
Gara-gara Virus Corona, Ekonomi Indonesia Terancam Lesu
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
28 January 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Menyebarnya virus corona ke 16 negara mengakibatkan setidaknya 106 orang meninggal dunia, menimbulkan berbagai sentimen negatif di dunia. Adapun dampak virus corona bukan hanya dari sisi kesehatan melainkan juga merembet ke aktivitas ekonomi seperti harga komoditas.
Untuk mencegah dampak virus Corona dan memperluas penyebaran, pemerintah China pun melakukan isolasi kota Wuhan. Hal ini semakin membawa ketidakpastian bagi China. Pasalnya penyebaran virus bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek - yang biasanya akan mendorong perjalanan, belanja, dan pemberian hadiah.
Stasiun kereta api dan bandara menjadi sepi. Karena para penumpang langsung merubah rencana perjalanan meskipun ada libur selama sepekan. Selain itu, pemerintah China pun mengisolasi kota Wuhan untuk mencegah penyebaran virus.
Hal ini juga berdampak pada penutupan penerbangan ke kota tersebut, sehingga ada beberapa maskapai yang harus membatalkan rute penerbangan ke Wuhan.
Presiden Joko Widodo pun telah menginstruksikan kepada Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto untuk mengantisipasi penyebaran wabah tersebut.
"Sebagai langkah preventif, pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau penumpang yang datang, terutama dari negara yang diperkirakan telah mengonfirmasi kehadiran virus baru ini," jelasnya.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran dan dampak virus corona sebanyak 135 thermo scanner telah diaktifkan di 135 pintu masuk negara baik darat, laut, maupun udara.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruang isolasi terhadap pasien dengan gejala penyakit paru-paru dan saluran pernapasan lain, seperti RSPI Sulianto Saroso di Jakarta dan rumah sakit lainnya.
Dampak Ekonomi
Bahkan, dampak virus corona bisa sampai memicu krisis ekonomi global. Dampak virus corona paling krusial sebenarnya adalah bagaimana nasib ekonomi China, dan imbasnya kepada Indonesia.
Pasalnya ekonomi China selama bertahun-tahun menjadi salah satu mesin pertumbuhan paling kuat di dunia. Kehancuran di negara tersebut bisa membuat pekerjaan terhambat dan pertumbuhan di tempat lain.
Dampak virus corona pun bisa sampai ke Indonesia, dan mengancam pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5%. Riset S&P menyebutkan, virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 poin persentase. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi China tahun ini diperkirakan 6%, maka virus Corona akan membuatnya melambat menjadi 4,8%.
Kalau ekonomi China melambat sebagai dampak virus corona, maka Indonesia pasti bakal kena getahnya. Sebab, hubungan Indonesia dengan China begitu erat. Berdasarkan kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase bakal mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 poin persentase.
Bukan hanya itu, dampak virus corona juga meluas pada anjloknya harga batu bara, karena pasar yang masih waspada. Kemarin (27/1/2020) harga komoditas batu bara kontrak acuan ICE Newcastle ditutup di level US$ 67,55/ton, melemah 0,81% dibanding posisi penutupan pekan lalu.
Selain batu bara, dampak virus corona juga meluas ke jatuhnya harga minyak mentah. Jika terus menerus terjadi dan meluas, apa yang dikhawatirkan pelaku pasar adalah dapat mengganggu permintaan minyak. Harga minyak mentah terus melorot sebagai dampak virus corona yang terus menelan korban jiwa.
(dob/dob) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Untuk mencegah dampak virus Corona dan memperluas penyebaran, pemerintah China pun melakukan isolasi kota Wuhan. Hal ini semakin membawa ketidakpastian bagi China. Pasalnya penyebaran virus bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek - yang biasanya akan mendorong perjalanan, belanja, dan pemberian hadiah.
Stasiun kereta api dan bandara menjadi sepi. Karena para penumpang langsung merubah rencana perjalanan meskipun ada libur selama sepekan. Selain itu, pemerintah China pun mengisolasi kota Wuhan untuk mencegah penyebaran virus.
Presiden Joko Widodo pun telah menginstruksikan kepada Menteri Kesehatan Dokter Terawan Agus Putranto untuk mengantisipasi penyebaran wabah tersebut.
"Sebagai langkah preventif, pemerintah telah memperketat pengawasan di bandara untuk mendeteksi dan memantau penumpang yang datang, terutama dari negara yang diperkirakan telah mengonfirmasi kehadiran virus baru ini," jelasnya.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran dan dampak virus corona sebanyak 135 thermo scanner telah diaktifkan di 135 pintu masuk negara baik darat, laut, maupun udara.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan 100 rumah sakit rujukan dengan fasilitas ruang isolasi terhadap pasien dengan gejala penyakit paru-paru dan saluran pernapasan lain, seperti RSPI Sulianto Saroso di Jakarta dan rumah sakit lainnya.
Dampak Ekonomi
Bahkan, dampak virus corona bisa sampai memicu krisis ekonomi global. Dampak virus corona paling krusial sebenarnya adalah bagaimana nasib ekonomi China, dan imbasnya kepada Indonesia.
Pasalnya ekonomi China selama bertahun-tahun menjadi salah satu mesin pertumbuhan paling kuat di dunia. Kehancuran di negara tersebut bisa membuat pekerjaan terhambat dan pertumbuhan di tempat lain.
Dampak virus corona pun bisa sampai ke Indonesia, dan mengancam pertumbuhan ekonomi bisa di bawah 5%. Riset S&P menyebutkan, virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 poin persentase. Jadi kalau pertumbuhan ekonomi China tahun ini diperkirakan 6%, maka virus Corona akan membuatnya melambat menjadi 4,8%.
Kalau ekonomi China melambat sebagai dampak virus corona, maka Indonesia pasti bakal kena getahnya. Sebab, hubungan Indonesia dengan China begitu erat. Berdasarkan kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase bakal mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 poin persentase.
Bukan hanya itu, dampak virus corona juga meluas pada anjloknya harga batu bara, karena pasar yang masih waspada. Kemarin (27/1/2020) harga komoditas batu bara kontrak acuan ICE Newcastle ditutup di level US$ 67,55/ton, melemah 0,81% dibanding posisi penutupan pekan lalu.
Selain batu bara, dampak virus corona juga meluas ke jatuhnya harga minyak mentah. Jika terus menerus terjadi dan meluas, apa yang dikhawatirkan pelaku pasar adalah dapat mengganggu permintaan minyak. Harga minyak mentah terus melorot sebagai dampak virus corona yang terus menelan korban jiwa.
(dob/dob) Next Article Merasa Beruntung Belum Kena Covid? Bisa Jadi ini Penyebabnya
Most Popular