China Bela Huawei Sebut AS Munafik, Panas Lagi Nih?

Redaksi, CNBC Indonesia
18 February 2020 14:40
Pemerintah China membela Huawei Technologies dengan menyebut AS menerapkan standar ganda ketika mengkritik raksasa teknologi China.
Foto: Huawei (REUTERS/Thomas Peter)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China membela Huawei Technologies dengan menyebut AS menerapkan standar ganda ketika mengkritik raksasa teknologi China, dengan mengungkit kembali tuduhan di masa lalu bahwa AS pernah memantau ponsel Kanselir Jerman Angela Merkel.

Ini merupakan respons dari pernyataan Richard Grenell, Duta Besar AS untuk Jerman, yang menulis dalam twitternya telah dianggap oleh Presiden Donald Trump dan menginstruksikan dirinya untuk menjelaskan bahwa setiap negara yang memilih untuk menggunakan vendor 5G tidak dapat dipercaya akan membahayakan kemampuan AS untuk berbagi informasi intelejen tingkat tinggi.


Jerman, Inggris, Selandia Baru, Australia dan AS tergabung dalam organisasi Five Eyes, yang memungkinkan kelima negara bertukar data intelijen. Selandia baru dan Inggris telah memblokir Huawei dalam infrastruktur 5G, sementara Inggris membolehkan Huawei tetapi untuk infrastruktur non-inti.

5G merupakan teknologi jaringan seluler generasi mendatang dengan kecepatan data super cepat. AS telah memasukkan Huawei dalam daftar hitam (blacklist) dengan alasan keamanan nasional dan perangkatnya bisa digunakan China untuk memata-matai negara lain. Huawei berulang kali membantah tudingan tersebut.


Juru Bicara Luar Negeri China Hua Chunying menganggap pernyataan Dubes AS untuk Jerman tersebut sebagai tindakan munafik dan mengingatkan kembali informasi yang dibocorkan Edward Snowden, seperti dilansir dari CNBC International, Selasa (18/2/2020).


Pada 2013, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden merilis sejumlah dokumen intelejen terkait kegiatan organisasi. Media Jerman Der Spiegel melaporkan pada saat itu bahwa dokumen tersebut mengungkapkan NSA telah menyadap kantor Uni Eropa di Washington dan menyusup ke jaringan komputer UE.


Pada Oktober 2013, Der Spiegel menerbitkan karya yang mengklaim bahwa AS mengintai telepon Merkel. Tuduhan itu mengarah pada investigasi oleh jaksa federal Jerman yang akhirnya dibatalkan karena kurangnya bukti yang untuk dibawa ke pengadilan.

Pada saat itu, Gedung Putih bersikeras dalam pernyataan bahwa "tidak memonitor dan tidak akan memantau" telepon Merkel.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article Inggris Izinkan Huawei Bangun 5G, Menlu AS: Pikirkan Ulang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular