Shopee & Lazada Bisa Kuasai RI, Tokopedia Gimana Nih?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 March 2020 13:33
Shopee & Lazada Bisa Kuasai RI, Tokopedia Gimana Nih?
Foto: Cover Headline/ E-Commerce/ Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Tokopedia bisa saja di atas angin sebagai e-commerce atau toko online terbesar di Indonesia saat ini. Namun bila lengah Shopee dan Lazada bisa menyalip dan kuasai pasar Indonesia.

Hal ini merupakan hasil riset dari Goldman Sachs bertajuk Indonesia Internet: The Fight to Unite the Verticals yang dirilis 10 Maret 2020.

Menurut Goldman Sachs pemenang di e-Commerce harus ekspansi ke model bisnis ke Business to Costumer (B2C) atau perdagangan antar negara (cross border) setelah mendominasi di model costumer to costumer (C2C).

Lazada dan Shopee memiliki kekuatan di model bisnis ini. Sementara Tokopedia fokus pada digital goods di mana kemungkinan model bisnis ini menghasilkan keuntungan (profitable) lebih rendah.

B2C adalah model bisnis yang melibatkan jual beli antara perusahaan penjualan produk dengan konsumen. Adapun C2C adalah model bisnis yang melibatkan konsumen dengan konsumen atau model reseller (penjual bukan produsen produk).

Goldman Sachs memprediksi pada 2025 Gross Merchant Value atau transaksi di dalam platform e-commerce (GMV) mencapai US$97 miliar atau setara Rp 1.358 triliun (asumsi Rp 14.000/US$). Kenaikan ini karena meningkatkan penetrasi e-commerce ke kota tier 2 dan tier 3 serta penjualan semua kategori produk.

Meski e-commerce di tanah air disebut masih merugi, namun lima tahun lagi e-commerce Indonesia akan mencatatkan laba bersih US$1,5 miliar (Rp 21 triliun) hingga US$ 2,2 miliar (Rp 30,8 triliun).

[Gambas:Video CNBC]



Goldman Sachs mengatakan dari sisi perlombaan transaksi di platform e-commerce, hari ini pemimpinnya adalah Tokopedia dan Shopee. Tokopedia memiliki keunggulan di basis pelanggan yang lebih stabil dengan branding yang lebih kuat di kota tier 1 dengan jumlah barang yang diperjualbelikan yang lebih banyak.

Sementara Shopee memiliki keunggulan di konsumen wanita karena e-commerce ini memiliki jangkauan luas dalam hal unit barang yang diperjualbelikan dari lokal maupun lintas negara.

"Keduanya memiliki basis pelanggan yang besar, tetapi model bisnis Shopee mungkin akan menghasilkan pendapatan yang lebih besar karena kategori yang disasar perempuan, model bisnis B2C dan cross border memiliki tingkat penerimaan yang lebih tinggi, sementara model digital goods (Tokopedia)
pada akhirnya mungkin hanya ke titik impas (dilihat dari pengalaman Tiongkok)," jelas Goldman Sachs.

"Namun basis pelanggan Tokopedia yang lebih seimbang gender dan bisnis digital goods yang lebih besar dapat menawarkan peluang iklan yang lebih luas ke banyak merek dan perusahaan."

Terkait Lazada, e-commerce yang dimiliki Alibaba ini sempat tertinggal dari pesaingnya karena adanya transformasi bisnis. Namun pada 2019 terjadi percepatan dalam pertumbuhan pesanan, setelah membangun basis pedagang domestik yang jauh lebih besar, memanfaatkan keunggulan teknologi, transaksi cross border dan modal.

"Kami melihat Lazada akan muncul sebagai penantang tangguh Tokopedia dan Shopee," jelas Goldman Sach.

Sementara Bukalapak, posisinya lebih rentan. Pasalnya Bisnis model Business to Business (B2B) sangat berat dan fokus perusahaan pada kota tier 2 dan tier 3 mungkin membutuhkan waktu yang lebih signifikan untuk menghasilkan keuntungan jika tidak ada dukungan modal yang tidak memadai.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular