Kejar Profit, Startup Hotel India OYO PHK 5.000 Karyawan

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
05 March 2020 17:34
Startup OYO melakukan PHK pada 5.000 karyawan demi mengurangi pengeluaran dan fokus mengejar profitabilitas atau keuntungan.
Foto: Oyo hotel (Dok.Oyorooms.com)
Jakarta, CNBC Indonesia - Startup hotel murah OYO melakukan pengurangan karyawan besar besar. Perusahaan asal India yang disokong SoftBank ini melakukan PHK pada 5.000 karyawan demi mengurangi pengeluaran dan fokus mengejar profitabilitas atau keuntungan.

Putaran PHK terbaru ini akan mengurangi jumlah karyawan OYO menjadi 25.000 pekerja. OYO sudah beroperasi lebih di dari 80 negara. Juru Bicara OYO mengatakan PHK ini merupakan bagian dari restrukturisasi bisnis yang sudah diumumkan perusahaan pada Januari lalu.


"Restrukturisasi global OYO telah diumumkan pada Januari 2020 dan perkembangan terakhir di China sejalan dengan hal yang sama. China adalah pasar utama bagi OYO, dan kami akan terus bekerja dengan ribuan OYOpreneur untuk menjalankan inti misi kami menciptakan pengalaman hidup berkualitas bagi jutaan orang berpendapatan menengah di seluruh dunia, "kata juru bicara itu seperti dilansir dari TechCrunch, Kamis (5/3/2020).

"Dalam situasi sulit karena virus corona, kami akan terus mendukung masyarakat Tiongkok yang baik hati dan ulet, dengan segala cara. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada mitra, karyawan, dan pelanggan kami karena berdiri bersama dengan kuat."

Kejar Profit, Startup Hotel India OYO PHK 5.000 KaryawanFoto: Oyo hotel (Dok.Oyorooms.com)

Bloomberg News melaporkan sebagian besar PHK akan berdampak pada bisnis OYO di China, di mana perusahaan berencana untuk merumahkan 6.000 staf penuh waktu. OYO juga berencana memutus kontrak 4.000 karyawan tidak tetap tetapi beberapa diantaranya akan diundang bekerja kembali ketika bisnis pulih.

OYO didirikan oleh Ritesh Agarwal mendapat dukungan dari SoftBank, yang berkembang cukup agresif di pasar internasional dalam beberapa tahun terakhir untuk menjadi jaringan hotel terbesar di dunia. Hingga kini, OYO sudah mengumpulkan dana investor lebih dari US$ 1,5 miliar.


Pada awal tahun ini New York Times melaporkan sejumlah mitra hotel OYO merasa ditipu dan dalam kondisi keuangan yang buruk setelah startup ini disebut mengingkari janji.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan yang berakhir 31 Maret 2019, OYO mencatatkan kerugian US$355 juta, membengkak dari kerugian tahun sebelumnya yang hanya mencapai US$50 juta. Namun perusahaan mencatatkan pendapatan US$951 juta.


"Sesulit apa pun keputusan ini, terutama saat menyangkut perubahan model kepegawaian, kami memiliki alasan untuk percaya ini adalah hal yang benar demi bisnis dan untuk 25.000+ pengusaha OYO yang tetap bersama perusahaan," ujar Ritesh Agarwal dalam postingan blog di Januari lalu.

"Kami sebagian besar melalui, dan akan menyelesaikan restrukturisasi ini segera, karena kami mempersiapkan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan pada tahun 2020, dan seterusnya."

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Tumbuh Pesat, Cara Bisnis Startup Hotel OYO Bermasalah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular