Ini Tips dari Badan Siber RI Agar Tak Kecanduan Medsos
17 February 2020 12:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Apakah kamu termasuk orang yang mementingkan jumlah like atau followers di media sosial? Bila iya, itu merupakan efek negatif dari kecanduan bermain media sosial yang membuat penyakit tanpa kita sadari.
Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Dharma Pongrekun, menjelaskan bahwa media sosial dapat menghasilkan Hypno Elegtromagnetik yang merangsang sebuah hormon beracun yang membuat pengguna medsos terlena.
"Itu yang membuat orang selalu gelisah ingin posting selalu ingin melihat jumlah like postingan padahal bukan dari hati dan seolah-olah alami padahal itu by desain," kata Dharma, pada acara seminar di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, (17/2/2020).
Selain itu, Dharma juga menerangkan bahwa untuk seseorang bisa terlepas dari kecanduan bermain media sosial cukup mudah. Pada intinya, jangan memiliki mindset untuk bisa selalu eksis di dunia maya.
"Tidak sulit, jangan sering mengeksploitasi diri, jangan pengen eksis contohnya menunggu dilike kalo di sosmed. Ini semua berkaitan dengan angka. Jadi tanpa kita sadari kita digiring bahwa jumlah like dari postingan itu sangat penting bagi hidup," jelas Dharma.
Lebih lanjut, menurutnya, memperkuat iman dan mempererat hubungan bersama Tuhan dalam hal ini yaitu beribadah menjadi faktor pendukung yang vital agar kita tidak kecanduan media sosial.
"Arus globalisasi ini yang melahirkan internet maupun sosmed membuat angka bisa mempeributkan segala macam hal. Jadi kita harus perkuat iman. Jangan terobsesi ilusi angka. Karena itu bisa membuat kesesatan," terang Dharma.
Bila tidak ditanggulangi, Dharma mengungkapkan kalau dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial ini sangat berbahaya karena pada dasarnya tidak bisa terlihat atau disadari secara langsung.
"Gadget itu merusak sel-sel kita. Contohnya, seperti ada postingan sosmed yang membuat kita sakit hati lalu efeknya ke kita gak mau makan, susah tidur, dan lain-lain. Itu yang berbahaya karena tidak disadari," kata Dharma.
(roy/roy)
Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Dharma Pongrekun, menjelaskan bahwa media sosial dapat menghasilkan Hypno Elegtromagnetik yang merangsang sebuah hormon beracun yang membuat pengguna medsos terlena.
"Itu yang membuat orang selalu gelisah ingin posting selalu ingin melihat jumlah like postingan padahal bukan dari hati dan seolah-olah alami padahal itu by desain," kata Dharma, pada acara seminar di Universitas Pelita Harapan, Tangerang, (17/2/2020).
Selain itu, Dharma juga menerangkan bahwa untuk seseorang bisa terlepas dari kecanduan bermain media sosial cukup mudah. Pada intinya, jangan memiliki mindset untuk bisa selalu eksis di dunia maya.
"Tidak sulit, jangan sering mengeksploitasi diri, jangan pengen eksis contohnya menunggu dilike kalo di sosmed. Ini semua berkaitan dengan angka. Jadi tanpa kita sadari kita digiring bahwa jumlah like dari postingan itu sangat penting bagi hidup," jelas Dharma.
Lebih lanjut, menurutnya, memperkuat iman dan mempererat hubungan bersama Tuhan dalam hal ini yaitu beribadah menjadi faktor pendukung yang vital agar kita tidak kecanduan media sosial.
"Arus globalisasi ini yang melahirkan internet maupun sosmed membuat angka bisa mempeributkan segala macam hal. Jadi kita harus perkuat iman. Jangan terobsesi ilusi angka. Karena itu bisa membuat kesesatan," terang Dharma.
Bila tidak ditanggulangi, Dharma mengungkapkan kalau dampak negatif yang ditimbulkan dari media sosial ini sangat berbahaya karena pada dasarnya tidak bisa terlihat atau disadari secara langsung.
"Gadget itu merusak sel-sel kita. Contohnya, seperti ada postingan sosmed yang membuat kita sakit hati lalu efeknya ke kita gak mau makan, susah tidur, dan lain-lain. Itu yang berbahaya karena tidak disadari," kata Dharma.
Artikel Selanjutnya
Badan Siber RI Beberkan Ancaman Besar Pakai Kartu ATM Lama
(roy/roy)