
Pak Jokowi, Yakin Mau Ganti PNS dengan Robot AI?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
20 February 2020 15:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden RI Joko Widodo memiliki komitmen untuk mengganti PNS dengan robot kecerdasan buatan (artificial intelligence). Rencana tersebut akan menggantikan eselon III dan eselon IV di kementerian yang menghambat birokrasi dengan robot AI.
"Ini bukan barang yang sulit. Barang yang mudah dan memudahkan kita untuk memutuskan sebagai pimpinan di daerah maupun nasional," ujar Jokowi di depan seluruh kementerian/lembaga saat memberikan pengarahan dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 pada Desember 2019 lalu.
Jokowi menegaskan ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan penyederhanaan birokrasi agar cepat dalam merespons perubahan dunia. Eks Wali Kota Solo itu tak ingin, masalah ini semakin mengakar.
Kehadiran kecerdasan buatan dalam struktur pemerintahan menurutnya akan membuat pelayanan birokrasi semakin simpel. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun memastikan, siapapun yang akan terkena pemangkasan tidak akan mengalami pengurangan pendapatan.
"Nanti dengan big data yang kita miliki, jaringan yang kita miliki, memutuskan akan cepet sekali kalau kita pakai AI. Tidak bertele-tele, tidak muter-muter," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Purwoadi, Direktur Pusat Teknologi Informasi Komunikasi BPPT, menerangkan bahwa pemerintah memiliki tantangan utama yaitu sumber daya manusia yang ia nilai belum menunjang bilamana ingin menerapkan kecerdasan buatan.
"SDM sih. Kita belum terlalu berpengalaman di bidang itu. Kalo infrasturuk enggak. Karena infrastruktur kita udah mumpuni di LIPI. kalau teknologi juga banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang membuat algoritma sendiri sudah banyak," ujar Purwoadi, di Jakarta, (20/2/2020).
Purwoadi menammbahkan untuk menggantikan eselon III dan eselon IV dengan robot dibutuhkan sebuah data latih yang dari data itu akan dihubungkan dengan algoritma. Barulah robot atau kecerdasan buatan akan bisa menggunakan algoritma dari data tersebut.
Ia mencontohkan bahwa jika eselon III hanya memiliki pekerjaan untuk memeriksa ceklis saja kemungkinan mudah untuk di ganti Robot dan AI, "Tapi kalau misalnya dalam ceklis itu dituliskan butuh akte kelahiran ternyata gak punya orang ini, dia punya-nya keterangan rumah sakit, gimana tuh? Nah itu lah kebijakan yang harus dimaksukkan ke dalam AI. Itu yg perlu data-datanya. Sehingga kemudian kita bisa melatih algoritma AI untuk menggantikan eselon 3-4," lanjutnya.
Purwoadi, juga menjelaskan bahwa proses pergantian eselon III dan IV menjadi robot atau AI ini menurutnya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Karena kita perlu data-data latih yang paling susah di Indonesia toh. Karena pekerjaan mereka kan masih manual, skrg bagaimana kita bisa mendapatkan data dari apa yg mereka lakukan/kerjakan," ujar Purwoadi.
(roy/roy) Next Article Gebrakan Jokowi: Eselon III & IV Dihapus, Diganti Robot!
"Ini bukan barang yang sulit. Barang yang mudah dan memudahkan kita untuk memutuskan sebagai pimpinan di daerah maupun nasional," ujar Jokowi di depan seluruh kementerian/lembaga saat memberikan pengarahan dalam pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 pada Desember 2019 lalu.
Jokowi menegaskan ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan penyederhanaan birokrasi agar cepat dalam merespons perubahan dunia. Eks Wali Kota Solo itu tak ingin, masalah ini semakin mengakar.
"Nanti dengan big data yang kita miliki, jaringan yang kita miliki, memutuskan akan cepet sekali kalau kita pakai AI. Tidak bertele-tele, tidak muter-muter," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Purwoadi, Direktur Pusat Teknologi Informasi Komunikasi BPPT, menerangkan bahwa pemerintah memiliki tantangan utama yaitu sumber daya manusia yang ia nilai belum menunjang bilamana ingin menerapkan kecerdasan buatan.
"SDM sih. Kita belum terlalu berpengalaman di bidang itu. Kalo infrasturuk enggak. Karena infrastruktur kita udah mumpuni di LIPI. kalau teknologi juga banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang membuat algoritma sendiri sudah banyak," ujar Purwoadi, di Jakarta, (20/2/2020).
Purwoadi menammbahkan untuk menggantikan eselon III dan eselon IV dengan robot dibutuhkan sebuah data latih yang dari data itu akan dihubungkan dengan algoritma. Barulah robot atau kecerdasan buatan akan bisa menggunakan algoritma dari data tersebut.
Ia mencontohkan bahwa jika eselon III hanya memiliki pekerjaan untuk memeriksa ceklis saja kemungkinan mudah untuk di ganti Robot dan AI, "Tapi kalau misalnya dalam ceklis itu dituliskan butuh akte kelahiran ternyata gak punya orang ini, dia punya-nya keterangan rumah sakit, gimana tuh? Nah itu lah kebijakan yang harus dimaksukkan ke dalam AI. Itu yg perlu data-datanya. Sehingga kemudian kita bisa melatih algoritma AI untuk menggantikan eselon 3-4," lanjutnya.
Purwoadi, juga menjelaskan bahwa proses pergantian eselon III dan IV menjadi robot atau AI ini menurutnya tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat.
"Karena kita perlu data-data latih yang paling susah di Indonesia toh. Karena pekerjaan mereka kan masih manual, skrg bagaimana kita bisa mendapatkan data dari apa yg mereka lakukan/kerjakan," ujar Purwoadi.
(roy/roy) Next Article Gebrakan Jokowi: Eselon III & IV Dihapus, Diganti Robot!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular