Juli 2020, RI Punya Strategi Pengembangan AI Nasional

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
20 February 2020 16:10
Strategi Pengembangan AI Nasional ini merupakan peta jalan penggunaan AI untuk mendukung revolusi industri 4.0 di Indonesia.
Foto: Infografis/Mengenal Artificial Intelligence dan Cara Kerjanya/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Akhirnya strategi dan peta jalan (Roadmap) pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang diusung Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro akan segera rampung.

Rencana ini merupakan perwujudan dari penggunaan AI yang disiapkan untuk mendukung revolusi industri 4.0. Hal ini langsung disampaikan oleh Purwoadi, Direktur Pusat Teknologi Informasi komunikasi BPPT, menjelaskan bahwa strategi pengembangan AI nasional siap pada bulan Juli 2020.


"Iya pak menteri mintanya bulan Juli 2020. Kita sedang usahakan," kata Purwoadi, di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Ia menuturkan bahwa National AI Strategy disiapkan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan, "Kita udah tetapkan lima tahun itu strategi, Dalamnya ada road map-nya. Kalau road map oke-lah berubah-ubah sesuai dengan kondisi. Tapi kalau strategi kan enggak," tambahnya.

Dalam rencana pengembangan ini, Purwoadi menjelaskan banyak pihak yang dilibatkan mulai dari instansi pemerintah, akademisi maupun sektor swasta. Dari sektor swasta seperti Tokopedia, Bukalapak, Kata.Ai, dan lain-lain.

"Kemudian dari pemerintahan itu banyak juga dari Kemenristek BRIN, LIPI, BPPT, kemudian asosiasi ada 40-an lebih," jelas Purwoadi.

Pirwoadi mengatakan sudah dilakukan empat kali rapat pembahasan mengenai strategi dan roadmap AI ini dan pihaknya masih terus menggodok sektor mana yang paling penting dan memiliki dampak luas atas penggunaan AI.

"Kita cari prioritas. Di pajak dan lain-lain sudah dipakai. Kita sedang cari yang paling banyak impact-nya. Misal bakar hutan impact-nya besar. Atau deteksi anomali garam itu kan impact-nya besar," terang Purwoadi 

"Di BPPT kita sedang membangun kemampuan AI untuk mengatasi kebakaran hutan. Mekanismenya nanti di lihat wilayah mana yang kering nanti dikasih hujan buatan dulu, agar tidak terjadi kebakaran hutan," lanjutnya.

Sedangkan, tantangan dari pengembangan AI di Indonesia sendiri menurut Purwoadi adalah kualitas sumber daya manusia dan riset yang masih kurang.

"Dari infrastruktur kita bagus. Kalau teknologi juga banyak perusahaan Indonesia yang buat teknologi sendiri. Pemerintah sudah punya teknologi memumpuni seperti di LIPI, lalu BPPT, yang punya senter for AI," jelasnya.



(roy/roy) Next Article Chatib Basri: Kecerdasan Buatan & Robotik Tak Terhindarkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular