
Jokowi Ingin Mas Nadiem Ajarkan Siswa Sekolah Nabung Bank
Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
10 December 2019 15:14

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memandang, literasi keuangan di Indonesia yang baru mencapai 35%, harus ditingkatkan. Oleh karena itu, dia mengimbau kepada Kemendikbud untuk bisa menularkan gemar menabung ke siswa sekolah.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rakortas tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) dan pengembangan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Hotel Mulia, Jakarta, Selatan, Selasa (10/12/2019).
"Harus kita percepat, baik dari tabungan hingga urusan akses kredit. Nabung ini urusannya memang banyak di dinas pendidikan dan kebudayaan, untuk mendorong anak-anak sedini mungkin untuk bisa mengakses perbankan," ujarnya.
"Agar mereka berbondong-bondong belajar menabung. Bisa dari SD, SMP, SMA, atau SMK. Karena kalau kita lihat, literasi keuangan masih 35%, inklusi keuangan masih 75%. Kita masih punya ruang besar mendorong masyarakat bisa mengakses keuangan yang kita miliki," kata Jokowi melanjutkan.
Guna meningkatkan inklusi keuangan, Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini sudah melakukan penyaluran kredit ke kelompok-kelompok usaha di pesantren dan juga daerah.
"Urusan kredit kita sudah memiliki Bank Wakaf Mikro (BWM) di pesantren, meskipun baru 55 Pesantren, Insya Allah akan terus bertambah," jelas Jokowi.
Sementara itu, dia juga memaparakan bahwa anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Mekaar yang saat ini jumlahnya nasabahnya telah mencapai 5,9 juta nasabah.
"Di PNM Mekaar bisa mengambil kredit pertama Rp 2 juta dan bisa naik sampai Rp 10 juta. Ekosistem ini udah kebentuk dan membaik UMKM untuk bisa naik kelas. Tapi butuh waktu," jelas Jokowi.
Jokowi pun juga mengklaim setiap minggu dirinya selalu melihat perkembangan pembayaran kredit di daerah. Dan dia menyebut bahwa kredit macet/NPL terbilang kecil.
"Kredit Macet di BWM, PNM Mekaar dan KUR kecil sekali. Di bawah 1%. Artinya kecil-kecil ini punya kedisplinan dalam etikat yang baik untuk mengembalikan," tuturnya.
Simak video tentang cara OJK dukung literasi keuangan di bawah ini:
(roy/roy) Next Article Darmin: Fintech Perlu Dimajukan Guna Dorong Inklusi Keuangan
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka rakortas tim percepatan akses keuangan daerah (TPAKD) dan pengembangan Bank Wakaf Mikro (BWM) di Hotel Mulia, Jakarta, Selatan, Selasa (10/12/2019).
"Harus kita percepat, baik dari tabungan hingga urusan akses kredit. Nabung ini urusannya memang banyak di dinas pendidikan dan kebudayaan, untuk mendorong anak-anak sedini mungkin untuk bisa mengakses perbankan," ujarnya.
Guna meningkatkan inklusi keuangan, Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah saat ini sudah melakukan penyaluran kredit ke kelompok-kelompok usaha di pesantren dan juga daerah.
"Urusan kredit kita sudah memiliki Bank Wakaf Mikro (BWM) di pesantren, meskipun baru 55 Pesantren, Insya Allah akan terus bertambah," jelas Jokowi.
Sementara itu, dia juga memaparakan bahwa anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Mekaar yang saat ini jumlahnya nasabahnya telah mencapai 5,9 juta nasabah.
"Di PNM Mekaar bisa mengambil kredit pertama Rp 2 juta dan bisa naik sampai Rp 10 juta. Ekosistem ini udah kebentuk dan membaik UMKM untuk bisa naik kelas. Tapi butuh waktu," jelas Jokowi.
Jokowi pun juga mengklaim setiap minggu dirinya selalu melihat perkembangan pembayaran kredit di daerah. Dan dia menyebut bahwa kredit macet/NPL terbilang kecil.
"Kredit Macet di BWM, PNM Mekaar dan KUR kecil sekali. Di bawah 1%. Artinya kecil-kecil ini punya kedisplinan dalam etikat yang baik untuk mengembalikan," tuturnya.
Simak video tentang cara OJK dukung literasi keuangan di bawah ini:
(roy/roy) Next Article Darmin: Fintech Perlu Dimajukan Guna Dorong Inklusi Keuangan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular