AS-China Damai Dagang, Harga iPhone Segera Turun?

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
16 December 2019 12:34
AS dan China mengumumkan telah berhasil mencapai kesepakatan dagang face pertama. Kesepakatan damai menyelamatkan Apple dari kenaikan harga, terutama iPhone.
Foto: Penjualan perdana jajaran iPhone 11 di Indonesia. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jakarta, CNBC Indonesia -  Akhir pekan kemarin, AS dan China mengumumkan telah berhasil mencapai kesepakatan dagang face pertama. Kesepakatan damai tersebut menyelamatkan Apple dari kenaikan harga, terutama pada produk iPhone.

Damai dagang ini telah membuat Presiden Donald Trump membatalkan kenaikan tarif bea masuk impor sebesar 15% pada US$156 miliar barang China. Tarif ini dikenakan pada produk termasuk ponsel, komputer dan elektronik.


Apple sendiri telah membayar tarif tersebut kepada AS meski perusahaan tidak menaikkan harga produk Apple. Dengan adanya pembatalan ini menjadi kabar baik karena perang dagang telah mengancam rantai pasok Apple selama ini.

Pada 2018, Apple memproduksi 218 miliar iPhone di China. Apple menolak memberikan komentar soal damai dagang tersebut, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (16/12/2019).

Perlu diketahui, China merupakan pasar utama bagi Apple untuk menjual produk-produknya. Apple melaporkan bahwa mereka mengantongi pendapatan sebesar US$ 51 miliar pada tahun 2018 di China, yang mencakup Hong Kong dan Taiwan.

Dengan adanya suasana damai ini, bisa menjadi angin segar untuk bisa pangsa pasar iPhone di China kembali menguat. Sebelumnya, pengiriman iPhone Apple Inc di China turun lebih dari 35% pada November menandai penurunan dua digit berturut-turut karena penjualan iPhone 11 yang terus melambat. Total pengiriman iPhone di China pada periode September sampai November turun 7,4% dari tahun sebelumnya.

Menurut Wang, yang berbicara dalam bahasa China, perjanjian fase pertama itu akan membantu menopang kepercayaan terhadap ekonomi dunia.

"China tidak pernah percaya bahwa menggunakan [cara-cara] kenaikan tarif adalah cara yang benar ... karena tidak ada pemenang dalam perang dagang," katanya, seraya menambahkan negaranya juga menentang proteksionisme.

[Gambas:Video CNBC]


(roy/roy) Next Article 2021, Kinerja Apple Tumbuh Double Digit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular