Digital Banking, Benarkah Bank Tidak Butuh Cabang Lagi?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
08 November 2019 18:32
Digital Banking, Benarkah Bank Tidak Butuh Cabang Lagi?
Foto: PMI di Hong Kong sedang Melakukan Transaksi dengan Mobile Banking BNI. Layanan digital BNI Sudah Bisa Dinikmati oleh Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong. (dok. BNI)
Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini ada fenomena baru yang terjadi di industri perbankan. Kalau dulu bank berlomba-lomba untuk ekspansi dengan membuka kantor cabang untuk dekat dengan nasabahnya, kini para nasabah malas pindah ke bank.

Fenomena ini didorong dengan adanya perkembangan terutama teknologi digital. Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat membuat perbankan mulai beralih untuk mengembangkan layanan perbankan dengan sentuhan digital.

Mari tengok salah satu bank yang kantor cabangnya mulai sepi dari nasabah, BCA. Sebagai bank dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, ribuan kantor cabang BCA mulai sepi dari nasabah.

Berdasarkan data BCA sendiri pada 2007 sebanyak 71% nasabah bertransaksi melalui ATM, 17% melalui cabang dan sisanya melalui mobile banking. Namun sekarang 75% nasabah bertransaksi melalui mobile banking dan internet banking, 23% melalui ATM. Peran kantor cabang makin minim hanya 1,8% saja.


Tak dapat dipungkiri bahwa peran kantor cabang mulai digantikan oleh bank yang ada di genggaman tangan alias ponsel. Dulu sebelum ada mobile banking dan internet banking untuk mentransfer uang saja perlu pergi ke cabang atau bahkan ke ATM. Namun sekarang tak perlu repot, tinggal keluarkan gadget dari saku buka aplikasinya dan kirim sejumlah nominal yang diinginkan.

Lantas, masih perlukah kantor cabang bagi bank? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu harus diketahui lebih dahulu kenapa perilaku nasabah mulai bergeser.

Menurut penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia setidaknya dua tiga faktor utama yang mendorong pergeseran pola perilaku tersebut.

Pertama adalah penetrasi internet dan ponsel pintar yang sangat tinggi di Indonesia. Menurut studi yang dilakukan olehStatista, jumlah pengguna ponsel pintar di Indonesia tiap tahunnya meningkat dan diprediksi akan terus meningkat. 
Benarkah Bank Tidak Butuh Kantor Cabang LagiSumber : Statista
Di samping itu, jumlah masyarakat Indonesia yang terhubung ke internet juga terus bertumbuh. Studi yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia menyebutkan bahwa pada 2018 sebanyak 171 juta orang Indonesia terhubung ke internet. Jumlah tersebut setara dengan hampir 65% dari total populasi.

Faktor kedua yang juga membuat orang Indonesia mulai beralih ke digital banking adalah karakter orang Indonesia yang boleh dibilang keranjingan teknologi. Lembaga konsultan global kenamaan McKinsey & Company melakukan survei terhadap lebih dari 900 responden nasabah bank di Indonesia pada 2017.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nasabah perbankan Indonesia sangat antusias untuk mengadopsi teknologi perbankan digital. Hampir enam dari sepuluh nasabah perbankan Indonesia antusias untuk menggunakan layanan perbankan digital. Jumlah ini melampaui negara lain seperti Malaysia, Thailand Vietnam dll.
Benarkah Bank Tidak Butuh Kantor Cabang LagiSumber : McKinsey & Company


Kedua faktor tersebut menjadi pendorong utama tren transaksi digital seperti sekarang ini. Sebenarnya bank dapat memanfaatkan tren ini untuk mengambil peran mengingat potensi pasar masih terbuka lebar. Hingga 2018 saja populasi masyarakat Indonesia yang masuk unbanked population di Indonesia masih tinggi.

Menurut laporan e-Conomy SEA menyebutkan bahwa setidaknya ada 92 juta orang Indonesia atau setengah populasi orang dewasa belum mendapat akses keuangan formal seperti perbankan. Jumlah tersebut hampir 35% dari total populasi.


Belum lagi sekarang bank di Indonesia tidak hanya bersaing dengan bank lainnya sebagai kompetitor. Namun bank juga bersaing dengan perusahaan finansial technology (fintech) yang jumlahnya menjamur dalam beberapa tahun ini.

Perusahaan fintech ini berada di sepanjang rantai nilai bisnis perbankan menyediakan solusi transaksional melalui uang digital hingga penyaluran kredit melalui peer to peer lending.

Untuk itu, digitalisasi dalam sektor perbankan mutlak diperlukan guna tetap mampu beradaptasi. Digitalisasi tidak berarti kemudian berlomba-lomba menutup kantor cabang dan mengalokasikan duit untuk pengembangan sistem digital.

Tantangan perbankan justru terletak di bagaimana mengintegrasikan setiap touchpoint yang ada untuk memberikan layanan prima bagi nasabah. Baik itu yang berbentuk fisik seperti kantor cabang maupun yang berbentuk aplikasi digital.

Bagaimanapun juga kantor cabang hingga saat ini masih memiliki peran yang penting. Kembali mengutip laporan McKinsey, kantor cabang dan ATM merupakan salah satu pertimbangan nasabah memilih bank, selain itu juga kantor cabang juga masih dirasa lebih unggul dari segi keamanan dalam bertransaksi terutama transaksi yang sifatnya kompleks.

Selain itu, pada kasus BCA walau dari segi pengunjung terus menurun namun dari segi transaksi masih mendominasi. Jumlahnya hingga 50%. Artinya eksistensi cabang masih dibutuhkan untuk mengelola uang tunai, kliring, cek dan lainnya.

Maka strategi yang mungkin dilakukan perbankan terkait kantor cabang ini adalah rasionalisasi jumlah dan peran kantor cabang. Bank dituntut mampu untuk merasionalisasi peran kantor cabang. Bank juga dituntut mampu untuk mengintegrasikan layanan yang ada.

Contoh integrasi yang dapat dilakukan dan sudah mulai diaplikasikan adalah, untuk jenis transaksi yang rumit, nasabah diberikan akses ke mobile banking untuk menentukan masalah kapan waktu transaksi akan dijalankan sehingga nasabah tidak perlu mengantre lama dan membuang waktunya.

Atau bisa juga dilakukan untuk memfasilitasi masyarakat urban dengan mobilitas tinggi, bank dapat memberikan layanan pembukaan akun melalui aplikasi mobile banking dan kemudian dapat mengambil buku tabungan maupun kartu rekening di bank setelah selesai tanpa harus menunggu.

Jadi intinya adalah rasionalisasi kantor cabang dengan mempertimbangkan kebutuhan, karakteristik serta segmen nasabah guna memberikan layanan yang prima.



TIM RISET CNBC INDONESIA




Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular