
Wah, Startup AI Ini Klaim yang Pertama Deteksi Virus Corona
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
27 January 2020 18:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah Virus Corona kini menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Penyakit ini pertama kali diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari lalu.
Hasil paparan WHO, menyebutkan bahwa penyakit yang mirip flu burung ini berasal dari Wuhan dan diduga dari paparan pedagang terhadap hewan hidup di Pasar Makanan Laut Huanan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) asal Amerika Serikat sebenarnya telah menyebarkan kabar itu beberapa hari sebelumnya, pada 6 Januari di saat penyakit tersebut belum mewabah.
Dilansir dari Wired, (27/1/2020), sebelum WHO dan CDC mengumumkan adanya Virus Corona, startup kesehatan bernama Bluedot lah yang pertama kali telah menemukan dan membuat berita tentang wabah itu kepada pelanggannya pada 31 Desember 2019.
Dalam prosesnya, BlueDot menggunakan algoritma yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) saat menjelajahi laporan berita berbahasa asing, menemukan jaringan penyakit hewan-tumbuhan, dan pengumuman resmi untuk memberikan peringatan terlebih dahulu kepada kliennya untuk menghindari zona berbahaya seperti Wuhan, China.
CEO Bluedot, Kamran Khan, mengatakan bahwa kecerdasan buatan sangat penting digunakan untuk memantau penyakit karena mengandalkan pemerintah, apalagi pejabat China, dalam berbagi informasi tentang penyakit, polusi udara, atau bencana alam itu memakan waktu.
"Kami tahu bahwa pemerintah mungkin tidak dapat diandalkan untuk memberikan informasi secara tepat waktu," kata Kamran. "Kita dapat mengambil berita tentang kemungkinan wabah, murmur kecil atau forum atau blog tentang indikasi beberapa peristiwa yang tidak biasa terjadi."
Hasil paparan WHO, menyebutkan bahwa penyakit yang mirip flu burung ini berasal dari Wuhan dan diduga dari paparan pedagang terhadap hewan hidup di Pasar Makanan Laut Huanan.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) asal Amerika Serikat sebenarnya telah menyebarkan kabar itu beberapa hari sebelumnya, pada 6 Januari di saat penyakit tersebut belum mewabah.
Dalam prosesnya, BlueDot menggunakan algoritma yang digerakkan oleh kecerdasan buatan (AI) saat menjelajahi laporan berita berbahasa asing, menemukan jaringan penyakit hewan-tumbuhan, dan pengumuman resmi untuk memberikan peringatan terlebih dahulu kepada kliennya untuk menghindari zona berbahaya seperti Wuhan, China.
CEO Bluedot, Kamran Khan, mengatakan bahwa kecerdasan buatan sangat penting digunakan untuk memantau penyakit karena mengandalkan pemerintah, apalagi pejabat China, dalam berbagi informasi tentang penyakit, polusi udara, atau bencana alam itu memakan waktu.
"Kami tahu bahwa pemerintah mungkin tidak dapat diandalkan untuk memberikan informasi secara tepat waktu," kata Kamran. "Kita dapat mengambil berita tentang kemungkinan wabah, murmur kecil atau forum atau blog tentang indikasi beberapa peristiwa yang tidak biasa terjadi."
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular