Hakan Sukur: Bintang Piala Dunia, Anggota DPR, Driver Ojol

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 January 2020 13:21
Hakan Sukur: Bintang Piala Dunia, Anggota DPR, Driver Ojol
Hakan Sukur (Instagram)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pepatah lama mengatakan hidup itu seperti roda pedati. Kadang di atas, kadang di bawah. Ada kalanya kita bahagia dan dibuai puja-puji, tetapi ada saatnya untuk nestapa dan dihujani caci-maki.

Mungkin itu yang dialami oleh Hakan Sukur, eks penyerang tim nasional Turki. Bagi penggemar sepakbola, terutama yang sudah agak senior, nama ini tentu tidak asing.

Sukur adalah permata sepakbola Turki. Kiprahnya di tim nasional Negeri Kebab tidak main-main, terutama pada awal dekade 2000-an. Sukur, bersama para pemain top lain seperti Rustu Recber dan Okan Buruk, menjadi bintang kala Turki berhasil meraih peringkat tiga di Piala Dunia 2002.

Pada 1992, pamor Sukur mulai bersinar kala bergabung dengan klub raksasa Turki, Galatasaray. Dia meninggalkan Galatasaray pada 1995 untuk merapat ke Torino (Italia) setelah mengukir 71 gol dari 135 pertandingan.

Namun karier Sukur di Negeri Spageti tidak berjalan mulus. Hanya setengah musim membela klub sekota Juventus, Sukur cuma berkesempatan bermain di lima laga dan membikin sebiji gol.


Sukur memutuskan 'mudik' ke Galatasaray pada bursa transfer musim dingin. Kembali ke kampung halaman, Sukur kembali galak dengan mencetak 152 gol dari 224 pertandingan selama lima musim.

Pada musim terakhirnya di Galatasaray, Sukur mempersembahkan gelar Eropa yaitu Piala UEFA. Galatasaray berhasil membekuk Arsenal (Inggris) di partai final dan menjadi klub Turki pertama yang menjuarai kompetisi antar-klub Benua Biru.

Pada tahun 2000, Sukur memutuskan untuk kembali ke Italia, kali ini bergabung dengan Inter Milan. Namun seperti di Torino, karier Sukur di Guiseppe Meazza juga nyungsep. Sepanjang musim 2000/2001, Sukur bermain 35 kali di seluruh kompetisi dengan sumbangan enam gol.


Pada musim 2001/2002, Sukur masih bertahan di Italia tetapi pindah ke Parma. Setali tiga uang, penampilannya di Parma pun ndlesep dengan catatan tiga gol dalam 16 pertandingan.

Semusim berikutnya, Sukur mencoba peruntungan di Inggris bersama Blackburn Rovers. Namun lagi-lagi, rapor Sukur di tim Mawar Merah juga ikut merah. Hanya semusim membela Blackburn, Sukur menyumbang dua gol dari sembilan laga.

Akhirnya pada musim 2003/2004 Sukur balik lagi ke Galatasaray. Dia bermain lima musim untuk Galatasaray, kali ini menyumbang 72 gol dari 186 pertandingan.


Sepertinya Sukur dan Galatasaray memang berjodoh, pasangan hidup yang saling menemukan kecocokan satu sama lain. Sukur selalu trengginas kala membela Galatasaray, tetapi melempem kala bermain untuk klub lain.

Sukur pensiun dari dunia bal-balan pada 2008. Sepanjang karier profesionalnya, Sukur bermain 709 kali dan membuat 332 gol.



Mentas dari lapangan rumput, Sukur masuk ke dunia baru yang sangat berbeda yaitu politik. Pada 2011, Sukur yang merupakan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) berhasil menjadi anggota parlemen mewakili daerah pemilihan Provinsi Istanbul.

Namun pada 2013, Sukur mundur dari AKP dan memilih menjadi anggota parlemen dari jalur independen. Dari sini, afiliasi Sukur dengan gerakan Hizmet pimpinan ulama Fethullah Gullen semakin kuat.

Pada 2016, terjadi percobaan kudeta di Turki. Presiden Recep Tayyip Erdogan menuding kelompok Hizmet menjadi dalangnya. Persekusi terhadap para pendukung Gullen pun terjadi, Sukur tidak terkecuali.


Menjadi buronan pemerintah, Sukur meninggalkan Turki pada 2017. Kini, dia dan keluarganya tinggal di Amerika Serikat (AS).

Kabar mengejutkan datang hari ini. Sukur mengaku bahwa dirinya terpaksa menjadi sopir taksi online di Negeri Paman Sam untuk menyambung hidup.

"Awalnya saya mendirikan cafe di California, tetapi orang-orang aneh terus berdatangan. Akhirnya saya menjadi pengemudi Uber dan menjual buku.

"Mungkin saya adalah musuh pemerintah, tetapi bukan musuh negara dan bangsa Turki. Saya sayang kepada negara. Namun setelah pertikaian dengan Erdogan, saya terus menerima ancaman.

"Saya tidak punya apa-apa lagi, Erdogan mengambil semuanya. Hak atas kebebasan, hak mendapat pekerjaan. Saya tidak pernah melakukan perbuatan ilegal, saya bukan pengkhianat atau teroris," papar Sukur seperti dikutip dari Football Italia.


Well, roda nasib berputar dengan kecepatan yang tidak bisa diukur oleh manusia. Dua puluh tahun lalu, Sukur masih bergelimang puja-puji sebagai bintang sepakbola kelas dunia.

Sepuluh tahun lalu pun Sukur masih boleh bersyukur karena menjadi anggota parlemen. Namun kini roda nasib membawa Sukur ke AS sebagai driver taksi online...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular