
OVO Unicorn ke-5 RI yang Bikin Netizen Teriak-teriak
Roy Franedya, CNBC Indonesia
06 November 2019 06:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Warganet (netizen) banyak berkeluh kesah mengenai OVO di Twitter. Penyebabnya, layanan dompet digital milik Lippo Group ini error lebih dari 6 jam dan rencana penarikan biaya transfer ke bank.
Layanan OVO error mulai pukul 10.00 WIB pada Selasa (5/11/2019). Awalnya netizen tidak bisa masuk ke layanan OVO. Setiap kali mau log-in pengguna diminta untuk scan sidik jari dan setelahnya muncul peringatan akan adanya maintenance atau pemeliharaan.
Setelahnya pengguna sudah bisa masuk tetapi muncul informasi 'gagal memuat saldo'. Pengguna juga tidak bisa melakukan pembayaran, top up atau transfer dana.
Manajemen OVO pun mengakui adanya gangguan yang membuat pengguna tidak bisa mengakses layanan dompet digital ini.
"Saat ini aplikasi OVO sedang mengalami gangguan sebagai akibat dari gangguan jaringan yang mempengaruhi sebagian pengguna OVO," ujar Sinta Setyaningsih, Head of Public Relations OVO dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2019).
"Tim OVO sedang berupaya untuk mengatasi kendala ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami pengguna dan merchant OVO."
Selain itu, netizen juga berkeluh kesah soal biaya yang dikenakan untuk layanan transfer ke bank. Tarifnya Rp 2.500 per transaksi. Biaya ini dikenakan pada fitur OVO Cash dan mulai berlaku 12 Desember 2019.
Melalui Twitter resmi @ovo_id mengatakan biaya tersebut lebih hemat dan memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi.
Bila dibandingkan perbankan, biaya ini memang lebih murah. Untuk transaksi transfer dalam satu bank dikenakan biaya Rp 3.500 per transaksi. Adapun transaksi antar bank dikenakan biaya Rp 6.500 per transaksi.
Namun bila dibandingkan dengan GoPay, biaya ini lebih mahal. Sebab, GoPay hanya mengenakan biaya Rp 1.000 per transaksi.
Asal tahu saja, dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar. Unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar atau Rp 14 triliun. Meski nilai perusahaan tinggi, startup ini masih masih mencatatkan kerugian.
CB Insights menyatakan OVO menyandang status unicorn ini sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan valuasi OVO terbilang cukup cepat bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn.
Berikut daftar startup unicorn Indonesia beserta dengan valuasinya:
(roy/sef) Next Article OVO Error Hari Ini, Netizen: Duit Cash Nggak Ada Tandingannya
Layanan OVO error mulai pukul 10.00 WIB pada Selasa (5/11/2019). Awalnya netizen tidak bisa masuk ke layanan OVO. Setiap kali mau log-in pengguna diminta untuk scan sidik jari dan setelahnya muncul peringatan akan adanya maintenance atau pemeliharaan.
Setelahnya pengguna sudah bisa masuk tetapi muncul informasi 'gagal memuat saldo'. Pengguna juga tidak bisa melakukan pembayaran, top up atau transfer dana.
Manajemen OVO pun mengakui adanya gangguan yang membuat pengguna tidak bisa mengakses layanan dompet digital ini.
"Saat ini aplikasi OVO sedang mengalami gangguan sebagai akibat dari gangguan jaringan yang mempengaruhi sebagian pengguna OVO," ujar Sinta Setyaningsih, Head of Public Relations OVO dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2019).
"Tim OVO sedang berupaya untuk mengatasi kendala ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami pengguna dan merchant OVO."
Selain itu, netizen juga berkeluh kesah soal biaya yang dikenakan untuk layanan transfer ke bank. Tarifnya Rp 2.500 per transaksi. Biaya ini dikenakan pada fitur OVO Cash dan mulai berlaku 12 Desember 2019.
Melalui Twitter resmi @ovo_id mengatakan biaya tersebut lebih hemat dan memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi.
Bila dibandingkan perbankan, biaya ini memang lebih murah. Untuk transaksi transfer dalam satu bank dikenakan biaya Rp 3.500 per transaksi. Adapun transaksi antar bank dikenakan biaya Rp 6.500 per transaksi.
Namun bila dibandingkan dengan GoPay, biaya ini lebih mahal. Sebab, GoPay hanya mengenakan biaya Rp 1.000 per transaksi.
Asal tahu saja, dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar. Unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar atau Rp 14 triliun. Meski nilai perusahaan tinggi, startup ini masih masih mencatatkan kerugian.
CB Insights menyatakan OVO menyandang status unicorn ini sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan valuasi OVO terbilang cukup cepat bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn.
Berikut daftar startup unicorn Indonesia beserta dengan valuasinya:
- Gojek dengan valuasi US$10 miliar (Rp 140 triliun)
- Tokopedia dengan valuasi US$ 7miliar (Rp 98 triliun)
- OVO dengan valuasi US$2,9 miliar (Rp 40,6 triliun)
- Traveloka dengan valuasi US$ 2 miliar (Rp 28 triliun)
- Bukalapak dengan valuasi US$ 1 miliar (Rp 14 miliar).
(roy/sef) Next Article OVO Error Hari Ini, Netizen: Duit Cash Nggak Ada Tandingannya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular