Ini Duan Yongping 'Godfather' Ponsel China, Bos Oppo & Vivo

Roy Franedya, CNBC Indonesia
03 December 2019 15:18
Ini Duan Yongping 'Godfather' Ponsel China, Bos Oppo & Vivo
Foto: Duan Yongping (Ist via DetikInet)
Jakarta, CNBC Indonesia - BBK Electronics kini diperhitungkan sebagai salah satu raksasa teknologi China yang menguasai pasar ponsel dunia. Maklum, BBK merupakan induk usaha dari Oppo, Vivo, Realme dan OnePlus.

Menurut Data Counterpoint Research, pada kuartal III-2019, Oppo adalah produsen ponsel terbesar keempat di dunia dari sisi pengapalan. Vivo dan Realme masing-masing berada di peringkat enam dan tujuh. BBK Group mengapalkan 72,4 juta unit ponsel.


BBK didirikan oleh Duan Yongping pada 1995. Duan Yongping pun dianggap sebagai "godfather" smartphone China, di mana ia mengembangkan dua brand besar Oppo dan Vivo yang bersaing dengan Samsung Electronics, Apple, Huawei. OnePlus dan Realme pun diprediksi akan menjadi pemain internasional berikutnya.

Duan Yongping merupakan miliuner China yang tertutup tetapi dermawan. Huran China Rich List menghitung kekayaannya mencapai US$1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun (asumsi US$1 = Rp 14.000).

Ini Duan Yongping 'Godfather' Ponsel China, Bos Oppo & VivoFoto: Oppo reno 2 (Dok. Oppo)

Kesuksesan Duan Yongping saat ini merupakan buah dari kerja kerasnya. Duan muda lahir dari keluarga sederhana di provinsi Jiangxi, China. Ia merupakan alumnus dari jurusan teknik elektronik nirkabel Universitas Zhengjiang pada 1978.

Setelah sebentar bekerja sebagai guru di pusat pendidikan Pabrik Radio Rube Beijing, ia melanjutkan pendidikan ke Renmin University mengambil jurusan ekonomi pada 1989, seperti dikutip dari South China Morning Post, Selasa (3/12/2019).


Pada tahun yang sama, ia bergabung dengan Zhongshan Yihua Group untuk mengelola unit bisnis yang bermasalah dan mengubahkan menjadi menguntungkan.

Di perusahaan ini kemudian Duan Yongping membuat unit konsol video game murah bernama Subor Electronics Industry Corp dan menduduki posisi chief executive.


Subor Electronics ternyata sukses dengan menghadirkan versi murah dari Nintendo Famicom dan menghadirkan menghasilkan penjualan hingga 1 miliar yuan atau setara US$148 juta pada 1995.

Melihat kesuksesan dari Subor Electronics, Duan Yongping mengajukan rencana pemisahan atau spin off bisnis dan meminta sebagai saham perusahaan. Namun usulan tersebut ditolak.

Ia Kemudian meninggalkan Zhongshan Yihua Group dan mendirikan BBK dimana ia menguasai 70 saham perusahaan. Ia kemudian membagi perusahaan ke dalam tiga segmen bisnis. Yakni, edukasi elektronik, audiovisual yang membuat VCD dan DVD player dan komunikasi yang membuat smartphone dan telepon tanpa kabel.


Pada awal bisnisnya, BBK sukses di bisnisVCD dan DVD players dan menjadi pemimpin pasar di segmen ini di China.

Pada 1999, Duan Yongping memperkenalkan program kemitraan. Program ini dikemudian hari menghadirkan Oppo Electronics pada 2004 dan Vivo Communication pada 2009. Akibat program kemitraan ini kepemilikannya di BBK turun menjadi tinggal 17%.

Ini Duan Yongping 'Godfather' Ponsel China, Bos Oppo & VivoFoto: Vivo Nex 3. (ist)

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Duan Yongping menyatakan ponsel bukanlah keahliannya tetapi perusahaannya bisa melakukannya dengan baik.

Keputusan ini terbukti berhasil. Industri ponsel Android berkembang pesat di Chna ketika jaringan 3G dan 4G meluncur dan menjangkau seluruh China. Pada 2018, Oppo dan Vivo adalah pemasok ponsel terbesar ketiga dan keempat di China. Pasar China dipimpin oleh Huawei dan Xiaomi.


"Pada tahun-tahun awal, kami sering mengatakan produk kami memberikan nilai bagus dengan harga murah," kata Duan Yongping. "Tetapi selama bertahun-tahun, saya telah belajar bahwa kami hanya membuat alasan untuk produk yang lebih rendah."

Pada 2002, Duan Yongpong bermigrasi ke Amerika Serikat (AS) untuk berkumpul dengan keluarga. Ia mengaku tidak pernah dan tidak suka melakukan investasi yang bersifat spekulatif.


"Hanya bertaruh pada hal-hal yang kamu mengerti," ujarnya. "Fokus pada memahami model bisnis dan bagaimana bisnis menghasilkan uang. 95% investor fokus pada apa yang akan dilakukan pasar. Itu salah."
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular