
Kalah Dari China Soal Internet 5G, AS Disebut Menyedihkan

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengembangan 5G di Amerika Serikat (AS) disoroti oleh mantan CEO Google Eric Schmidt. Menurutnya AS berada di belakang jauh dari China untuk membangun teknologi jaringan cepat itu.
Ini diungkapkan Schmidt dalam op-ed di Wall Street Journal bersama dengan Graham Allison, profesor pemerintahan di Harvard.
"Kinerja AS yang menyedihkan dalam perlombaan 5G adalah tanda kegagalan Amerika yang lebih besar untuk mengikuti China dalam teknologi yang penting secara strategis. China juga lebih unggul dari Amerika dalam manufaktur teknologi tinggi, energi hijau dan banyak aplikasi kecerdasan buatan," kata mereka.
Keduanya mendesak pemerintahan Joe Biden untuk menjadikan 5G sebagai prioritas nasional. Jika tidak, mereka mengatakan "China akan memiliki masa depan 5G".
"Langkah ke kecepatan 5G nyata akan mengarah pada terobosan analog dalam kendaraan otonom, aplikasi virtual reality seperti Metaverse dan area lain yang belum ditemukan," tulis keduanya, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (17/2/2022).
"Aplikasi berlimpah yang bisa menguntungkan badan intelijen suatu negara dan meningkatkan kemampuan militernya".
Schmidt dan Allison mengatakan AS tertinggal dalam sejumlah bidang. Misalnya kecepatan unduh (download) 5G secara rata-rata jauh lebih cepat daripada di AS.
Sebagai informasi, Speedtest melaporkan kecepatan unduh rata-rata di China lebih 299 megabit per detik pada kuartal tiga 2021. Ini jika dibandingkan dengan AS yakni 93,73 megabit per detik.
"Kecepatan internet seluler adalah kemajuan utama 5G, yang memungkinkan domain baru aplikasi terobosan dengan implikasi ekonomi dan keamanan nasional yang kuat," jelas Allison dan Schmidt.
Keduanya juga menyoroti Huawei, yang merupakan raksasa teknologi di China. Menurut mereka, perusahaan masih mendominasi pasar bahkan saat sanksi AS merugikan Huawei.
Schmidt dan Allison juga menjelaskan bidang apa saja yang membuat AS kalah dari China. "Kinerja AS yang menyedihkan pada perlombaan 5G merupakan tanda kegagalan Amerika yang lebih besar untuk mengikuti China dalam teknologi yang penting secara strategis," ungkap mereka.
"China juga lebih unggul dari Amerika pada manufaktur teknologi tinggi, energi hijau serta banyak aplikasi Artificial Intelligence".
(npb/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos XL Axiata Buka-bukaan Alasan 5G Masih Lelet di RI