Kasus Spionase Twitter Bahayakan Facebook & Apple Cs, Kenapa?

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
11 November 2019 12:20
Dua mantan karyawan twitter disebut jadi mata-mata Arab Saudi dan Keluarga Kerjaan untuk mengungkap data pengkritik kerjaan.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaDugaan mantan karyawan Twitter yang jadi mata-mata Arab Saudi menyadarkan berbagai pihak akan adanya risiko pada perusahaan-perusahaan Silicon Valley yang memegang data sensitif, yang membuat platform tersebut rentan akan aksi spionase.

Menurut dakwaan hakim federal, dua orang Saudi dan satu warga AS diduga bekerja sama untuk mengungkap data kepemilikan akun Twitter yang mengkritik pemerintahan Arab Saudi dan keluarga kerajaan.


Para analis mengatakan insiden itu menunjukkan bagaimana database besar yang dipegang oleh Silicon Valley bisa menjadi target bagi badan intelijen, yang seringkali memberikan tekanan kepada orang dalam perusahaan.

"Kasus Twitter menunjukkan, bagaimana data bukan hanya aset, tetapi juga kewajiban bagi perusahaan," kata Adrian Shahbaz, direktur penelitian untuk teknologi dan demokrasi di Freedom House, sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (11/11/2019).

"Untuk perusahaan yang mempunyai data dalam jumlah besar, tantangannya adalah bagaimana menjaga keamanannya, bukan hanya dari peretas, tetapi juga dari karyawan yang jahat."

Shahbaz mengatakan, platform seperti Twitter dan Facebook tetap menjadi alat penting bagi aktivis hak asasi manusia, tetapi pengguna juga harus menyadari adanya potensi kebocoran data, baik oleh negara maupun dari orang dalam.

"Sesuatu yang mengkhawatirkan melihat bagaimana pemerintah menggunakan taktik untuk mengeksploitasi kelemahan di internet, membungkam orang-orang yang berbeda pendapat," katanya.

"Ini seperti permainan 'kucing dan tikus' antara pengguna dan pemerintah dengan sumber daya yang sangat baik."

Bruce Schneier, seorang peneliti keamanan dan rekan di Berkman Klein Centre for Internet & Society mengatakan tidak mengherankan melihat pemerintah menargetkan basis data platform teknologi.

"Kami semua menganggap itu sering terjadi. Tapi untuk yang ini (penuntutan) jarang muncul," kata Schneier.


(roy/roy) Next Article Jadi Mata-mata Saudi, Mantan Karyawan Twitter Ditangkap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular