200 Mitra Grab Ikut Pelatihan Online Tangkal Trafficking

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
17 January 2020 15:01
Grab Indonesia akan menyelenggarakan pelatihan online yang diikuti oleh 200 ribu mitra pengemudi Grab se-Indonesia.
Foto: Grab Gelar Seminar Pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang di Bali untuk Mendukung Program KPAI dan LPSK. (Grab)
Jakarta, CNBC Indonesia - Grab Indonesia akan menyelenggarakan pelatihan online yang diikuti oleh 200 ribu mitra pengemudi Grab se-Indonesia.

Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara Grab Indonesia dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Pelatihan yang merupakan bagian dari GrabAcademy ini dilakukan agar dapat mengenali situasi yang berpotensi mengarah kepada Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan melaporkannya kepada pihak berwajib. Selain itu, Grab juga menyiapkan sistem dukungan 3 pelaporan melalui tim Layanan Pelanggan yang beroperasi 24 jam selama 7 hari seminggu agar dapat membantu mitra pengemudi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang TPPO.



"Suatu kehormatan bagi Grab dapat berkolaborasi dalam inisiatif di bidang pencegahan dan pemberantasan TPPO. Ini merupakan bagian dari misi 2025 'GrabforGood' yang salah satunya merupakan upaya untuk mewujudkan layanan digital yang aman dan inklusif," ujar Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat (17/1/2020).

Dia juga mengatakan, dengan memanfaatkan kapasitas teknologi, platform, dan kerja sama, Grab berkomitmen untuk menciptakan dampak positif dan berkelanjutan. Jangkauan layanan aplikasi Grab di Indonesia sangat luas mencapai 234 kota dari Sabang sampai Merauke.

Jangkauan ini diharapkan dapat menjadi entry point yang sangat penting untuk mengidentifikasi dan mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang dan eksploitasi seksual komersial anak.

Selanjutnya Komisioner KPAI, Ai Maryati Solihah mengatakan kemitraan seperti ini menjadi penting, karena masalah TPPO dan kekerasan seksual terhadap anak khususnya eksploitasi seksual komersial anak hanya bisa diatasi melalui kerja sama yang erat antar berbagai pihak. Kerjasama ini baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara, Aparat Penegak Hukum, maupun Non-Pemerintah, dan dalam hal ini, dunia usaha.

"Kami yakin kemitraan dan seminar anti-TPPO dan kekerasan seksual terhadap anak ini akan sangat berguna untuk anak-anak yang menjadi pesertanya. Harapan kami, best-practice yang dimulai oleh Grab ini bisa dicontoh oleh pelaku usaha lain agar kegiatan serupa bisa berlangsung rutin sehingga menimbulkan dampak sosial besar di masyarakat," ujarnya.

Kemudian Wakil Ketua LPSK, Livia Istania DF Iskandar mengatakan masalah TPPO dan kekerasan seksual terhadap anak mesti menjadi perhatian kita semua karena merekalah yang nanti akan jadi penerus dan masa depan bangsa. Namun tentu saja untuk bisa mengatasi serta mengantisipasi terjadinya tindak kekerasan itu diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.

"Karena itu kolaborasi lembaga pemerintah seperti LPSK dan KPAI dengan Grab ini merupakan suatu kegiatan penting yang diharapkan terus berlangsung, baik di Denpasar maupun kota lainnya. Selama ini LPSK lebih banyak bermitra dengan Aparat Penegak Hukum, Penyedia Layanan, dan Perguruan Tinggi. Ini kali pertama langsung melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang bahaya perdagangan orang," terangnya.


Sebagai informasi, program GrabAcademy telah hadir sejak 2018. Program ini merupakan sebuah platform terintegrasi yang menyediakan berbagai topik pelatihan yang wajib diikuti oleh mitra pengemudi secara berkala dan tersedia secara online dan offline.

Versi online GrabAcademy dapat diakses melalui aplikasi mitra pengemudi dan telah memiliki lebih dari 150 modul, dimana setiap modulnya dapat diselesaikan dalam waktu 8-10 menit dengan topik yang bervariasi.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Ini Cara Grab Mencegah Tindak Pidana Perdagangan Orang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular