
Ekosistem 5G di Indonesia Masih Tertinggal dari Malaysia
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
19 December 2019 14:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Dari data Global System for Mobile Communications Association (GSMA) menyebut pengembangan ekosistem 5G di Indonesia cukup tertinggal dibanding negara lain.
Menurut Head of APAC GSMA, Julian Gorman, pengembangan ekosistem 5G bukan tugas satu orang saja, tapi semua pemangku kepentingan yang terkait.
"Penting untuk menyatukan semua pemangku kepentingan untuk bekerjasama. Semuanya mulai dari pembuat kebijakan, bisnis dan pemain ekosistem digital untuk bekerjasama," kata Gorman, dikutip dari Detik.com, Selasa (18/12/2019).
Gorman menekankan bahwa pemerintah memiliki peran paling besar dalam memastikan adanya pondasi untuk pengembangan 5G. Operator telekomunikasi pun harus memiliki modal investasi dan kesiapan teknologi, terutama jika nanti spektrum untuk 5G sudah tersedia.
Untuk proses pengembangan ekosistem 5G di Indonesia, Gorman pun mencontohkan apa yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia dalam mengembangkan ekosistem 5G.
Ia mengatakan pemerintah Negeri Jiran meluncurkan satuan tugas khusus yang diisi oleh pemerintah, industri dan anggota ekosistem digital lainnya untuk bekerjasama mengembangkan 5G.
"Sebagai contoh apa yang pernah Malaysia lakukan, mereka baru saja meluncurkan lima area di Malaysia yang fokus kepada use cases 5G yang berbeda-beda. Jadi pemerintah menyediakan insentif dan dukungan untuk industri untuk meluncurkan use cases 5G yang spesifik," jelas Gorman.
"Itu contoh yang kita sarankan kepada pemerintah Indonesia, untuk membentuk satuan tugas untuk menyatukan semua pemangku kepentingan,"
Selain ekosistem yang belum begitu kuat, General Manager Network Strategic Roadmap Telkomsel, Christian Guna Gustiana menyebut secara teknis investasi untuk konektivitas 5G dinilai besar. Sebab, dibutuhkan Base Transceiver Station (BTS) tiga kali lipat dibanding 4G.
"Jika dibandingkan dari sisi power [kekuatan] yang dibutuhkan 5G butuh 3 kali lipat lebih besar, bisa dibayangkan harga 4G sekarang, investasi [5G] yang dibutuhkan akan sangat besar," tuturnya saat Media Update 5G for Industrial di kantor Telkomsel, Jakarta, Rabu (18/12).
Meski begitu, dia berharap nantinya investasi 5G untuk diimplementasikan di Indonesia tak terlalu besar.
"Untuk saat ini kita belum punya juga price list-nya [daftar harga] tetapi mudah-mudahan harga perangkat-nya [menara BTS] tidak besar," pungkas Christian.
(roy/roy) Next Article Are You Ready? Teknologi 5G di Indonesia Dimulai!
Menurut Head of APAC GSMA, Julian Gorman, pengembangan ekosistem 5G bukan tugas satu orang saja, tapi semua pemangku kepentingan yang terkait.
"Penting untuk menyatukan semua pemangku kepentingan untuk bekerjasama. Semuanya mulai dari pembuat kebijakan, bisnis dan pemain ekosistem digital untuk bekerjasama," kata Gorman, dikutip dari Detik.com, Selasa (18/12/2019).
Untuk proses pengembangan ekosistem 5G di Indonesia, Gorman pun mencontohkan apa yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia dalam mengembangkan ekosistem 5G.
Ia mengatakan pemerintah Negeri Jiran meluncurkan satuan tugas khusus yang diisi oleh pemerintah, industri dan anggota ekosistem digital lainnya untuk bekerjasama mengembangkan 5G.
"Sebagai contoh apa yang pernah Malaysia lakukan, mereka baru saja meluncurkan lima area di Malaysia yang fokus kepada use cases 5G yang berbeda-beda. Jadi pemerintah menyediakan insentif dan dukungan untuk industri untuk meluncurkan use cases 5G yang spesifik," jelas Gorman.
"Itu contoh yang kita sarankan kepada pemerintah Indonesia, untuk membentuk satuan tugas untuk menyatukan semua pemangku kepentingan,"
Selain ekosistem yang belum begitu kuat, General Manager Network Strategic Roadmap Telkomsel, Christian Guna Gustiana menyebut secara teknis investasi untuk konektivitas 5G dinilai besar. Sebab, dibutuhkan Base Transceiver Station (BTS) tiga kali lipat dibanding 4G.
"Jika dibandingkan dari sisi power [kekuatan] yang dibutuhkan 5G butuh 3 kali lipat lebih besar, bisa dibayangkan harga 4G sekarang, investasi [5G] yang dibutuhkan akan sangat besar," tuturnya saat Media Update 5G for Industrial di kantor Telkomsel, Jakarta, Rabu (18/12).
Meski begitu, dia berharap nantinya investasi 5G untuk diimplementasikan di Indonesia tak terlalu besar.
"Untuk saat ini kita belum punya juga price list-nya [daftar harga] tetapi mudah-mudahan harga perangkat-nya [menara BTS] tidak besar," pungkas Christian.
(roy/roy) Next Article Are You Ready? Teknologi 5G di Indonesia Dimulai!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular