi ke berbagai channel lain seperti pasar reksadana, asuransi hingga pembiayaan. Inilah yang membuat Gopay menjadi sangat menarik untuk disuntik dana.
Daripada membangun dari nol sistem pembayaran dan ikut terlibat dalam kompetisi bakar uang, maka akan lebih menguntungkan bagi Facebook untuk berinvestasi di Gojek dan bersiap untuk mengintegrasikan layananannya dengan memanfaatkan keunggulan berbagai pihak yakni Facebook, WhatsApp, Gojek dan Gopay.
Jika mencoba merenungkan dan mempertimbangkan itu semua, maka skenario Facebook Pay akan hadir di Indonesia dengan mendompleng Gopay sangatlah mungkin. Kolaborasi antara investor dan investee ini tak hanya akan membawa disrupsi tetapi juga berpeluang membuat hegemoni Gopay kian tak tertandingi.
Apapun bentuk kolaborasinya nanti, masuknya Facebook sebagai investor Gojek merupakan salah satu strategi menembus ketatnya persaingan bisnis e-wallet di Tanah Air.
Jika integrasi ini benar-benar tercipta maka masyarakat Indonesia akan semakin mobile dengan akses terhadap pembayaran yang lebih praktis dan terintegrasi antara satu platform dengan platform yang lain. Bayangkan saja ke depan transaksi jual beli bisa dilakukan di WhatsApp menggunakan Gopay.
Pada akhirnya ini akan menguntungkan kedua belah pihak sekaligus menjadi disrupsi bagi sistem pembayaran digital di Tanah Air.
TIM RISET CNBC INDONESIA