
Wabah Corona Beri Berkah Pada e-Commerce RI?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
30 March 2020 18:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerapan social distancing dan menghimbau masyarakat beraktivitas di rumah saja oleh pemerintah, ternyata tidak membuat penjualan online meningkat.
Hal ini disampaikan oleh pakar ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira, karena merebaknya virus corona justru daya beli masyarakat berkurang.
"Teori soal social distancing kemudian memicu penjualan e-commerce naik, salah besar. Daya beli sedang turun, kelas menengah mulai lakukan saving atau berhemat," ujar Bhima kepada CNBC Indonesia, (30/3/2020).
Menurutnya, dengan adanya lockdown di sejumlah daerah turut membuat transaksi online di e-commerce semakin terhambat. "Di Jogja, karena ada gang yang di blokade, gimana mau pesan ecommerce, kurir barang dan makanan saja dilarang masuk."
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa memang ada pergeseran pola konsumsi yang besar dari konvensional ke online tapi juga tetap ada penurunan.
"Hanya saja ada variasi pertumbuhan ecommerce antara satu jenis produk dengan lainnya. Untuk yang golongan food penjualan via ecommercenya saya kira masih positif saya kira, tapi yang lain2, terutama durable goods akan turun," kata Faisal kepada CNBC Indonesia, (30/3/2020).
Selain itu, menurutnya, pertumbuhan e-commerce juga dihadapkan pada kendala gangguan kelancaran logistik karena pembatasan mobilitas orang.
"Sehingga walaupun ada demand nya tapi sistem delivery terganggu, atau setidaknya ada delay," ujarnya.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Hal ini disampaikan oleh pakar ekonomi dari Indef, Bhima Yudhistira, karena merebaknya virus corona justru daya beli masyarakat berkurang.
"Teori soal social distancing kemudian memicu penjualan e-commerce naik, salah besar. Daya beli sedang turun, kelas menengah mulai lakukan saving atau berhemat," ujar Bhima kepada CNBC Indonesia, (30/3/2020).
Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa memang ada pergeseran pola konsumsi yang besar dari konvensional ke online tapi juga tetap ada penurunan.
"Hanya saja ada variasi pertumbuhan ecommerce antara satu jenis produk dengan lainnya. Untuk yang golongan food penjualan via ecommercenya saya kira masih positif saya kira, tapi yang lain2, terutama durable goods akan turun," kata Faisal kepada CNBC Indonesia, (30/3/2020).
Selain itu, menurutnya, pertumbuhan e-commerce juga dihadapkan pada kendala gangguan kelancaran logistik karena pembatasan mobilitas orang.
"Sehingga walaupun ada demand nya tapi sistem delivery terganggu, atau setidaknya ada delay," ujarnya.
(roy/roy) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Most Popular