
Game 'Mobile Legends Made in RI' Lahir, Bisa Lawan PUBG Cs?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
13 February 2020 13:54

Sayangnya dengan pasar yang menjanjikan ini, Indonesia hanya menjadi target pasar saja dan pengembang game lokalnya sendiri belum bisa menikmatinya. Kurangnya dukungan pemerintah menjadi salah satu faktor mengapa game lokal belum bisa menguasai negaranya sendiri.
"Jadi sebenernya kalo pemerintah mau dorong indutri game ini ya walaupun lebih kecil daripada industri yang sudah mature yang lainnya. Tentunya akan bisa membantu perekonomian negara dalam artian bisa ekspor game ya," terang Ivan.
Di lain pihak, Arief Widhiyasa, CEO & Co-Founder Agate, pengembang game lokal yang mendunia berkat game Valthirian Arc: Hero School Story menjelaskan kendala mengapa Indonesia masih kurang bersaing dengan game luar negeri adalah kurangnya pengalaman dan kapabilitas talenta-talenta yang ada di Indonesia.
"Satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan kapabilitas individu dan tim agar mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang bisa bersaing dengan global. Ini ngomongnya gampang tapi memang eksekusinya tidak mudah, karena kita sudah ketinggalan puluhan tahun," ujar Arief kepada CNBC Indonesia, pekan lalu.
"Dalam prosesnya mungkin teman-teman game developer tanah air bisa melakukannya dengan memilih market yang niche dulu untuk bertumbuh," tambahnya.
Bahkan menurut Arief, Industri game di Indonesia ketinggalan 10-15 tahun dengan Korea & China, ketinggalan 20-25 tahun dengan Jepang, dan 30 tahun lebih dengan negara barat. Namun, ia tetap optimis bahwa pengembang game lokal dapat bersaing dengan global karena Indonesia mempunyai market yang besar.
(roy/roy)
"Jadi sebenernya kalo pemerintah mau dorong indutri game ini ya walaupun lebih kecil daripada industri yang sudah mature yang lainnya. Tentunya akan bisa membantu perekonomian negara dalam artian bisa ekspor game ya," terang Ivan.
Di lain pihak, Arief Widhiyasa, CEO & Co-Founder Agate, pengembang game lokal yang mendunia berkat game Valthirian Arc: Hero School Story menjelaskan kendala mengapa Indonesia masih kurang bersaing dengan game luar negeri adalah kurangnya pengalaman dan kapabilitas talenta-talenta yang ada di Indonesia.
"Dalam prosesnya mungkin teman-teman game developer tanah air bisa melakukannya dengan memilih market yang niche dulu untuk bertumbuh," tambahnya.
Bahkan menurut Arief, Industri game di Indonesia ketinggalan 10-15 tahun dengan Korea & China, ketinggalan 20-25 tahun dengan Jepang, dan 30 tahun lebih dengan negara barat. Namun, ia tetap optimis bahwa pengembang game lokal dapat bersaing dengan global karena Indonesia mempunyai market yang besar.
(roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular