
Terheboh di 2019
Mark Zuckerberg Jadi 'Merger' Facebook, Instagram & WhatsApp?
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
01 January 2020 13:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak peristiwa yang terjadi sepanjang tahun ini, dan CNBC Indonesia merangkum kembali berita-berita terpopuler selama 2019. Salah satunya rencana besar pendiri dan CEO Facebook Mark Zuckerberg yang ingin menyatukan Facebook Messenger, Instagram dan WhatsApp.
Dalam laporan New York Times, yang dilansir awal 2019, Zuckerberg melakukan ini untuk memperkuat posisinya menghadapi desakan regulator untuk memisahkan ketiganya dari Facebook.
Facebook mengatakan langkah itu juga akan meningkatkan privasi pengguna dengan memperkenalkan enkripsi untuk melindungi pesan agar tidak dilihat oleh siapa pun, kecuali mereka yang terlibat dalam percakapan.
"Orang-orang ingin pengiriman pesan yang cepat, sederhana, andal, dan pribadi," kata Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg.
"Kami sedang berupaya membuat lebih banyak produk chatting kami terenkripsi end-to-end dan mempertimbangkan cara untuk membuatnya lebih mudah menjangkau teman dan keluarga di seluruh jaringan. Seperti yang Anda harapkan, ada banyak diskusi dan debat ketika kami memulai proses panjang untuk mencari tahu semua detail tentang bagaimana ini akan bekerja. "
Langkah ini bukan sesuatu yang diminta oleh lebih dari 2 miliar pengguna Facebook. Namun, menurut Facebook, langkah mengintegrasikan tiga aplikasi chat tersebut dapat memudahkan berbagi data di antara pengguna, membantu Facebook mengidentifikasi pengguna di seluruh platform, dan meningkatkan kemampuan untuk menargetkan iklan.
WhatsApp saat ini memungkinkan seseorang untuk membuat akun hanya dengan nomor telepon, sementara Instagram memungkinkan orang untuk memiliki beberapa akun anonim tanpa menggunakan nama asli mereka.
Mark Zuckerberg mengonfirmasi rumor soal pengintegrasian antara Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Konfirmasi ini disampaikan Zuckerberg dalam paparan kinerja kuartalan perusahaan, Rabu (30/1/2019).
Zuckerberg mengatakan alasan pengintegrasian ini untuk mempermudah pengguna mengirim pesan di seluruh aplikasi milik Facebook Group. Namun, hal ini akan terealisasi tahun 2020 atau tahun berikutnya.
"Kami benar-benar masih pada tahap awal memikirkan hal ini. Ada banyak lagi yang perlu kami pikirkan sebelum memfinalisasi rencana tersebut," ujar Zuckerberg seperti dilaporkan Mashable.
"Alasan pertama, saya semangat melakukan ini lebih ke end-to-end enkripsi secara default pada produk kami. Orang-orang menggunakan ini di WhatsApp. Saya pikir ini merupakan arah yang harus kami temph. Saya pikir ada peluang ... untuk memiliki enkripsi bekerja secara konsisten di semua aplikasi yang kita lakukan."
Zuckerberg menambahkan dengan pengintegrasian aplikasi membawa keuntungan bagi pengguna WhatsApp karena bisa mengirimkan pesan langsung kepada penjual di Facebook Marketplace yang membuat pengguna lebih nyaman.
Integrasi ini juga akan menguntungkan "puluhan juta" pengguna Android yang saat ini menggunakan Messenger sebagai aplikasi SMS mereka karena enkripsi yang diaktifkan secara otomatis.
The Federal Trade Commission (FTC) sedang mempertimbangkan untuk memblokir integrasi Facebook Messenger, WhatsApp dan Instagram. Diskusi ini masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan final.
Menurut tiga orang yang mengetahui informasi ini, FTC sedang membahas apakah penyatuan infrastruktur teknis aplikasi milik Facebook ini akan mempersulit akan potensi pemisahan Facebook ketika agensi ini memutuskan akuisisi tersebut menggurangi persaingan dan memicu monopoli di jejaring sosial.
FTC dan Facebook menolak mengomentari pemberitaan ini. Potensi pemblokiran ini pertama kali dilaporkan The Wall Street Journal dan lansir CNBC Indonesia dari The New York Times, Senin (16/12/2019).
Facebook dan raksasa teknologi besar lain macam Google, Apple, dan Amazon, sedang mendapat sorotan tajam atas bagaimana mereka menggunakan kekuatan mereka memengaruhi dan menguasai pasar.
Facebook telah menjadi perhatian khusus karena posisinya yang dominan di jejaring sosial dan bagaimana ia mencaplok saingannya yang lebih kecil seperti Instagram dan WhatsApp, yang menjadi penopang keunggulannya bersaing.
Pada bulan Juli, Facebook mengungkapkan sedang dalam penyelidikan FTC karena masalah antimonopoli. Departemen Kehakiman, Kongres dan jaksa agung negara bagian juga memeriksa apakah Facebook telah bertindak anti kompetisi.
Para akademisi antimonopoli telah memberikan kajian untuk memecah Facebook. Mereka berpendapat Facebook membuat "akuisisi defensif serial" untuk melindungi keunggulannya di pasar jejaring sosial.
Langkah ini menjadi tindakan yang tidak biasa yang dilakukan FTC karena meninjau kembali merger yang sudah diselesaikan. Mayoritas anggota komisioner FTC harus menyetujui langkah ini dan harus mampu menunjukkan di pengadilan bahwa aksi ini melanggar aturan anti monopoli.
