
Isu Virus Corona Buat Kurs Dolar Singapura Anjlok Nyaris 1%
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 January 2020 12:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura melemah tiga hari beruntun melawan rupiah pada perdagangan Senin (27/1/2020). Total dalam tiga hari tersebut Mata Uang Negeri Merlion anjlok nyaris 1% dan nilai tukarnya nyaris ke bawah Rp 10.000/SG$. Level terlemah yang disentuh dolar Singapura Senin kemarin di Rp 10.008,83/SG$.
Penyebaran virus corona hingga ke Singapura membuat mata uangnya terus tertekan dalam tiga hari terakhir. Sementara jika dilihat sejak awal tahun hingga Senin kemarin dolar Singapura sudah melemah 2,95%, hingga berada di level terlemah sejak Desember 2017.
Sementara pada hari ini, Selasa (28/1/2020) dolar Singapura menguat 0,32% ke level Rp 10.047,86/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Singapura menjadi salah satu negara yang terjangkit virus corona. Mengutip The Strait Times, Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) melaporkan sudah ada lima kasus virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut.
Sebelumnya MOH melakukan tes terhadap 62 orang yang terduga terjangkit virus corona, lima orang tersebut dinyatakan positif, dan sisanya negatif. Selain itu ada 57 orang lagi yang belum dilakukan pengujian.
Sementara itu di China 106 orang dilaporkan meninggal akibat virus corona, dan telah menjangkiti 4.515 orang, sebagaimana dilansir CNBC International.
Singapura merupakan salah satu tujuan wisata utama juga travel hub regional, sehingga rentan terdampak virus corona. Traveler dari China adalah yang terbesar berkunjung ke Singapura, mengutip Channel News Asia, di tahun 2016, ada 2,3 juta traveler dari China yang mengunjungi Singapura.
Selain itu, hasil riset S&P menyebutkan, virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 poin persentase. Pelambatan ekonomi di Negeri Tiongkok tentunya akan menyeret turun pertumbuhan ekonomi global, termasuk Singapura.
"Pasti akan ada dampak ke kami, khususnya untuk ekonomi, bisnis, dan kepercayaan konsumen di tahun ini," kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, dilansir dari Reuters, Senin (27/1/2020).
Perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi bukti bagaimana pelambatan ekonomi China pada tahun lalu berdampak pada pelambatan ekonomi Singapura, bahkan sempat terancam mengalami resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Penyebaran virus corona hingga ke Singapura membuat mata uangnya terus tertekan dalam tiga hari terakhir. Sementara jika dilihat sejak awal tahun hingga Senin kemarin dolar Singapura sudah melemah 2,95%, hingga berada di level terlemah sejak Desember 2017.
Sementara pada hari ini, Selasa (28/1/2020) dolar Singapura menguat 0,32% ke level Rp 10.047,86/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Singapura menjadi salah satu negara yang terjangkit virus corona. Mengutip The Strait Times, Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/MOH) melaporkan sudah ada lima kasus virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut.
Sebelumnya MOH melakukan tes terhadap 62 orang yang terduga terjangkit virus corona, lima orang tersebut dinyatakan positif, dan sisanya negatif. Selain itu ada 57 orang lagi yang belum dilakukan pengujian.
Sementara itu di China 106 orang dilaporkan meninggal akibat virus corona, dan telah menjangkiti 4.515 orang, sebagaimana dilansir CNBC International.
Singapura merupakan salah satu tujuan wisata utama juga travel hub regional, sehingga rentan terdampak virus corona. Traveler dari China adalah yang terbesar berkunjung ke Singapura, mengutip Channel News Asia, di tahun 2016, ada 2,3 juta traveler dari China yang mengunjungi Singapura.
Selain itu, hasil riset S&P menyebutkan, virus Corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China sekitar 1,2 poin persentase. Pelambatan ekonomi di Negeri Tiongkok tentunya akan menyeret turun pertumbuhan ekonomi global, termasuk Singapura.
"Pasti akan ada dampak ke kami, khususnya untuk ekonomi, bisnis, dan kepercayaan konsumen di tahun ini," kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing, dilansir dari Reuters, Senin (27/1/2020).
Perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS) menjadi bukti bagaimana pelambatan ekonomi China pada tahun lalu berdampak pada pelambatan ekonomi Singapura, bahkan sempat terancam mengalami resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular