Lippo Lepas Saham, Bos OVO Buka Suara

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
28 November 2019 15:26
Manajemen OVO akhirnya buka suara mengenai aksi Grup Lippo melepas sebagian kepemilikan di startup dompet elektronik ini.
Foto: Pedagang menjajakan dagangannya dengan sistem pembayaran cashless di Pasar PSPT Tebet Jakarta Selatan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia- Manajemen OVO akhirnya buka suara mengenai aksi Grup Lippo melepas sebagian kepemilikan di startup dompet elektronik ini.

Presiden OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan dalam dunia startup setiap investor bisa terdilusi jumlah kepemilikan sahamnya bila tidak ikut dalam aksi korporasi penambahan modal.

"Misalnya kalau saya invest ada dua pilihan ketika company membutuhkan capital baru, apakah saya ingin menambah kepemilikan modal saya atau saya memilih tidak ikut menambah kepemilikan modal. Kalau saya tidak ikut otomatis saham saya terdelusi," ujar Karaniya menjawab pertanyaan mengenai Lippo melepas sebagian kepemilikan di OVO, Kamis (28/11/2019).


Karaniya juga menjawab bakar uang adalah proses yang biasa dalam perusahaan teknologi. Namun dia mengatakan bahwa proses bakar uang diperusahaan teknologi berbeda dengan perusahaan konvensional.

Tujuannya, tutur dia, adalah untuk mengedukasi customer terhadap produk dari startup tersebut. "Semua perusahaan teknologi melakukan upaya mengedukasi publik untuk mereka menggunakan teknologi," ujarnya.

Sebelumnya Pendiri dan Chairman Grup Lippo Mochtar Riady akhirnya mengakui telah menjual sebagian besar saham OVO yang dikendalikan oleh PT Visionet International. Alasannya, karena Lippo sudah tidak kuat lagi bakar uang akibat praktik pemasaran yang jor-joran diskon.

"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang kita tinggal sekitar 30-an persen atau satu pertiga. jadi dua pertiga kita jual," ujar Mochtar dalam acara Indonesia Digital Conference (IDC), Kamis (28/11/2019).

Mochtar mengatakan bahwa Lippo sudah tidak kuat untuk mendanai OVO yang terus membakar uang demi promosi. "Terus bakar uang, bagaimana kita kuat?"

Sumber CNBC Indonesia membisikkan Lippo Group berniat hengkang karena tak kuat memasok dana untuk mendukung aksi bakar uang dengan layanan gratis, diskon dan cashback. Dalam dua tahun terakhir OVO disebut agresif bakar uang investor.

"Lippo Group berencana cabut dari OVO. Tiap bulan OVO menghabiskan US$50 juta (Rp 700 miliar)," ujar sumber tersebut seperti dikutip Kamis (14/11/2019).


Namun Adrian Suherman, Presiden Direktur PT Multipolar Tbk, anak usaha Lippo Group sekaligus induk usaha OVO, sempat membantah dan menyatakan rumor tersebut sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta.

"Sebagai pendiri OVO, kami sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut," ujar Adrian yang juga menjabat sebagai Direktur di Lippo Group dalam keterangan, Minggu (17/11/21019).



(dob/dob) Next Article Bos OVO: Kami Punya Roadmap Jelas Untuk Menuju Profitabilitas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular