
Menguak Layanan Mewah Miliuner Thailand Selama Corona
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 May 2020 16:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Thailand merupakan salah satu negara dengan jurang besar antara si kaya dan si miskin. Bahkan sejak munculnya pandemiĀ virus corona (COVID-19), jurang tersebut terlihat makin melebar.
Sebanyak 22 juta masyarakat mendaftar untuk mendapatkan bantuan tunai dari pemerintah. Setiap harinya, ratusan orang berbaris untuk sumbangan makanan di seluruh Bangkok. Peristiwa ini menunjukkan perkiraan kontraksi ekonomi lebih dari enam persen tahun ini, menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan Asia pada 1997 silam.
Ekonomi yang terpuruk yang menyebabkan jutaan orang menganggur, serta aturan penguncian (lockdown) rupanya tidak begitu berpengaruh untuk si kaya. Orang-orang super kaya di Thailand tidak melupakan kemewahan selama berlangsungnya pandemi ini.
Bagi si kaya, yang mengganggu dari pandemi ini hanyalah ketidaknyamanan karena gerakan yang terbatas akibat adanya jam malam, meskipun beberapa bisnis sudah mulai dibuka kembali.
Perusahaan Silver Voyage Club telah memperlengkapi kembali layanannya untuk memenuhi hasrat kaum elit, mengantarkan makanan kelas atas dari berbagai restoran mewah. Bahkan untuk mengantarkan makanan tersebut, pelayan harus mengendarai sedan hitam.
Makanan yang biasa dikirim adalah daging sapi wagyu, hidangan laut, dan dim sum ditawarkan dari 20 restoran yang beberapa bertempat di hotel-hotel mewah, atau terdaftar di Michelin Guide.
"Klien utama kami adalah ... individu bernilai tinggi yang merupakan VIP dari bank," kata pendiri Silver Voyage Club, Jakkapun Rattanapet, dikutip dari AFP.
Klien-klien yang menggunakan jasa mereka termasuk elit-elit perusahaan hingga selebritas yang berada di lingkungan kelas atas Bangkok. Maka tak heran makanan dikemas dengan hati-hati. Bahkan seorang kepala pelayan yang mengenakan sarung tangan putih, juga bisa ikut mengatur meja dan menyajikan makanan.
Namun layanan pramutamu ini masuk sebagai bagian dari program hadiah untuk para pemegang rekening bank yang memiliki "setidaknya US$ 1 juta", jelas Rattanapet.
Perusahaan milik Rattanapet meluncurkan White Glove Delivery, setelah bisnis concierge mereka menurun tajam akibat berhentinya bisnis global. Sebagai bagian dari perjuangan melawan COVID-19, White Glove juga menyumbangkan 1.000 makanan sehari untuk pekerja garis depan di rumah sakit, kata Jakkapun.
Menurut data Forbes, Thailand memiliki 27 miliarder, dengan keluarga Chearavanont yang mengepalai konglomerat agro-industri CP Group menduduki puncak daftar dengan kekayaan senilai US$ 27,3 miliar.
Bahkan para miliarder ini berjanji menyumbangkan US$ 29 juta kepada pemerintah bulan lalu untuk mencegah kehancuran ekonomi akibat pandemi. Di waktu yang sama, perdana menteri Prayut Chan-O-Cha juga menyerukan orang-orang super kaya untuk beramal.
Thailand kini memiliki 2.989 kasus terjangkit COVID-19, dengan 55 kasus kematian, dan 2.761 kasus berhasil sembuh per Rabu (6/5/2020), menurut data Worldometers.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Sebanyak 22 juta masyarakat mendaftar untuk mendapatkan bantuan tunai dari pemerintah. Setiap harinya, ratusan orang berbaris untuk sumbangan makanan di seluruh Bangkok. Peristiwa ini menunjukkan perkiraan kontraksi ekonomi lebih dari enam persen tahun ini, menjadi yang terburuk sejak krisis keuangan Asia pada 1997 silam.
Ekonomi yang terpuruk yang menyebabkan jutaan orang menganggur, serta aturan penguncian (lockdown) rupanya tidak begitu berpengaruh untuk si kaya. Orang-orang super kaya di Thailand tidak melupakan kemewahan selama berlangsungnya pandemi ini.
Makanan yang biasa dikirim adalah daging sapi wagyu, hidangan laut, dan dim sum ditawarkan dari 20 restoran yang beberapa bertempat di hotel-hotel mewah, atau terdaftar di Michelin Guide.
"Klien utama kami adalah ... individu bernilai tinggi yang merupakan VIP dari bank," kata pendiri Silver Voyage Club, Jakkapun Rattanapet, dikutip dari AFP.
Klien-klien yang menggunakan jasa mereka termasuk elit-elit perusahaan hingga selebritas yang berada di lingkungan kelas atas Bangkok. Maka tak heran makanan dikemas dengan hati-hati. Bahkan seorang kepala pelayan yang mengenakan sarung tangan putih, juga bisa ikut mengatur meja dan menyajikan makanan.
Namun layanan pramutamu ini masuk sebagai bagian dari program hadiah untuk para pemegang rekening bank yang memiliki "setidaknya US$ 1 juta", jelas Rattanapet.
Perusahaan milik Rattanapet meluncurkan White Glove Delivery, setelah bisnis concierge mereka menurun tajam akibat berhentinya bisnis global. Sebagai bagian dari perjuangan melawan COVID-19, White Glove juga menyumbangkan 1.000 makanan sehari untuk pekerja garis depan di rumah sakit, kata Jakkapun.
Menurut data Forbes, Thailand memiliki 27 miliarder, dengan keluarga Chearavanont yang mengepalai konglomerat agro-industri CP Group menduduki puncak daftar dengan kekayaan senilai US$ 27,3 miliar.
Bahkan para miliarder ini berjanji menyumbangkan US$ 29 juta kepada pemerintah bulan lalu untuk mencegah kehancuran ekonomi akibat pandemi. Di waktu yang sama, perdana menteri Prayut Chan-O-Cha juga menyerukan orang-orang super kaya untuk beramal.
Thailand kini memiliki 2.989 kasus terjangkit COVID-19, dengan 55 kasus kematian, dan 2.761 kasus berhasil sembuh per Rabu (6/5/2020), menurut data Worldometers.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Most Popular