
Mochtar Riady Soal OVO: Terus Bakar Uang Bagaimana Kami Kuat!
Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
28 November 2019 14:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Pendiri sekaligus pemilik Lippo Group Mochtar Riady menjelaskan saat ini kepemilikan saham Lippo di OVO tinggal 30% saja. Namun Lippo tetap menjadi pemegang saham utama OVO.
Mochtar Riady mengatakan Lippo Group menjual dua pertiga saham OVO kepada investor lain karena tidak kuat terus mendukung aksi bakar uang perusahaan lewat program diskon dan potongan harga.
"Terus bakar uang bagaimana kami kuat," ujar Mochtar Riady di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
Sebelumnya, CNBC Indonesia melaporkan Lippo Group berencana untuk hengkang dari OVO karena tak kuat terus memasok dana untuk aksi korporasi perusahaan. Sumber CNBC Indonesia mengatakan OVO menghabiskan US$ 50 juta per bulan.
Namun informasi ini dibantah oleh President OVO Karaniya Dharmasaputra. Menurutnya, pada awalnya, OVO didirikan, dirintis dan dikembangkan Lippo Group. Saat ini pemegang saham OVO sudah sangat beragam.
Seiring pertumbuhan OVO yang sangat pesat hanya dalam waktu dua tahun ini. OVO saat ini merupakan perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional.
"Soal rumor itu, saya malah beberapa waktu lalu baru saja ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak John Riady, soal pengembangan OVO ke depan. Kepada saya, Beliau banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/11/2019).
Karaniya menambahkan ia tidak bisa memaparkan soal biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dana promosi dan operasional.
"Tapi mohon dicatat bahwa OVO punya roadmap yang jelas untuk menuju profitabilitas, sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable. Kami baru berusia dua tahun, dan sedang dalam tahap edukasi dan pengembangan pangsa pasar," jelas Karaniya.
"Ini penting, karena e-money masih berada di level infancy di Indonesia pada saat ini, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan," jelasnya.
Adrian Suherman, Presiden Direktur PT Multipolar Tbk dan Direktur Lippo Group mengatakan rumor yang beredar sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.
"Sebagai pendiri OVO, kami sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut," ujar Adrian dalam keterangan, Minggu (17/11/21019).
Bersama para pemegang saham lain, tuturnya, Lippo tetap merupakan bagian dari OVO dan selalu mendukung kemajuan OVO.
"(OVO) yang hanya dalam dua tahun telah berkembang pesat menjadi perusahaan fintech e-money Indonesia yang semoga dapat menjadi kebanggaan nasional dan akan terus mendukung upaya pemerintah, BI dan OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air," katanya.
(roy/roy) Next Article Lippo Lepas Saham, Bos OVO Buka Suara
Mochtar Riady mengatakan Lippo Group menjual dua pertiga saham OVO kepada investor lain karena tidak kuat terus mendukung aksi bakar uang perusahaan lewat program diskon dan potongan harga.
"Terus bakar uang bagaimana kami kuat," ujar Mochtar Riady di Jakarta, Kamis (28/11/2019).
![]() |
Namun informasi ini dibantah oleh President OVO Karaniya Dharmasaputra. Menurutnya, pada awalnya, OVO didirikan, dirintis dan dikembangkan Lippo Group. Saat ini pemegang saham OVO sudah sangat beragam.
Seiring pertumbuhan OVO yang sangat pesat hanya dalam waktu dua tahun ini. OVO saat ini merupakan perusahaan independen yang dikelola oleh manajemen profesional.
"Soal rumor itu, saya malah beberapa waktu lalu baru saja ketemu dan ngobrol panjang dengan Pak John Riady, soal pengembangan OVO ke depan. Kepada saya, Beliau banyak memberikan masukan dan selama ini sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (14/11/2019).
Karaniya menambahkan ia tidak bisa memaparkan soal biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dana promosi dan operasional.
"Tapi mohon dicatat bahwa OVO punya roadmap yang jelas untuk menuju profitabilitas, sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable. Kami baru berusia dua tahun, dan sedang dalam tahap edukasi dan pengembangan pangsa pasar," jelas Karaniya.
"Ini penting, karena e-money masih berada di level infancy di Indonesia pada saat ini, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan," jelasnya.
Adrian Suherman, Presiden Direktur PT Multipolar Tbk dan Direktur Lippo Group mengatakan rumor yang beredar sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.
"Sebagai pendiri OVO, kami sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut," ujar Adrian dalam keterangan, Minggu (17/11/21019).
Bersama para pemegang saham lain, tuturnya, Lippo tetap merupakan bagian dari OVO dan selalu mendukung kemajuan OVO.
"(OVO) yang hanya dalam dua tahun telah berkembang pesat menjadi perusahaan fintech e-money Indonesia yang semoga dapat menjadi kebanggaan nasional dan akan terus mendukung upaya pemerintah, BI dan OJK untuk meningkatkan inklusi keuangan di Tanah Air," katanya.
(roy/roy) Next Article Lippo Lepas Saham, Bos OVO Buka Suara
Most Popular