
Demi Mobil Listrik, Hyundai Rogoh Rp 7 T untuk Jaringan Diler
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
27 January 2020 13:36

Jakarta, CNBC Indonesia- Produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai, bersiap membangun pabrik di Indonesia pada Maret 2020 dan merealisasikan investasi tahap pertama senilai US$ 750 juta atau Rp 10,5 triliun (kurs Rp 14.000) . Sebelumnya Hyundai memiliki komitmen investasi hingga US$ 1,5 miliar untuk membangun pabrik yang terbagi dalam dua tahap.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Hyundai juga berkomitmen menambahkan investasi senilai US$ 500 juta atau Rp 7 triliun untuk jaringan diler dan layanan purna jual.
"Investasi US$ 1,5 miliar adalah untuk pembangunan pabrik Hyundai yang dimulai 2020, untuk produksi 2021, kemudian akan dilanjutkan tahap dua di 2021," kata Bahlil, Senin (27/01/2020).
Bahlil menegaskan pembangunan pabrik ini bukan relokasi pabrik dari Korea Selatan, melainkan penambahan pabrik baru.
"Ini bukan relokasi ya, jadi ini pabrik baru yang akan dibangun di Karawang," katanya.
Sebelumnya Bahlil mengungkapkan Indonesia semakin menarik untuk investasi terutama dengan adanya mobil listrik, dan adanya laranga ekspor nikel. Salah satu tujuannya untuk memproduksi baterai lithium mobil listrik.
Bahlil mengatakan ketika pemerintah melakukan keputusan besar menghentikan ekspor nikel, semua orang bahkan dunia ada yang tidak setuju. Anak-anak Indonesia juga protes.
"Dalam dinamika regulasi sekarang, Indonesia yang dilirik investasi dunia terkait lithium baterai," ujarnya.
(dob/dob) Next Article Penampakan Mobil Listrik Tanpa Sopir Buatan Hyundai
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan Hyundai juga berkomitmen menambahkan investasi senilai US$ 500 juta atau Rp 7 triliun untuk jaringan diler dan layanan purna jual.
"Investasi US$ 1,5 miliar adalah untuk pembangunan pabrik Hyundai yang dimulai 2020, untuk produksi 2021, kemudian akan dilanjutkan tahap dua di 2021," kata Bahlil, Senin (27/01/2020).
Bahlil menegaskan pembangunan pabrik ini bukan relokasi pabrik dari Korea Selatan, melainkan penambahan pabrik baru.
"Ini bukan relokasi ya, jadi ini pabrik baru yang akan dibangun di Karawang," katanya.
Sebelumnya Bahlil mengungkapkan Indonesia semakin menarik untuk investasi terutama dengan adanya mobil listrik, dan adanya laranga ekspor nikel. Salah satu tujuannya untuk memproduksi baterai lithium mobil listrik.
Bahlil mengatakan ketika pemerintah melakukan keputusan besar menghentikan ekspor nikel, semua orang bahkan dunia ada yang tidak setuju. Anak-anak Indonesia juga protes.
"Dalam dinamika regulasi sekarang, Indonesia yang dilirik investasi dunia terkait lithium baterai," ujarnya.
(dob/dob) Next Article Penampakan Mobil Listrik Tanpa Sopir Buatan Hyundai
Most Popular