(roy/roy) Next Article Merger Facebook, WhatsApp & Instagram Berpotensi Diblokir?
Dalam laporan New York Times, yang dilansir awal 2019, Zuckerberg melakukan ini untuk memperkuat posisinya menghadapi desakan regulator untuk memisahkan ketiganya dari Facebook.
Facebook mengatakan langkah itu juga akan meningkatkan privasi pengguna dengan memperkenalkan enkripsi untuk melindungi pesan agar tidak dilihat oleh siapa pun, kecuali mereka yang terlibat dalam percakapan.
"Kami sedang berupaya membuat lebih banyak produk chatting kami terenkripsi end-to-end dan mempertimbangkan cara untuk membuatnya lebih mudah menjangkau teman dan keluarga di seluruh jaringan. Seperti yang Anda harapkan, ada banyak diskusi dan debat ketika kami memulai proses panjang untuk mencari tahu semua detail tentang bagaimana ini akan bekerja. "
Langkah ini bukan sesuatu yang diminta oleh lebih dari 2 miliar pengguna Facebook. Namun, menurut Facebook, langkah mengintegrasikan tiga aplikasi chat tersebut dapat memudahkan berbagi data di antara pengguna, membantu Facebook mengidentifikasi pengguna di seluruh platform, dan meningkatkan kemampuan untuk menargetkan iklan.
WhatsApp saat ini memungkinkan seseorang untuk membuat akun hanya dengan nomor telepon, sementara Instagram memungkinkan orang untuk memiliki beberapa akun anonim tanpa menggunakan nama asli mereka.
Mark Zuckerberg mengonfirmasi rumor soal pengintegrasian antara Facebook, WhatsApp, dan Instagram. Konfirmasi ini disampaikan Zuckerberg dalam paparan kinerja kuartalan perusahaan, Rabu (30/1/2019).
Zuckerberg mengatakan alasan pengintegrasian ini untuk mempermudah pengguna mengirim pesan di seluruh aplikasi milik Facebook Group. Namun, hal ini akan terealisasi tahun 2020 atau tahun berikutnya.
"Kami benar-benar masih pada tahap awal memikirkan hal ini. Ada banyak lagi yang perlu kami pikirkan sebelum memfinalisasi rencana tersebut," ujar Zuckerberg seperti dilaporkan Mashable.
"Alasan pertama, saya semangat melakukan ini lebih ke end-to-end enkripsi secara default pada produk kami. Orang-orang menggunakan ini di WhatsApp. Saya pikir ini merupakan arah yang harus kami temph. Saya pikir ada peluang ... untuk memiliki enkripsi bekerja secara konsisten di semua aplikasi yang kita lakukan."
Zuckerberg menambahkan dengan pengintegrasian aplikasi membawa keuntungan bagi pengguna WhatsApp karena bisa mengirimkan pesan langsung kepada penjual di Facebook Marketplace yang membuat pengguna lebih nyaman.
Integrasi ini juga akan menguntungkan "puluhan juta" pengguna Android yang saat ini menggunakan Messenger sebagai aplikasi SMS mereka karena enkripsi yang diaktifkan secara otomatis.
The Federal Trade Commission (FTC) sedang mempertimbangkan untuk memblokir integrasi Facebook Messenger, WhatsApp dan Instagram. Diskusi ini masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan final.
Menurut tiga orang yang mengetahui informasi ini, FTC sedang membahas apakah penyatuan infrastruktur teknis aplikasi milik Facebook ini akan mempersulit akan potensi pemisahan Facebook ketika agensi ini memutuskan akuisisi tersebut menggurangi persaingan dan memicu monopoli di jejaring sosial.
FTC dan Facebook menolak mengomentari pemberitaan ini. Potensi pemblokiran ini pertama kali dilaporkan The Wall Street Journal dan lansir CNBC Indonesia dari The New York Times, Senin (16/12/2019).
Facebook dan raksasa teknologi besar lain macam Google, Apple, dan Amazon, sedang mendapat sorotan tajam atas bagaimana mereka menggunakan kekuatan mereka memengaruhi dan menguasai pasar.
Facebook telah menjadi perhatian khusus karena posisinya yang dominan di jejaring sosial dan bagaimana ia mencaplok saingannya yang lebih kecil seperti Instagram dan WhatsApp, yang menjadi penopang keunggulannya bersaing.
Pada bulan Juli, Facebook mengungkapkan sedang dalam penyelidikan FTC karena masalah antimonopoli. Departemen Kehakiman, Kongres dan jaksa agung negara bagian juga memeriksa apakah Facebook telah bertindak anti kompetisi.
Para akademisi antimonopoli telah memberikan kajian untuk memecah Facebook. Mereka berpendapat Facebook membuat "akuisisi defensif serial" untuk melindungi keunggulannya di pasar jejaring sosial.
Langkah ini menjadi tindakan yang tidak biasa yang dilakukan FTC karena meninjau kembali merger yang sudah diselesaikan. Mayoritas anggota komisioner FTC harus menyetujui langkah ini dan harus mampu menunjukkan di pengadilan bahwa aksi ini melanggar aturan anti monopoli.
(roy/roy) Next Article Merger Facebook, WhatsApp & Instagram Berpotensi Diblokir?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular