
Bukan Ojol, Mesin Uang Grab Kini GrabFood & Grab Financial
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 December 2019 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Grab selama ini dikenal sebagai perusahaan ride hailing (berbagi tumpangan). Namun siapa sangka sekarang penyumbang transaksi terbesar startup asal Singapura ini berasal dari GrabFood dan jasa keuangan atau Grab Financial.
Co-chief and Regional Head GrabFood Lim Kell Jay mengklaim ekspansi agresif Grab di sektor lain dalam beberapa tahun terakhir membuat sektor makanan dan jasa keuangan menyumbang lebih dari 50% gross merchandise volume (GMV). GMV merupakan total nilai transaksi diseluruh platform.
Startup yang memiliki valuasi di atas US$14 miliar atau berstatus decacorn ini memang menjadikan food delivery dan financial services sebagai mesin pertumbuhan berikutnya.
"Kami memulai sebagai perusahaan ride-hailing dan membangun basis pengguna dan melihat tantangan untuk memberikan layanan lebih ke pengguna," ujar Lim Kell Kay seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (12/12/2019). "Kami harus terus merangsang pengguna dan mereka akan terus bertransaksi di platform kami."
Bisnis pengiriman makanan dan jasa keuangan memang jadi bisnis yang menggiurkan di Asia Tenggara. Alasannya, tak terlalu banyak pesaing dalam bisnis pengiriman makanan dan masih banyaknya masyarakat yang belum terjangkau layanan bank.
Grab memang kian ekspansif di bisnis pengiriman makanan. Setelah mengambil alih Uber Asia Tenggara pada 2018, Grab memperluas bisnis GrabFood ke enam negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
"Margin dari pengiriman makanan lebih baik dari ride-hailing," ujar Lim Kell Jay. " Berdasarkan apa yang kami amati dari pasar lain, sangat mungkin bisnis pengiriman akan lebih besar dan lebih profitable ketimbang ride-hailing."
Menurut catatan Hans Tung Patner GGV Capital tentang Meintuan Dianping, sebenarnya sangat sulit untuk mencetak laba dari aplikasi spefisik pengiriman makanan tetapi bila dibundling dengan jasa lain, penggunakan akan tetap berada di platform dan semakin banyak bertransaksi di platform.
Simak video tentang Grab di bawah ini:
(roy/dob) Next Article Alasan Grab Jadikan GrabFood 'Mesin Uang' Baru, Tak Lagi Ojol
Co-chief and Regional Head GrabFood Lim Kell Jay mengklaim ekspansi agresif Grab di sektor lain dalam beberapa tahun terakhir membuat sektor makanan dan jasa keuangan menyumbang lebih dari 50% gross merchandise volume (GMV). GMV merupakan total nilai transaksi diseluruh platform.
Startup yang memiliki valuasi di atas US$14 miliar atau berstatus decacorn ini memang menjadikan food delivery dan financial services sebagai mesin pertumbuhan berikutnya.
![]() |
Bisnis pengiriman makanan dan jasa keuangan memang jadi bisnis yang menggiurkan di Asia Tenggara. Alasannya, tak terlalu banyak pesaing dalam bisnis pengiriman makanan dan masih banyaknya masyarakat yang belum terjangkau layanan bank.
Grab memang kian ekspansif di bisnis pengiriman makanan. Setelah mengambil alih Uber Asia Tenggara pada 2018, Grab memperluas bisnis GrabFood ke enam negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.
"Margin dari pengiriman makanan lebih baik dari ride-hailing," ujar Lim Kell Jay. " Berdasarkan apa yang kami amati dari pasar lain, sangat mungkin bisnis pengiriman akan lebih besar dan lebih profitable ketimbang ride-hailing."
Menurut catatan Hans Tung Patner GGV Capital tentang Meintuan Dianping, sebenarnya sangat sulit untuk mencetak laba dari aplikasi spefisik pengiriman makanan tetapi bila dibundling dengan jasa lain, penggunakan akan tetap berada di platform dan semakin banyak bertransaksi di platform.
Simak video tentang Grab di bawah ini:
(roy/dob) Next Article Alasan Grab Jadikan GrabFood 'Mesin Uang' Baru, Tak Lagi Ojol
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular